Kamis, 29 September 2022

Begawan Cipta Wening/ Mintaraga

 


Cipta wening

Sang prabu niwata kawaca raja dari negara ima imantaka adalah raja yang sangat sakti, kekuatannya luar biasa, ia memiliki aji gineng soka weda yang berada ditenggorokannya, dan membuatnya kebal terhadap berbagai senjata, kesaktian tersebut didapatnya saat ia masih muda dengan bertapa berdiri menggunakan satu kaki dengan tangan diacungkan ke arah langit, pertapaannya itu berlangsung selama enam belas tahun sehingga membuat dewa terharu dan memberikan anugerah kepadanya, namun kesaktiannya itu membutanya sombong dan merasa dirinyalah yang paling kuat, ia tergila-gila dengan ratu bidadari bernama batari supraba, kecantikan batari supraba yang sangatlah cantik dan menawan membuat prabu niwata kawaca berani melakukan apapun untuk mendapatkannya, namun lamaran atau permintaan prabu niwata kawaca yang ingin meminang dewi supraba ini selalu digagalkan dan dihalangi oleh para dewa, khususnya dewa indra, setelah kehabisan kesabaran akhirnya ia mengutus patih nya yang sangat kuat bernama ditya kala mamandana dengan diikuti oleh pasukan bersenjata lengkap, mamandana di utus dan diberi kewenangan jika para dewa menolak maka ia boleh memporak porandakan khayangan. Togog atau batara tejomoyo yang turun ke bumi untuk bertugas mengingatkan para satria dan raja yang bersifat angkara pun ambil bicara setelah melihat apa yang dilakukan prabu niwata kawaca, ia menasehati niwata kawaca untuk menghentikan dan mengurungkan apa yang menjadi niatnya, namun niwata kawaca tidