Kamis, 20 Oktober 2022

Aji Saepi Angin

 Aji saepi angin adalah ajian yang membuat pemiliknya bisa berlari secepat kilat bagaikan angin, didalam kisah pewayangan jawa aji saepi angin dimiliki oleh arjuna panengah pandawa, ajian itu didapatkan arjuna saat bima mengikuti sayembara di pancala yang memperebutkan dewi drupadi dimana Raden Patih Gondomono yang membuat sayembara siapa yang bisa mengalahkannya ialah yang berhak memboyong dewi drupadi saat itu tidak ada satupun yang bisa mengalahkan patih gondomono termasuk Bima, namun saat bima diringkus oleh patih gondomono dengan diijak punggungnya dan dijambak rambutnya sehingga tidak bisa bergerak, saat itu arjuna bingung melihat kakaknya yang kalah sayembara, namun saat patih gondomono melihat arjuna ia langsung teringat dengan gurunya yang memberikan berbagai ilmu kepadanya yaitu prabu pandu yang mana adalah ayah dari pandawa tersebut, saat itu pula genggaman gondomono mulai melemah dan bima yang berusaha melepaskan rambut yang dipegang oleh raden gondomono tanpa sengaja kuku pancanaka milik bima mengenai telapak tangan raden gondomono dan memnjadi jalan kematiannya,, saat sebelum mati dan manjing menjadi satu dengan bima raden gondomono sempat memberikan wasiat berupa Kalung robyong yang diberikan kepada Yudistira, Aji Bandung Bondowoso, ungkal bener, Blabag Pengantol-antol, Kepada BIma, dan Aji Saepi Angin Kepada Arjuna.

tak hanya dalam dunia Pewayangan dan Ilmu kejawen, namun di manca negara pun ternyata ada banyak tokoh yang memiliki kemampuan khusus yang menyerupai aji saepi angin ini, salah satunya adalah tokoh super Hero yang sangat populer dalam Fantastic four yaitu Flash yang memiliki kekuatan un



tuk berlari secepat kilat, Selain itu ada juga tokoh Sonic yang memiliki kecepatan lari yang luar biasa, tokoh Koga dalam Film Inuyasa, Minato dalam flm Naruto dan masih banyak lagi.  

Share:

Senin, 10 Oktober 2022

Aji Braja Musti


Didalam cerita Pewayangan Jawa Ada kisah Raden Gatot Kaca yang memiliki ajian sangat sakti yaitu aji Braja Musti. ajian ini memiliki kekuatan besar dimana siapa saja yang terkena akan langsung tewas dalam sekali pukul. Ajian ini didapatkan gatot kaca saat akan diangkat menjadi raja di negara Pringgondani dimana saat itu  ada penolakan dari pamannya yang bernama Braja denta. Raden braja denta adalah saudara dari Arimbi ibunya gatotkaca, keadaan di negara pringgandani saat itu sangat genting karena raden braja denta telah dipengaruhi oleh patih sangkuni agar tidak menyetujui pengangkatan raden gatotkaca menjadi raja muda di pringgondani karena dianggap raden braja denta yang lebih layak menduduki kursi kerajaan pringgandani sehingga berakhir dengan pertarungan antara braja denta dengan gatotkaca, namun gatotkaca kalah karena braja denta memiliki kesaktian sangat sakti. arimbi pun tak bisa menghentikan brajadenta yang mengamuk. namun ada saudara dari braja denta yang juga merupakan paman dari gatotkaca yaitu raden braja musti yang memberikan bantuan kepada gatotkaca. braja musti membantu gatotkaca dengan masuk kedalam tangan kanan gatot kaca dan berpesan kepada gatotkaca untuk memukul raden braja denta. hal itulah yang akhirnya membuat brajadenta tumbang dan menjelma menjadi aji braja denta yang masuk kedalam tangan kiri gatot kaca. jadi raden gatotkaca memiliki aji braja musti dan braja denta di tangan kanan dan kirinya. kedua ajian itu adalah warisan prabu pandu yang diajarkan kepada prabu kala tremboko raja negara pringgandani yang keduanya merupakan kakek dari Raden Gatotkaca.

Di dalam kepercayaan agama hindu ada istilah Senjata Nawa Sanga dimana tu adalah senjata dari sembilan dewa yang menjaga alam semesta. salah satu dari senjata nawa sanga itu adalah senjata vajra atau jika dijawa sering dikenal dengan senjata bajra yang dimiliki oleh dewa indra. dewa indra sendiri adalah dewa langit yang menjadi raja bagi para gandarwa dimana langit sendiri memiliki kekuatan yang sangat ditakuti yaitu petir. vajra sendiri berarti petir dan dijawa bajra juga diartikan dengan petir atau guntur sehingga jika ditarik benang merah aji braja musti yang sering kita kenal dijawa dapat diartikan pukulan petir. wajar saja jika terkena ajian ini seorang akan langsung tumbang, secara nalar tidak ada manusia biasa yang mampu menahan petir.  

Share:

Watu Item Dan Perahu Gabus

Di Jawa sering kita dengar pepatah yang mengatakan "Sasat Ngenteni Kumambange Watu Item , Sileme Perahu Gabus" jika diartikan ke bahasa indonesia " Ibarat menunggu ter apungnya Batu hitam , dan tenggelamnya perahu spon/gabus". kata ini sangatlah populer dan sering dipakai untuk menyebut atau mengibaratkan sesuatu yang tidak akan terjadi. hal ini karena Watu item atau batu hitam sendiri adalah jenis batu yang memiliki struktur paling padat dan memiliki tingkat kekerasan tinggi di bandingkan batu lain sehingga bobot dari batu ini pun terolong sangat berat sehingga sangat mustahil jika akan terapung ke permukaan air. 

sedangkan perahu gabus disini yang dimaksut adalah spon yang memiliki pori-pori padat yang biasa dipakai untuk melapisi barang elektronik saat dipacking di daam kardus. benda ini memiliki berat yang sangat ringan sehingga kemungkinan sangatlah kecil jika akan tenggelam karena strukturnya sangat padat dan ringan.  


Share:

Jumat, 30 September 2022

Mengenal Jati Diri/ Guru sejati/ Dewa Ruci

 


Dewa Ruci

Pagi yang indah di padepokan soka lima, padepokan tempat tinggal begawan drona, seperti biasa pagi yang cerah itu dihiasi oleh kicauan burung yang merdu dan kumbang-kumbang yang berkumpul menghisap sari-sari bunga , padepokan yang yang didesain dengan pendopo kecil yang biasanya dipakai untuk berkumpulnya para siswa dari resi drona dengan dikelilingi tanaman bunga yang menyebarkan aroma wewangian. Ikan di kolam seolah menari di dalam air ikut menikmati keindahan pagi di padepokan sokalima.   Pagi itu berjalan seperti biasa , sang begawan drona yang telah  selesai bermeditasi segera duduk di pendopo kecil untuk menikmati udaa segar dan minum teh untuk menghangatkan badan, di sana sang resi ditemani oleh sang anak tunggal yaitu bambang aswatama, mereka berbicara tentang ilmu memanah dan sesekali membicarakan bima yang akhir-akhir ini mendekat dengan sang resi drona untuk mempelajari ilmu ketuhanan.

Sebelum pembicaraan mereka selesai, tiba-tiba terdengar suara kereta kuda dengan di iringi oleh pasukan berkuda. Ternyata itu adalah utusan dari negara hastina pura. Tanpa terduga sang begawan drona didatangi oleh patih sangkuni dengan para kurawa serta prajurit andalan negara hastina pura, seperti biasa drona menyambut baik tamu agung dari negara hastina tersebut. namun kedatangan sangkuni tidak bermaksut baik, ia mempermasalahkan atas ketidak hadiran resi drona dalam pertemuan kerajaan beberapa bulan terakhir, yang kedua sangkuni menyalahkan drona yang akhir-akhir ini dekat dengan panenggak pandawa yaitu bima yang jelas-jelas adalah musuh bagi para kurawa, para kurawa khawatir drona akan memberikan ilmu yang tinggi kepada bima dan memperkuat pandawa . hal ini dianggap sangat mengancam keselamatan para kurawa. Resi drona menjelaskan bahwa ia memang tidak hadir dalam beberapa pertemuan di kerajaan dan memang membimbing bima mempelajari ilmu, namun ilmu yang dipelajari bima adalah ilmu ketuhanan, bukan ilmu kasatrian ataupun ilmu perang dan tidak ada hubungannya dengan kekuatan. Namun penjelasan itu tidak diterima sangkuni. Dan sangkuni mengancam akan meratakan bumi sokalima dan menghukum drona jika tidak berhenti membimbing bima.

Tak lama kemudian dari kejauhan bima terlihat datang menuju padepokan sokalima. Para kurawa dan sangkuni pun bersembunyi didalam padepokan dan mengancam drona jika berani memberikan ilmu kepada bima maka sokalima akan diobrak-abrik. Dengan tenang resi drona  mempersilahkan para kurawa dan sangkuni untuk masuk kedalam ruangan di sokalima, drona yang merasa tidak melakukan kesalahan dengan tenang menerima kedatangan bima. Bima datang dengan tujuan ingin mempelajari katuhanan, dengan rendah hati bima meghaturkan salam kepada gurunya sang resi drona. Drona menjawab salam dan memberkati bima, setelah beberapa waktu, bima pun memberi tahu maksut kedatangannya, kali ini bima memohon kepada sang guru untuk diajari ilmu “sangkan paraning dumadi” . resi drona yang mendengar hal itu terdiam dan mengatakan kepada bima bahwa ilmu itu adalah ilmu tingkat tinggi. jika ia ingin mempelajari ilmu itu tentu saja ada syarat yang harus ia penuhi. Maka resi drona meminta kepada bima mencari “kayu gung susuhing angin” dengan tegas bima menerima persyaratan yang diberikan oleh gurunya itu. Bima bertanya kepada resi drona dimana harus mencari kayu yang diminta olehnya, resi drona pun menjawab kayu itu berada di gunung candramuka. Setelah mendengar jawaban dari resi drona bima pun langsung mohon pamit kepada resi drona untuk segera bergegas pergi ke gunung candramuka.





Setelah bima pergi, patih sangkuni keluar dari persembunyian dengan menari-nari kegirangan, dan memeluk resi drona, patih sangkui tau bahwa gunung candramuka adalah tempat yang sangat angker dan berbahaya, sudah terkenal tidak akan ada yang bisa selamat setelah masuk ke gunung itu. Sangkuni memberi tau drona jika bima benar-benar tewas di gunung itu maka drona akan diangkat drajadnya dan diberi kedudukan tinggi di negara hastina. Setelah itu patih sangkuni segera pamit untuk kembali ke hastina, drona dengan tenang mempersilahkan mereka.

Bima yang sangat bersemangat ingin menemukan kayu yang diminta oleh gurunya pergi ke gunung dengan menggunakan ajian “blabag pengantul-antul” dengan ajian itu bima bisa melompat  jauh dengan diiringi oleh angin besar. Dengan sekejap bima segera sampai di gunung candramuka. Bima melihat gunung yang memiliki pepohonan besar dengan akar-akar yang menjalar seperti ular, dedaunan yang saling terhubung hingga tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Banyak duri-duri yang tajam menyelimuti pohon yang merambat seolah membuat anyaman. Batu-batu besar terlihat seperti raksasa yang tengah tertidur dan keadaan hutan yang begitu lebat serta menyeramkan. Namun hal itu tidak membuat bima takut, bima menggeram untuk menambah keberaniannya dan dengan segera mencabut pohon pohon besar dari tanah dan mengangkat batu- batu besar yang ada. Karena bima sendir belum pernah melihat kayu yang diinginkan oleh drona maka bima pun dengan membabi buta mengobrak abrik dan memporak poradakan pohon dan batu-batu di gunung candramuka tersebut. ternyata gunung candramuka tersebut dikuasai oleh dua raksasa kembar yaitu rukmuka dan rukmakala, kedua raksasa itu sudah berhari-hari tidak makan karena semua binatang sudah habis dimakan mereka. Kedua raksasa itu pun mulai mencium bau manusia yang datang, maka dengan cepat mereka segera mencari dan mengikuti bau manusia itu. Ternyata setelah bima semakin jauh masuk kehutan bima tiba-tiba dihampiri oleh kedua raksasa yang berbadan besar itu. Kedua raksasa itu bersuka ria karena ada makanan datang tepat pada saat mereka lapar dan makanan itu adalah manusia dengan ukuran besar. Raksasa itu bertanya kepada bima apa yang dia cari, hingga datang ke gunung yang bahkan tidak pernah ada yang berani mengunjunginya itu. Bima memberi tau alasan mengobrak abrik gunung itu adalah mencari “kayu gung susuhing angin” raksasa itu tidak pernah mendengar kayu itu, dan karena bima telah berani masuk ke gunung itu maka bima harus mau dimakan oleh raksasa itu. Bima pun dengan berani menantang kedua raksasa kembar itu. Jika raksasa itu berhasil memakan bima maka mereka akan kenyang selamanya tapi jika tidak berhasil maka bima tidak segan-segan untuk meghabisi mereka. Pertarungan pun terjadi, kedua raksasa itu mengeroyok bima. Meski sendirian, Bima dengan kekuatannya berhasil mengimbangi mereka. Namun setiap raksasa itu berhasil dibunuh salah satu oleh bima setelah dilompati oleh raksasa yang satu lagi, raksasa yang mati itu kembali hidup. Bima mulai agak kuwalahan dan mencari ide untuk menghabisi mereka berdu sekaligus agar setelah mati salah satu tidak ada yang hidup kembali seperti yang sudah terjadi. Bima mendapatkan ide dan berniat untuk membenturkan kepala kedua raksasa tersebut, akhirnya dengan sekuat tenaga bima berhasil menangkap kedua rasasa itu dan dengan kekuatan penuh bima membenturkan kepala kedua raksasa itu hingga pecah dan keduanya mati bersamaan. Setelah kedua raksasa kembar itu mati tiba tiba dari tubuh raksasa itu muncul cahaya terang disertai dengan angin besar yang berbau harum, kedua raksasa itu berubah menjadi dua dewa yaitu dewa indra dan dewa bayu. Kedua dewa itu memberikan anugerah kepada bima dengan menjelaskan maksut dan makna sebenarnya dari “kayu gung susuhing angin” yaitu tubuh manusia yang masih disinggahi oleh sang maha hidup, disebut “susuhing angin” atau sarang angin karena tubuh manusia yang masih hidup selalu bernafas menghirup dan mengeluarkan angin dan diberi nama “ kay gung” atau kayu besar adalah tekat manusia itu sendiri. Tekat bima yang kuat untuk berusaha mencari jati diri itulah yang disebut dengan “kayu gung susuhing angin” setelah mendengar penjelasan dari dewa bayu dan dewa indra bima terlihat berseri-seri karena merasa mendapatkan ilmu yang begitu dalam dan mendapatkan apa yang di minta resi drona sebagai syarat untuk mendapatkan ilmu ketuhanan yang diminta olehnya. Setelah menjelaskan kepada bima tentang kayu gung susuhing angin dewa bayu dan dewa indra memberi hadiah kepada bima berupa cincin bernama “supe druwendra”  karena atas jasa bima kedua dewa itu dapat terbebas dari hukuman kutukan sang batara manikmaya atas kesalahan mereka sehingga berubah menjadi raksasa. Setelah memberikan anugrah kepada bima kedua dewa itu pergi dan berpesan kepada bima untuk tetap berbakti kepada drona karena resi drona lah yang akan memberikan petunjuk kepada bima untuk mendapatkan ilmu ketuhanan tersebut.



Bima segera kembali ke sokalima untuk menemui resi drona, di tengah jalan patih sangkuni dan kurawa yang melihat bima dari kejauhan terkejut dan melongo, karena setelah masuk ke gunung candramuka bima tidak mati malah wajahnya terlihat bersinar, sangkuni yang melihat hal itu segera menggiring kembali para kurawa ke sokalima dan kembali bersembunyi di dalam ruangan di padepokan sokalima dan mencela drona karena tidak berhasil membunuh bima, resi drona yang diperlakukan semacam itu tetap tenang dan menghadapi semua dengan kepala dingin. Tak lama kemudian bima hadir datang di padepokan sokalima. Bima menceritakan hal yang dialaminya di gunung candramuka. Bima yang telah mengobrak abrik hutan ditemui dua raksasa ganas jelmaan dewa bayu dan indra serta telah diberi tau maksut dari kayu gung susuhing angin, resi drona merasa lega atas keberhasilan bima yang berhasil menjawab apa yang menjadi sayembaranya, maka resi drona mengajukan syarat yang kedua yaitu ia meminta bima untuk mencari “banyu suci perwita sari” yang berada ditengah samudra “minang kalbu”. Bima tanpa pikir panjang langsung menerima permintaan itu dan bertanya kepada drona di samudra manakah bima harus mencari, apakah di laut selatan atau di laut utara. Resi drona menjawab bahwa air suci itu berada ditempat yang bima yakini. Jika bima yakin air itu berada di samudera selatan maka ia akan menemukannya disana, jika di laut utara maka bima akan menemukan disana pula. Bima pun pamit kepada resi drona dan meminta restu, serta segera bergegas kembali ke amarta untuk menemui ibu dan saudaranya untuk berpamitan.

Setelah bima meninggalkan sokalima sangkuni kembali keluar dari persembunyian untuk bersuka ria. dengan ingar bingar memeluk drona dan dapat memastikan bahwa bima akan mati karena tidak akan ada yang selamat setelah menceburkan diri ke samudra. Serta menjanjikan drona akan diberi imbalan besar dan segera mengajak semua kurawa kembali ke kerajaan hastina.   

Di negara amarta bima disambut oleh ibu dan keempat saudaranya. Disana bima berpamitan kepada ibu dan saudaranya untuk pergi mencari air suci ditengah samudera. Ibu dan keempat saudaranya pun tidak mengijinkan bima untuk mencebur ke samudera, karena jika bima pergi maka tidak akan ada lagi yang menjadi pengayom bagi saudaranya. namun tekat bima tidak dapat dihentikan. Sekali lagi bima memohon doa restu kepada dewi kunti untuk mencebur ke samudera mencari air suci, akhir nya sang ibu mengizinkan bima, bima pun segera berangkat setelah mendapat restu dari dewi kunti. Setelah bima berangkat Arjuna pun segera ikut pamit untuk pergi menemui resi drona dengan tujuan jika sampai kakaknya celaka maka resi drona harus bertanggung jawab.

Bima yang berangkat ke samudra Dengan cepat sudah sampai di tepi laut. Melihat luasnya samudera yang terlihat tak bertepi dengan ombak yang bergulung seolah tidak ada habisnya dan membentur ke batu karang dengan keras bima merasa miris, dalam hati merasa takut, dan berfikir apakah apa yang dia lakukan ini benar. Lalu bima pun teringat dengan pesan ibunya bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan apa yang dia cari dan keyakinan di dalam diri adalah kunci dari segala kesuksesan. Maka bima merasa bangkit dan segera berjalan menuju ketengah samudera semakin ke tengah semakin menengah hingga ombak besar menarik dan menggulungkan tubuh bima hingga terombang ambing dan membuat bima kehilangan kesadaran.  Ternyata jauh di tengah samudera ada seekor naga yang tengah muncul di permukaan,naga raksasa dengan mahkota di kepalanya yang menyemburkan air hingga seperti banjir besar, dan ekornya menggeliat ke atas seolah akan menarik bintang dari langit. Naga yang melihat tubuh bima terombang ambing oleh ombak samudra segera meluncur untuk mencabik cabik tubuh bima.bima yang kehilangan kesadaran dililit oleh naga besar itu dan pahanya digigit naga hingga taring naga itu tembus. Hal itu membuat bima yang kehilangan kesadaran menjadi terbangun. Dengan setengah sadar dan berada diantara hidup dan mati bima berusaha melepaskan gigitan ular naga yang menggigit pahanya tersebut.sangking kuatnya bima yang berusaha melepaskan gigitan itu, tanpa sengaja hingga merobek mulut ular naga hingga naga terbelah menjadi dua dan mati seketika, lautan pun menjadi merah darah. Setelah itu tiba-tiba ada cahaya muncul dari ular tersebut. dan bima ditemui oleh manusia berukuran kecil yang wajahnya mirip dengannya namun memancarkan cahaya yang terang dan menyejukkan.  Perwujudan kecil itu bertanya kepada bima kenapa ia menceburkan diri ke samudra, bima menjawab bahwa ia ingin mencari air perwita sari, lalu wujud anak kecil yang mengaku dirinya adalah dewaruci itu menjelaskan bahwa air perwitasari adalah air suci yang ada didalam hati bima sendiri yang tidak bisa dikendalikan dan terikat oleh hawa nafsu yang berwujud kecil atau dewa ruci adalah jati diri bima sendiri, bima masih bingung dan meminta dewa ruci menjelaskan bagaimana penjelasannya, lalu dewa ruci menjelaskan bahwa bima yang diombang ambingkan ombak dan diserang oleh naga, namun masih bisa selamat, itu menjadi pertanda bahwa bima sudah bisa mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Bima yang tadinya berdiri tegak pun berlutut dan memberi penghormatan kepada dewa ruci dan bima yang biasanya tidak bisa berbahasa halus namun kepada dewa ruci bima berbicara menggunakan bahasa yang halus dan tertata. Dengan rendah hati bima memohon kepada dewa ruci untuk memberi tahu jalan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup, dewa ruci pun mengabulkan permintaan bima , dewa ruci menyuruh bima untuk masuk kedalam tubuhnya, dengan tekat yang kuat sang maha kuasa akan mengabulkannya. Bima pun masuk kedalam tubuh dewa ruci, disana bima merasa tenang dan tentram, tempat yang sangat luas tanpa batas, hanya ada tentram dan ketenangan jiwa. Dewa ruci pun memberi tau bahwa bima sudah berhasil membuka tabir dan masuk kedalam hati, hal inilah yang menjadi sarana membuatnya dekat dengan sang maha suci. Dewa ruci juga menjelaskan bahwa cahaya terang yang berwarna warni itu adalah pertanda bahwa bima sudah berhasil menguasai dan mengendalikan hawa nafsunya dengan jalan beribadah dan menerapkan dalam setiap langkah kehidupannya.bima merasa senang dan meminta ijin untuk tetap berada disana karena disana bima sudah merasa tenang dan damai, namun dewa ruci tidak mengizinkannya karena belum tiba saatnya, masih ada kewajiban hidup yang harus diselesaikan oleh bima. Ibarat orang makan bima hanya sedang mencicipinya dan akan tiba saatnya besuk bima akan mendapatkan kedamaian sejati yang kekal di hadapan sang pencipta, kemudian bima dikeluarkan dari tubuh dewa ruci dengan rambut sudah digelung atau diikat diatas sebagai tanda bima sudah mencapai tataran makrifat, dan setelah itu sang dewa ruci menyatu dengan bima yang sudah mengerti akan jati diri dan kesempurnaan hidup.







Disisi lain arjuna yang pergi ke sokalima memojokkan resi drona karena sudah sampai tengah hari kakaknya bima belum kembali kedaratan dan resi drona lah yang menyuruh bima masuk ke samudra maka drona yang merasa bertanggungjawab atas muridnya mencoba menyusul bima dan setuju untuk ikut mencebur ke samudra. Sesampainya di tepi laut drona yang masih manusia biasa melihat ombak bergulung dan menerpa batu karang dan melihat luasnya samudra yang tanpa batas merasa miris namun karena drona bertanggung jawab dengan muridnya dan sebagai guru di negara hastina drona harus berani dengan segala resiko atas semuanya drona pun tanpa pikir panjang segera meloncat ke samudra, arjuna menunggu di tepi pantai, tak lama kemudian arjuna melihat seseorang muncul dari samudra, teryata itu adalah bima dengan rambut yang diikat diatas kepala yang sedang menggendong resi drona. Selain mengucap rasa syukur bima mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari gurunya drona karena berkat petunjuk yang diberikan resi drona bima pun berhasil menemukan jati dirinya dan menemukan apa yang selama ini ia cari.

Oleh : Riyadi Setyawan S.Sn

 

Share:

Kamis, 29 September 2022

Begawan Cipta Wening/ Mintaraga

 


Cipta wening

Sang prabu niwata kawaca raja dari negara ima imantaka adalah raja yang sangat sakti, kekuatannya luar biasa, ia memiliki aji gineng soka weda yang berada ditenggorokannya, dan membuatnya kebal terhadap berbagai senjata, kesaktian tersebut didapatnya saat ia masih muda dengan bertapa berdiri menggunakan satu kaki dengan tangan diacungkan ke arah langit, pertapaannya itu berlangsung selama enam belas tahun sehingga membuat dewa terharu dan memberikan anugerah kepadanya, namun kesaktiannya itu membutanya sombong dan merasa dirinyalah yang paling kuat, ia tergila-gila dengan ratu bidadari bernama batari supraba, kecantikan batari supraba yang sangatlah cantik dan menawan membuat prabu niwata kawaca berani melakukan apapun untuk mendapatkannya, namun lamaran atau permintaan prabu niwata kawaca yang ingin meminang dewi supraba ini selalu digagalkan dan dihalangi oleh para dewa, khususnya dewa indra, setelah kehabisan kesabaran akhirnya ia mengutus patih nya yang sangat kuat bernama ditya kala mamandana dengan diikuti oleh pasukan bersenjata lengkap, mamandana di utus dan diberi kewenangan jika para dewa menolak maka ia boleh memporak porandakan khayangan. Togog atau batara tejomoyo yang turun ke bumi untuk bertugas mengingatkan para satria dan raja yang bersifat angkara pun ambil bicara setelah melihat apa yang dilakukan prabu niwata kawaca, ia menasehati niwata kawaca untuk menghentikan dan mengurungkan apa yang menjadi niatnya, namun niwata kawaca tidak mau mendengar togog karena merasa dirinya kuat tidak terkalahkan dan menjadi pangeran dijagad, namun togog memberi tau bahwa diatas langit masih ada langit, dan togog menjelaskan bahwa “lananging jagad” atau julukan kesatria yang diakui oleh dunia sudah ada yang menyandang yaitu panengah pandawa yang tengah bertapa di gunung mintaraga atau gunung indrakila bernama begawan cipta wening, ialah kesatria sakti dan sudah banyak berjasa kepada dunia. Mendengar penjelasan tejomoyo itu raja ima imantaka itu marah besar dan mengirimkan patih keduanya yang bernama didtya kala mamang murka, untuk menghabisi begawan ciptawening, togog mencoba menghentikannya karena itu akan berakibat fatal bagi niwata kawaca namun niwata kawaca tidak mau mendengarkannya.

Di sisi lain di khayangan sedang terjadi kekacauan , ditya kala mamandana yang permintaanya ditolak oleh dewa indra segera mengamuk di khayangan, para pasukan dewa dan pasukan dari ima imantaka bertempur dengan hebat hingga mengakibatkan langit menghitam, angin badai disertai petir menyambar dan matahari tertutup awan mendung hingga dunia menjadi gelap seolah tak ada cahaya penerang. Pertempuran di khayangan berlangsung lama, meski para dewa adalah mahluk yang tidak bisa mati namun para dewa kuwalahan menghadapi patih mamandana. Bahkan saat batara brahma melemparkan serangan api abadi yang tak bisa padam kepada mamandana, justru api tersebut dapat dihempaskan balik hanya dengan bentakan suara patih mamandana, sehingga api itu malah menyerang para dewa lain, batara narada pun segera peperintahkan brama untuk mengambil kembali apinya dan memerintahkan para dewa untuk mundur serta menutup gerbang khayangan. Batara narada menghadap batara guru untuk melapor dan mencari solusi atas apa yang terjadi, kemudian batara guru memutuskan untuk menurunkan anugerah ke bumi dengan memberikan pusaka sakti berwujud panah pasopati dengan wujud seperti bulan sabit kepada satria yang layak untuk mendapatkannya tentunya dengan berbagai ujian terlebih dahulu. kemudian  batara guru memerintahkan dewa indra dan putrinya ke-tujuh bidadari untuk turun ke bumi dan menguji arjuna yang tengah bertapa di atas gunung minta raga, karena dari sekian kesatria arjunalah yang saat ini tengah bertapa dan mampu memancarkan daya yang kuat hingga cahayanya memancar ke langit hingga membelah awan hitam seperti tiang penyangga langit yang  bercahaya. Dewa indra pun mengerahkan tujuh bidadari tercantik dari khayangan termasuk batari supraba, beserta saudaranya, batari tilutama, gagar mayang, tunjung biru, dan lainnya.   

Sementara itu di puncak gunung indrakila atau gunung mintaraga yang baru saja selesai bersemedi sedang duduk di bawah pohon dan memegangi pusaka -pusakanya yag berwuud keris dan panah-panah sakti, ia merenung tentang apa yang seharusnya ia lakukan sebagai seorag kesatria di dunia ini. Seperti biasa, kemanapun arjuna pergi selalu diikuti oleh abdi setianya yaitu pono kawan, semar sang batara ismaya beserta gareng ,petruk dan bagong, semar sang jiwa mulia pun mendekati arjuna untuk memberi motivasi, arjuna pun bertanya kepada semar apakah yang ia lakukan ini sudah benar atau tidak, lalu sang ismaya memberi motivasi bahwa arjuna masih punya tugas untuk membasti angkara murka di dunia maka arjuna tidak boleh menyerah dan harus melanjutkan semedinya karena jika arjuna tidak mau bertindak memernangi angkara murka lalu siapa lagi yang mampu dan layak, setelah mendengar nasehat dari semar arjuna pun tumbuh rasa percaya dirinya, ia segera bangkit dan melanjutkan tapa semedinya, ia bertekat tidak akan bangun sebelum mendapat tanda-tanda kebesaran dari sang pencipta. Akhirnya arjuna bersemedi dengan khusyuk dan kidmad.  dari ketenangan arjuna membuat aura tubuhnya memancar berwarna keemasan, tak lama kemudian para bidadari datang untuk menggoda arjuna, mereka berusaha memudarkan semedi arjuna dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, dengan menggunakan pakaian yang serba minim dan berbahan tipis para bidadari yang memang memiliki kecantikan luar biasa itu berusaha mengoda arjuna dengan berbagai cara, namun sedikitpun arjuna tidak terpengaruh dengan godaan kecantikan para bidadari khayangan itu, karena aura keemasan yang memancar dari tubuh arjuna semakin kuat, para bidadari yang berusaha menarik dan menggoda arjuna itu justru berbalik tergila-gila dengan ketampanan arjuna, mereka pun salah tingkah, melihat para putrinya gagal menggoda arjuna dan justru malah berbalik tertarik dengan ketampanan arjuna , dewa indra pun menghempaskan para bidadari itu dengan angin untuk mengembalikan para bidadari itu ke khayangan,. Dewa indra pun turun dan menyamar menjadi seorang pertapa untuk menjajaki lahir batin arjuna, ia menemui arjuna yang telah bangun dari semedinya setelah lolos dari godaan para bidadari itu. Dewa indra menemui arjuna dan mengajukan pertanyaan apa yang sebenarnya arjuna cari hingga bersemedi di atas gunung dalam waktu lama itu, dewa indra jiga mengajukan pertanyaan kepada arjuna tentang alasan arjuna bertapa dengan wujud pendeta, namun dalam wujud pendeta masih membawa pusaka, itu adalah kejanggalan dan harus dipertanyakan, maka arjuna menjawab yang ia cari adalah pusaka yang akan digunakan untuk membasmi angkara murka didunia sebagaimana wujud pendeta yang selalu memerangi angkara murka dari dalam dirinya sendiri, serta membawa pusaka itu adalah sebagai bekal dan tanda bahwa arjuna adalah seorang kesatria sejati. Setelah itu dewa indra yang menyamar sebagai pendeta itu segera pergi. Arjuna pun turun dari gunung untuk berjalan-jalan melihat suasana karena sudah cukup lama bertapa di atas gunung, dari tubuh arjuna memancarkan energi yang cahayanya memancar jauh, disisi lain ditya kala mamang murka  yang diutus oleh prabu niwata kawaca untuk menghabisi arjuna itu sudah sampai di gunung indrakila dan sudah siap menyerang arjuna, namun atas kehendak sang maha adil ditya kala mamang murka terkena daya yang memancar dari tubuh arjuna dan berubah menjadi babi hutan, namun hal itu tanpa disadari oleh mamangmurka, ia tetap berlari menyerang arjuna, arjuna yang dari kejauhan melihat ada seekor babi hutan yang hendak menyerangnya segera melepaskan anak panahnya, di sudut lain ternyata ada seorang pemburu yang juga membidik babi hutan tersebut, kedua anak panah yang dilepaskan oleh kedua pemanah itu sama-sama mengenai babi hutan dan menyebabkan ditya mamangmurka yang berubah menjadi babi hutan tersebut tewas, namun setelah itu arjuna dan pemburu itu sama-sama mempertahankan buruannya, mereka sama-sama merasa anak panah nya mengenai babi hutan tersebut, akhirnya pertempuran antara keduanya terjadi, keduanya sama-sama kuat namun setelah arjuna melihat pemburu itu dengan penglihatan batin dan mengetahui siapa sebenarnya pemburu itu, arjuna segera menghaturkan salam hormat, pemburu itu pun paham bahwa arjuna sudah mengetahui siapa dirinya sebenarnya dan segera berubah ke wujud semula yaitu sang batara guru atau batara manikmaya, ia segera memberkati arjuna dan setelah arjuna lulus dari berbagai cobaan dan ujian yang diberikan oleh para dewa batara guru memberikan arjuna hadiah berupa panah pasopati yang memiliki ujung seperti bulan sabit. Arjuna pun diminta oleh batara guru untuk menjadi jago para dewa dan menghadapi raja dari imaimantaka prabu niwatakawaca. Arjuna segera naik ke khayangan dan segera menghadapi patih mamandana yang menunggu di depan gerbang khayangan. Pertarungan berlangsung lama , keduanya sama-sama memiliki kekuatan yang besar namun patih mamandana tumbang setelah terkena panah sakti milik arjuna, di pihak lain prabu niwata kawaca yang mendengar kabar gugurnya kedua patih andalannya itu segera menyusul ke khayangan untuk memporak porandakan dan mengamuk, kemarahan prabu niwata kawaca tidak dapat dihentikan oleh para dewa bahkan arjuna yang menjadi wakil para dewa pun kuwalahan, tidak ada senjata arjuna yang mampu melukai prabu niwata kawaca, semar yang mengetahui kelemahan prabu niwata kawaca  segera memberi tau arjuna bahwa kelemahan prabu niwata kawaca adalah berada di tenggorokannya , aji gineng soka weda yang wujudnya seperti matahari dan memancarkan cahaya menyilaukan yang terletak di tenggorokan itulah rahasia kesaktiannya yang membuat raja imaimantaka itu kebal senjata dan disanalah sekaligus letak kelemahannya, arjuna segera membidik dari kejauhan prabu niwata kawaca dengan panah pasopati, yang dituju adalah tenggorokan prabu niwata kawaca, prabu niwata kawaca yang merasa menang segera mendekati batari supraba yang ingin ia pinang itu, batari supraba pun tidak bisa menolak karena merasa para dewa tidak bisa mengalahkan prabu niwatakawaca, prabu niwata kawaca tertawa terbahak-bahak setelah melihat batari supraba dari dekat. Namun tak lama kemudian panah pasupati andalah arjuna dengan secepat kilat melesat dan menancap mengenai prabu niwata kawaca tepat pada aji ginengnya. Prabu niwata kawaca gugur seketika, arjuna yang berhasil mengalahkan musuh itu diangkat sebagai anak dewa indra diberi nama indra tanaya, dan oleh batara guru arjuna diangkat menjadi raja dengan nama prabu kariti serta diberi kewenangan memperistri para bidadari di khayangan termasuk ke tujuh bidadari tercantik beserta ratu bidadarinya yaitu batari supraba..

Oleh: Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

Rabu, 28 September 2022

Parta Krama

 


Jodoh sejati (Parta krama/ Pernikahan arjuna)

Hari yang cerah di negara dwarawati yang dihiasi dengan indahnya kicau burung-burung dari berbagai jenis yang berbeda, taman yang dihiasi oleh berbagai tanaman bunga yang berwarna-warni yang menyebarkan berbagai aroma wewangian, kumbang-kumbang beraneka ragam yang saling berebut sari-sari  bunga, burung merak dengan bulu indahnya bebas berkeliaran di taman negara dwarawati. Meski negara dwarawati adalah negara yang tidak terlalu besar namun negara ini adalah negara yang makmur penuh dengan kedamaian, rakyat hidup dengan damai sejahtera, selain di batasi oleh tembok benteng pertahanan yang tebal dan para prajurit dan punggawa selalu siap menjaga keselamatan kerajaan, negara dwarawati ini sangat tentram karena sang raja yang bertahta bukanlah seorang raja biasa, ia adalah prabu sri batara krisna yang sangat terkenal sebagai titisan dewa wisnu sebagai dewa kebahagiaan. Pagi itu di pendopo agung negara dwarawati yang megah dengan berbagai hiasan ukiran pada setiap sisi bangunannya, serta hiasan patung-patung yang dibuat detail yang berlapiskan emas dan berhias permata. Prabu krisna yang tengah duduk di singgasana emas kerajaan dwarawati itu tengah menyambut kehadiran kakaknya dari negara mandura yaitu prabu baladewa atau balarama. Kehadiran prabu baladewa selain menjaga tali persaudaraan, prabu baladewa  juga diutus oleh mertuanya yaitu prabu salyapati raja di negara mandaraka. Anak dari prabu salyapati yaitu burisrawa tengah tergila-gila oleh kecantikan sembadra atau rara ireng adik perempuan dari prabu baladewa dan sri krisna. Prabu baladewa merasa ia harus dapat mewujudkan pernikahan burisrawa dengan adiknya tersebut karena itu adalah perintah dari mertuanya, balarama merasa malu jika tidak bisa mewujudkannya karena ia sudah dikenal sebagai raja besar dan berwibawa. Sri krisna yang mendengar tujuan kakaknya itu merasa sedikit bingung untuk menjawab, karena jauh hari sebelumnya prabu kresna sudah menerima lamaran dari negara amarta yaitu dewi kunti yang melamar sembadra untuk dinikahkan dengan arjuna atau parta dimana hal itu sesuai dengan wasiat yang diberikan oleh ayahanda mereka prabu basudewa raja mandura karena dulu saat di negara mandura terjadi kerusuhan yang di lakukan oleh prabu kangsa dewa, saat baladewa dan krisna diringkus tak berdaya oleh kangsa dewa, arjuna menyelamatkan mereka dengan melepaskan panahnya yang menancap di dada kangsa dewa sehingga baladewa dan krisna yang diringkus itu bisa terlepas dan kemudian melemparkan senjata mereka cakra dan nenggala yang akhirnya meleburkan tubuh kangsa tak bersisa. Prabu krisna berusaha menjelaskan baik-baik kepada kakaknya itu namun baladewa tidak mau tau karena ini menyangkut harga diri balarama kepada mertuanya.

Tak lama kemudian dewi kunti yang ditemani oleh gatotkaca tiba di negara dwarawati, para penduduk dan punggawa negara dwarawati pun menyambut dengan baik kedatangan tamu dari negara amarta itu, begitu pula dengan prabu krisna, harya setyaki ,patih udawa, dan juga prabu baladewa yang juga sedang bertamu disana, mereka saling memberi salam dan saling mendoakan layaknya para bangsawan yang tengah menyambut tamu agung pada umumnya,  setelah saling memberi salam dewi kunti segera menyampaikan tujuan kedatangannya di negara dwarawati tersebut, yaitu melanjutkan pembahasan pernikahan arjuna dengan sembadra, sri krisna pun menanggapi dengan baik, dengan penuh kerendahan hati sri krisna menjawab bahwa selain krisna, dewi wara sembadra adalah adik dari prabu baladewa, untuk itu selaku kakak tertua sri krisna mempersilahkan prabu baladewa untuk menjawab lamaran dari negara amarta tersebut. kemudian prabu bala dewa yang sejak awal sudah membawa misi dari mertuanya yaitu prabu salya untuk menikahkan burisrawa dengan sembadra maka dengan tegas baladewa mengatakan kepada dei kunti bahwa dulu saat masih muda baladewa mempunyai sebuah janji bahwa jika  suatu hari nanti ada seorang pria yang ingin meminang atau menikah dengan sembadra , maka pria itu harus bisa memenuhi syarat yang diajukan, dewi kunti pun memaklumi hal tersebut karena sudah selayaknya bahwa jika seorang wanita akan dinikahi maka wanita itu berhak untuk meminta syarat atau maskawin, kemudian setelah dewi kunti mengijinkan baladewa menyebutkan syaratnya dengan tegas bala dewa meminta turunnya hiasan kadewatan atau hiasan yang biasa dimiliki oleh para dewa di khayangan yaitu kayu klebu dewandaru , debog atau batang pohon yang memiliki pupus cinde puspita, jambu dipa nirmala, pelem/mangga pertangga jiwa, lombok dan terong yang berisi mutiara,, gamelan lokananta yang bisa berbunyi diudara dan dimainkan oleh para dewa, bala dewa ingin besan dan pengantin dirias oleh dewa tampan dan cantik yaitu batara kamajaya dan kamaratih, bala dewa juga menginginkan pengantin naik kreta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa dan dipayungi oleh para dewa, baladewa meminta ada seekor kera putih yang menari didepan kreta kencana, dan yang terakhir baladewa meminta serah terima kebondanu/banteng yang berwarna hitam legam dan memiliki garis putih dikakinya berjumlah seratus empat puluh. Mendengar apa yang menjadi syarat yang disebutkan oleh baladewa, dada dewi kunti serasa sesak bagai petir menyambarnya, gatot kaca yang yang tanggap dengan suasana itu segera mendekati dewi kunti untuk mengajaknya pulang dengan digendong terbang, namun dewi kunti tidak mau dan dengan tenang menjawab dan menyetujui apa yang diajukan oleh baladewa. Setelah itu dewi kunti pamit dengan sri krisna dan baladewa dan segera kembali, gatot kaca pun mengikuti dewi kunti dengan memohon pamit kepada semua yang hadir kecuali baladewa dan segera pulang. Baladewa merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh gatotkaca , namun sri krisna menjelaskan bahwa yang keterlaluan adalah baladewa sendiri, karena dengan mengajukan syarat yang begitu banyak dan serba berbau khayangan adalah hal yang tidak mudah, baladewa tidak perduli karena ia membawa misi untuk menikahkan burisrawa dengan sembadra, namun sri krisna mengambil jalan tengah, karena bala dewa adalah seorang raja, dan sabda raja tidak boleh berubah-ubah maka siapapun yang ingin meminang smebadra harus bisa memenuhi syarat yang diajukan sebagaimana yang diajukan baladewa kepada arjuna. Baladewa merasa dibodohi oleh krisna dengan menggunakan senjata makan tuan, namun baladewa tetap bersikeras untuk bahwa burisrawalah yang  harus berhasil menikah dengan sebadra, bala dewa pun segera pergi dari pasewakan atau pertemuan di negara dwarawati tanpa pamit. raden setyaki senopati andalan sri krisna khawatir dengan hal yang terburuk dan yang paling ditakutkan  yaitu jika keluarga dari pandawa tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh baladewa maka Bima bisa memporak porandakan negara mandura dan dwarawati,   sri krisna pun meminta setyaki memperketat penjagaan dan segera membubarkan pertemuan di pendopo negara dwarawati itu.

Setelah sampai di negara amarta kunti disambut oleh para pandawa dengan penuh harap, yudistira dan semua adik-adiknya sudah menanti kedatangan ibunya yang ditemani oleh gatotkaca itu, namun setelah dewi kunti menceritakan tentang semua yang terjadi di negara dwarawati, bima marah besar dan mengajak arjuna pergi ke dwarawati dengan dipayungi pusaka gada rujak polo milik bima, jika nantinya arjuna tidak diizinkan menikah dengan sembadra maka semua orang dwarawati dan mandura akan dihabisi bima, namun kemarahan bima itu berhasil diredam oleh ibunya, dan karena ibunya sudah menyanggupi syarat yang ditentukan oleh balarama maka dewi kunti membagi tugas kepada pandawa dan putranya,, bima ditugaskan mencari kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa, arjuna ditugaskan naik ke khayangan cakra kembang milik batara kamajaya dan batari kamaratih dimana arjuna sudah dianggap sebagai saudara mereka. Gatot kaca ditugaskan untuk pergi ke gunung sapu angin menemui begawan hanoman untuk dimintai tolong menari di depan kereta kencana sekaligus meminta informasi tentang maesandanu/kerbau hitam dengan garis putih di kaki mereka dimana kerbau itu adalah binatang milik para dewa. Yudistira pun ditugaskan untuk mendekorasi kerajaan amarta yang akan digunakan untuk menyambut acara pernikahan tersebut. bima yang merasa bingung mau pergi kemana untuk mencari kereta kuda berkepala raksasa itu didekati oleh ponokawan semar, abdi setia yang sebenarnya adalah jelmaan dari batara ismaya salah satu dewa tertinggi di khayangan. Semar memberi tahu tentang sejarah dan letak dimana kereta emas itu berada, kereta itu tak lain adalah kereta yang dulunya milik raja besar dan sakti di negara alengka prabu dasamuka atau prabu rahwana. Dimana sekarang kerajaan itu bernama singgelapura dan yang bertahta sebagai raja adalah prabu bisawarna anak dari kunta wibisana adik dari dasamuka. Bima dengan ditemani oleh petruk, berangkat menggunakan aji blabag pengantul-antul segera berangkat ke singgelapura dengan cepat, dengan kecepatan seperti angin sang bima sekali lompat sudah sampai di pesisir pantai negara singgelapura,, disana bima disambut oleh para pajurit dan para raja bawahan prabu bisawarna, bima dikeroyok karena orang asing namun memaksa masuk ke negara tanpa izin, namun dengan kekuatan bima semua prajurit singgelapura kuwalahan dan mundur, prabu bisawarna yang mengetahui kekacauan yang dibuat bima segera menemui bima dan membicarakan baik-baik, bima pun mengatakan tujuannya datang ke negara singgelapura dan petruk yang ikut dengan bima itu pun memperkenalkan kepada prabu bisawarna bahwa bima adalah majikannya yang sekarang diikuti oleh kyai lurah semar, maka prabu bisawarna meminta maaf atas sambutan yang diberikan oleh prajurit singgelapura kepada bima, dan prabu bisawarna bersedia meminjamkan kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa yang menjadi pusaka negara singgelapura itu.



Disisi lain gatotkaca yang pergi menemui begawan hanoman yang ditempuh dengan terbang pun dengan cepat segera sampai di gunung sapu angin, begawan hanoman yang melihat putra bima itu segera menyambut dengan baik, gatot kaca memberi tahu maksut dan tujuannya datang ke hadapan anoman dan sekaligus bertanya dimana keberadaan kebondanu atau kerbau yang berwarna hitam legam dengan garis putih di kakinya. Begawan hanoman menyetujui untuk menari didepan kereta kencana, dan memberi tahu bahwa kebondanu itu adalah binatang suci peliharaan para dewa, yang di gembala oleh dadungawuk, maka gatot kaca segera naik ke khayangan untuk mencari kerbau tersebut.  sesampainya di khayangan di repat kepanasan/padang luas tempa para kerbau khayangan berkeliaran, gatotkaca menggiring kerbau itu dan berusaha menangkapnya satu persatu, namun ada satu kerbau yang agak liar dan melawan gatotkaca, hingga keibutan ini diketahui oleh dadung awuk, raksasa khayangan yang ditugaskan untuk menggebala kerbau ndanu tersebut. gatot kaca pun diserang oleh dadungawuk dan pertarungan terjadi begitu dasyat karena dadungawuk adalah raksasa khayangan dan gatot kaca juga keturunan darah raksasa dari pringgondani. Keduanya seimbang dan saling menggunakan kekuatan masig-masing hal ini kemudian diketahui oleh sang kaneka putra atau batara narada yakni penasehat dari batara guru atau raja para dewa. Pertarungan pun dapat dihentikan dan gatotkaca menjelaskan maksut dan tujuannya ke khayangan. Setelah itu gatotkaca diizinkan oleh para dewa meminjam kerbau ndanu dan membawanya sebagai syarat pernikahan arjuna.

Di sisi lain arjuna yang naik ke khayangan cakra kembang untuk meminta bantuan batara bagus kamajaya dan kamaratih untuk merias penganten dan keluarga pengantin, diikuti oleh kyai lurah semar yang sebenarnya adalah penjelmaan dari batara ismaya , kakak dari bataraguru rajanya para dewa, oleh karena itu sekalian kyai lurah semar meminjamkan gamelan lokananta yang ditabuh oleh para gandarwa dan dewa, dan rerengan atau benda benda pusaka yang indah dari khayangan yaitu kayu klepu dewandaru, debog degan cinde puspita atau dengan hiasan bunga indah yang aneh dan tidak pernah ada di bumi, makanan par dewa jambu dipa nirmala , pelem/mangga pertangga jiwa, lombok terong yang berisikan mutiara.  dengan begitu lengkap sudah syarat yang diajukan oleh baladewa sebagai mahar pernikahan arjuna dengan sembadra.

Setelah semua syarat terkumpul maka para keluarga pandawa pun mengiringi arjuna sebagai penganti pria yang diikuti oleh arak arakan kereta kencana yang berkusir kera putih, kerbau sebanyak 140, benda-benda dari bangsa dewa dan semua syarat yang diajukan baladewa dan dipayungi oleh para dewa dengan diiringi gamelan lokananta.

Pernikahan antara arjuna dengan sembadra pun berjalan dengan baik dan siapa yang menduga bahwa syarat yang begitu berat yang diajukan oleh baladewa justru menjadi anugrah besar dan pernikahan arjuna dengan dewi sembadra tercatat dalam sejarah menjadi pernikahan yang paling berkesan dimana titah sawantah atau manusia biasa yang selalu dipayungi oleh para dewa dalam mengabdikan diri sebagai seorang kesatria dimana saat menikah justru difasilitasi dengan benda benda para dewa khayangan.

Dan didalam budaya yang berkembang di masyarakat jawa secara turun temurun pernikahan arjuna ini menjadi standar untuk ritual pernikahan yang masih digunakan hingga sekarang dimana syarat pernikahan masih menggunakan kembar mayang dan beberapa hiasan yang sebenarnya bukan sekedar hiasan yang diibaratkan sebagai ‘Rerenggan kadewatan kayu klepu dewo ndaru debog suasa kang pupus cinde puspita ,jambu dipa nirmala, pelem pertangga jiwa, lombok terong ingkang isi mutiara kreta kencana pangirit turagga yaksa, pinayungan ara dewa, ketek putih, maesandanu 140 ules pancalpanggung’’

Dan masih diiringi dengan irinan gamelan sebagai  “gamelan lokananta yang bunyi di udara oleh para dewa”

Serta masih menggunakan riasan sebagaimana syarat dalam pewayangan ,besan dirias dewa bagus,”

Dari cerita ini dapat diambil pelajaran “bahwasanya jodoh adalah sudah menjadi takdir sang maha kuasa, jika sudah berjodoh walau dihalangi apapun, dibentangkan dengan jarak  dan dipersulit dengan berbagai syarat apapun tetap akan disatukan oleh sang pencipta dengan jodohnya. Dan jika tuhan semesta alam sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin baginya, dimana dalam cerita di atas digambarkan dengan syarat pernikahan yang diluar nalar dan sangat tidak mungkin diwujudkan oleh manusia biasa , namun atas kehendak dan ridho dari sang pencipta akhirnya arjuna dapat memenuhi syarat tersebut”


Oleh: Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

Selasa, 27 September 2022

Wahyu Makhuta Rama/ Hastabrata

 


Makutarama

Awan hitam menutupi sinar matahari, bumi berguncang sewaktu-waktu, di sebelah timur lumpur panas muncul dari perut bumi hingga menerjang pedesaan, gunung gunung berapi mengeluarkan isi perutnya bencana terkjadi dimana-mana seolah bumi sudah tidak kuat menyangga dosa manusia. Banyak Rakyat jelata yang kelaparan , disisi lain para kurawa di dalam tembok kerajaan tidak menghiraukan keadaan yang dialami masyarakat, mereka hidup berfoya-foya siang malam seolah tidak terusik akan apa yang terjadi dengan masyarakat di sekitarnya. Setiap malam berpesta dengan berbagai fasilitas kerajaan yang mewah dan dimanjakan dengan makanan yang serba enak, pakaian yang serba mewah dan fasilitas kerajaan yang serba mewah , mengenakan perhiasan emas adalah hal biasa, makan dan minum dengan piring dan gelas berbahan emas dengan hiasan berlian adalah hal yang biasa dilakukan setiap hari di negara hastina, begitu kaya dan berkelimpahan harta di negara hastina seolah tidak akan habis jika diambil dan dihambur-hamburkan setiap harinya. Para kurawa yang berada dibawah nasehat patih harya suman selalu terbiasa dengan kemewahan dan fasilitas yang selalu tersedia. Serta sengaja tidak mau tau akan apa yang terjadi diluar tembok kerajaan dan derita yang dialami oleh rakyat jelata.

Arjuna yang melihat keadaan itu sudah tidak tahan lagi berada di kasatriyan madukara dan memutuskan akan pergi menepi ke gunung kutarunggu. Seperti biasa, arjuna selalu diikuti oleh ponokawan yang setia menemani, arjuna bertekat ingin mencari wahyu pakem makutarama yang menurut wisik atau pesan gaib yang diterimanya setelah bersemedi,  bahwa di gunung kutarunggu ada seorang wiku atau utusan dari dewa yang akan memberikan wahyu makutarama dan  anugerah yang diberikan oleh sang maha kuasa tersebut yang sekaligus menjadi sarana berhentinya bencana alam yang menyebabkan penderitaan rakyat dan akan menjadi harapan baru bagi rakyat jelata. Semar yang sebenarnya adalah dewa ismaya tanggap dengan apa yang menjadi tekat majikannya, dan semar pun mendukung apa yang menjadi niat baik majikannya itu.

Sementara itu di dalam kerajaan hastina di pendopo agung yang megah sedang mengadakan pertemuan atau pasewakan dimana para punggawa kerajaan menghadap sang raja di pertemuan tersebut. raja duryudana duduk di singgasana emas yang bertahtakan berbagai permata berlian dan intan. Dengan hiasan pendopo yang diukir detail dan indah. Saka atau tiang penyangga pendopo yang diukir sedemikian rupa hingga membuat pendopo agung terlihat begitu megah. Para punggawa duduk sesuai dengan drajad dan pangkat masing-masing dari patih sangkuni,guru drona, para penasehat, para senopati andalan seperti prabu karno suryaputra hingga para prajurit negara hastina yang memenuhi halaman seakan terlihat seperti ombak samudera. Hari itu terlihat lain dari pertemuan di hari-hari sebelumnya dimana sang mahatma bhisma yaitu kakek dari para pandawa dan kurawa yang bertapa di talkanda itu datang mengunjungi negara hastina. Sang resi bhisma prihatin melihat keadaan negara hastina yang sangat jauh berbeda dari saat masa pemerintahan ayahnya yaitu prabu sentanu. Resi bisma melihat keadaan kerajaan semakin kacau dan tidak tertata sejak duryudana yang menjadi raja.resi bisma pun memberi nasehat kepada duryudana untuk berhenti berfoya-foya dan memperbanyak untuk berpuasa dan bertapa. Resi bhisma juga memberi tau keadaan rakyat jelata diluar tembok keraton serta memberi tau akan berita baik yaitu dewa akan memberikan anugerah berupa wahyu makutarama yang akan diturunkan lewat peratara sang awatara yaitu begawan kesawasidhi di gunung kutarunggu. Dimana wahyu tersebut selain menjadi jalan terang akan bencana yang terjadi juga akan menjadi sarana siapapun yang mendapatkannya akan dapat menurunkan atau keturunannya akan kekal menjadi raja yang terhormat. Duryudana yang berada dalam zona nyaman pun tidak mau mendengarkan nasehat bhisma, ia malah mengatakan tidak membutuhkan wahyu dan hidupnya sudah enak. Ia tidak butuh wahyu dan dengan kekayaan negara hastina hidupnya akan bergelimang harta hingga tujuh turunan tidak akan habis. Resi bhisma yang mendengar ucapan cucunya itu pun seketika marah besar, ia sudah jauh-jauh dari talkanda memberi tau sebuah kunci untuk kesejahteraan negara hastina yaitu negara peninggalan leluhurnya namun ucapannya tidak didengar oleh cucunya yang tengah menjadi penguasa. Bhisma marah besar, ia pun mengatakan kepada duryudana bahwa jika bhisma mau ia sudah menjadi raja hastina dari dulu, namun karena bhisma lebih mengedepankan ketuhanan dan mencari ketenteraman maka bhisma memilih menjadi seorang pendeta , namun ternyata keputusan bhisma itu adalah kesalahan besar hingga negara hastina menjadi berantakan dan ugal-ugalan dibawah kepemimpinan duryudana. Setelah marah besar karena ucapannya sudah tidak didengar oleh cucunya bhisma pun pergi dari pendopo dan kembali ke pertapaan talkanda. Patih sangkuni pun membenarkan keputusan duryudana, untuk apa pergi ke hutan dan susah-susah mencari wahyu, hidupnya sudah enak dan bergelimang harta.

Sang prabu karna surya putra yang peka terhadap keadaan dan tanggap dengan apa yang disampaikan oleh resi bhisma segera maju menghadap raja dan memohon diizinkan pergi ke gunung kutarunggu untuk berusaha mendapatkan wahyu makutarama tersebut. duryudana yang tidak berniat mencari wahyu pun tidak mau tau dengan apa yang ingin dilakukan oleh prabu karna , terserah apa yang akan prabu karno lakukan, dan menegaskan bahwa duryudana tidak pernah menyuruhnya mencari wahyu. Setelah mendapat izin, Prabu karna segera berangkat seorang diri menuju ke gunung kutarunggu, setelah kepergian prabu karna duryudana pun menyuruh para kurawa pergi menyusul untuk menemani prabu karna, sangat lucu jika seorang senopati andalan ergi tanpa pengawal. Dan prabu duryudana menegaskan bahwa perintah untuk pergi mengawal prabu karno bukan untuk membantu mencari wahyu namun mereka disuruh untuk sekedar menemani sekaligus berwisata. Setelah mendengar perintah raja para kurawa segera berangkat mengerahkan pasukan untuk mengawal prabu karna dan pasewakan atau pertemuan di negara dibubarkan.

Jauh di gunung kutarunggu hanoman beserta para saudara tunggal bayu yaitu garuda mahambira, naga kuwera, raksasa wiljajahwreksa, serta resi maenaka yang menjadi siswa begawan kesawasidhi sudah bersiap untuk menjaga keamanan gunung dari kehadiran para tamu yang tidak diundang sesuai dengan pesan dari sang begawan bahwa tidak lama lagi akan ada tamu yang datang, maka hanoman diperintahakan memimpin saudara seperguruannya itu menyeleksi siapapun yang datang yang nantinya akan layak menerima wejangan wahyu makutarama.

Tak lama kemudian garuda mahambira yang tengah terbang mengelilingi gunung melihat kedatangan suryaputra yang diiringi oleh pasukan kurawa, ia segera memberi tau kepada hanoman dan saudara yang lain untuk bersiap menyambut kehadiran tamu tersebut. hanoman segera menyambut dengan baik kedatangan prabu karna, prabu karna pun juga senang bertemu dengan hanoman yang sudah tidak asing dan ternyata hanoman juga menjadi siswa begawan kesawasidhi yang menjadi sarana turunnya wahyu yang akan dicarinya. Prabu karna pun meminta hanoman untuk mengantarkannya menemui begawan kesawasidhi untuk mengambil wahyu makutarama. Dengan spontan hanoman menjadi marah besar karena apa yang dilakukan prabu karna sudah dianggap merendahkan gurunya, dengan niat ingin mengambil seolah-olah sang kesawasidhi adalah bawahannya. Hanoman pun menyuruh prabu karno pergi namun sang surya putra sudah bulat dengan tekatnya, siapapun yang menghalangi akan disingkirkan, maka pertempuran pun tidak dapat dihindari antara pasukan kurawa yang mengawal prabu karna dengan para saudara tunggal bayu yang menjaga keamanan gunung kutarunggu. Para kurawa mundur kuwalahan, prabu karno yang menghadapi hanoman pun juga kuwalahan, keris andalan prabu karna kanjeng kyai jalak tidak dapat melukai hanoman, dan dapat diengkokkan hanoman hanya dengan tangan kosong. Sang surya putra yang sudah kehabisan kesabaran pun segera menggunakan pusaka pamungkas yang selama ini tidak pernah gagal menghabisi musuhnya yaitu pusaka panah sakti pemberian para dewa kanjeng kuntawijayandanu.

Hanoman yang melihat prabu karna mengeluarkan pusaka sakti yang membuat awan tiba-tiba menjadi gelap dan petir menyambar serta tiba-tiba muncul angin itu pun tidak merasa takut, ia segera membaca mantra sakti untuk triwikrama membuat tubuhnya menjadi besar dan melipat gandakan kekuatannya. Panah sakti sudah  dilepaskan hanoman pun tidak bergerak menjauh justru mendekati panah prabu karno tersebut. dengan kekuatannya hanoman berhasil menghentikan laju panah kunta wijayandanu dan menangkapnya dengan tangannya. Serta pergi membawa panah tersebut dengan berteriak kepada prabu karna “wahai prabu karna, lihatlah,, panah pusaka yang menjadi andalanmu bahkan tidak membuat bulu tubuhku rontok, lihatlah panah yang menjadi andalanmu untuk membalas budi dari prabu duryudana ini akan aku bawa pergi jauh darimu”. Setelah itu hanoman segera pergi menjauh dengan terbang ke angkasa. Sang prabu karna yang melihat senjata andalannya dibawa oleh hanoman itu menjadi lemas tak berdaya. Ia bersedih bagaimana akan membalas budi kepada prabu duryudana. Patih sangkuni pun mendekati prabu karna dan ikut berbela sungkawa atas hilangnya pusaka prabu karna, dan mengatakan bahwa sejak awal mencari wahyu adalah ide yang buruk, nyatanya wahyu tidak didapat justru malah kehilangan besar-besaran. Sangkuni mengajak prabu karna untuk kembali pulang ke hastina, namun prabu karna menolaknya. Ia pantang pulang sebelum menemukan kembali panahnya. Dan menyuruh kurawa untuk kembali lebih dulu.

Disisi lain di tengah hutan, arjuna yang sedang melakukan perjalanan menuju gunung kutarunggu sedang dihadang dan dikeroyok oleh empat raksasa yang ganas, tidak biasanya arjuna kuwalahan saat melawan raksasa, bahkan setelah dilepaskan panah arjuna raksasa itu tidak bisa mati, lalu atas nasehat dari semar sang pamong sejati arjuna dianjurkan untuk menggunakan mantra sakti, melihat dari gerakan raksasa yang tidak biasa serta kaki mereka tidak menginjak tanah itu bukanlah raksasa biasa, ternyata mereka adalah wujud keempat anasir dari pendeta yang sudah purna tugasnya yaitu begawan kunta wibisana adik dari rahwana yang menguasai negara alengka yang sekarang diduduki oleh prabu bisawarna anak dari wibisana. Keempat anasir itu sengaja menemui arjuna karena atas petunjuk begawan wibisana arjunalah yang akan menjadi jalan kesempurnaan mereka menyatu kembali dengan sang maha kuasa. Akhirnya arjuna membacakan mantra sakti dan berhasil menyempurnakan mereka. Dan arjuna pun melanjutkan kembali perjalanan ke gunung kutarunggu.

Setelah memasuki area gunung kutarunggu arjuna disambut dengan serangan dadakan dari saudara tunggal bayu. Serangan itu sama sekali tidak dibalas oleh arjuna hingga membuat para saudara tuggal bayu berhenti menyerang. dan mereka bertanya kenapa tidak membalas maka arjuna menjawab dengan tenang bahwa ia datang dengan niat untuk mengabdikan jiwa raga untuk negara dan untuk keseimbangan alam, maka jika dengan  ia diserang dapat menjadi sarana terwujudnya niat tersebut arjuna rela untuk menerimanya. Setelah mendengar hal itu para saudara tunggal bayu tidak langsung percaya karena sebagian besar orang sering berjanji di awal-awal saat akan mendapatkan kedudukan atau jabatan namun setelah mereka mendapatkannya mereka lupa dengan janji-janjinya, arjuna pun beradi memberikan jaminan jika arjuna berani melanggar apa yang dijanjikannya arjuna bersedia menyerahkan jiwa raga kepada para penjaga gunung tersebut atau kekuatan alam/ bersedia menerima hukum karma, setelah itu hanoman sebagai pemimpin tunggal bayu segera menyambut arjuna dan mengantar ke puncak gunung untuk menemui begawan kesawasidhi.  

Disana arjuna disambut baik oleh begawan kesawasidhi,dan atas keberhasilannya naik kegunung dengan berbagai rintangan arjuna diberi panah sakti yang sudah tidak asing lagi baginya yaitu panah kunta wijayandanu, namun arjuna menolaknya karena ia merasa itu bukan miliknya, itu adalah milik sudara tuanya yaitu raja di awangga prabu karna, dan arjuna tidak mau menerimanya, akhirnya sang begawan kesawasidhi mengajak arjuna ke padepokan di atas gunung dan duduk di atas batu, ternyata niat begawan kesawasidhi memberi panah sakti itu adalah menguji keimananjuna, maka setelah arjuna lulus dari ujian itu disana arjuna layak untuk diberi nasehat tentang makutarama yaitu mahkota yang selalu dipakai oleh prabu ramawijaya untuk mengatur negara sebagai raja yang arif dan bijaksana. Makutarama berisi tentang ‘’hasta brata’’ yaitu delapan sifat alam yaitu bumi, air, api, angin, matahari, bulan, bintang dan mendung, sifat bumi adalah sabar sebagai pemimpin harus bisa sabar tidak mudah terbakar api amarah, air adalah menyejukkan suasana, dan menjadi sumber kehidupan sebagai raja dan pemimpin harus bisa menyejukkan umatnya dan menjadi pelindndung bagi kehidupan manusia dan alam,. Api adalah panas yang bisa membakar apa saja berarti sebagai seorang raja harus selalu bisa memberi motivasi dan semangat bagi para bawahannya dan berani menghukum bagi yang salah agar hukum bisa ditegakkan, angin bisa berada di puncak gunung dan bisa berada di bagian bumi paling sempit sekalipun, seorang raja harus bisa menjadi seorang yang adil tidak membeda-bedakan drajad dan kedudukan serta perbedaan agama, golongan dan budaya, matahari memberi kekuatan atau daya namun sinarnya tidak berkurang dan kekal, jadi seorang raja harus selalu memberi manfaat kepada umatnya dan menjadi pengayom. Bulan memberi sinar  dalam kegelapan namun tudak silau, tidak panas, dan sinarnya bersifat menentramkan siapapun yang memandang, sebagai raja harus bisa membagikan ketentraman kepada umat dan masyarakat yang dipimpinnya. Bintang selalu menghiasi gelapnya malam dan bisa menjadi petunjuk jalan,seorang pemimpin harus bisa menjadi seorang yang bijak dan bisa memberi petunjuk kepada bawahannya serta enak dipandang, mendung yang sering diiringi dengan guntur yaitu seorang raja harus berwibawa seperti mendung atau awan hitam, namun setelah hujan turun menjadi sumber kehidupan. Begawan kesawasidhi menjelaskan bahwa ajaran hasta brata adalah ajaran sejati yang meniru sifat alam sebagai ayat yang tersirat di alam semesta, jika semua manusia mau menjalankan fitrahnya sebagai umat manusia sebagai rahmatanlilalamin maka dunia akan damai sejahtera dan alam tidak akan murka.

Arjuna mengucap syukur atas apa yang telah ia capai dan dapatkan dari sang wiku, begawan kesawasidhi pun menitiokan panah kuntawijayandanu kepada arjuna untuk dikembalikan kepada prabu karno, setelah itu arjuna izin untuk kembali, setelah arjuna pergi meninggalkan gunung begawan kesawasidhi pun berubah kembali menjadi wujud aslinya yaitu sang prabu kresna raja dwarawati yang menjadi titisan dewa wisnu yang menjadi awatara/avatar/ wakil / wali dari yang maha kuasa untuk memberikan wahyu kepada arjuna. Di tengah perjalanan arjuna bertemu dengan prabu karna, prabu karna tau jika arjuna sudah mendapatkan wahyu makutarama maka prabu karno meminta sedikit berkah dari wahyu tersebut jika air meski hanya setetes, jika berwujud daun meski hanya sesobek, namun arjuna menjawab bahwa prabu karno lebih membutuhkan benda yang dibawa arjuna dari puncak gunung yang tak lain adalah panah kuntawijayandanu. Prabu karno pun berterimakasih kepada arjuna dan segera kembali ke hastina.

Oleh : Riyadi Setyawan S.Sn

Share: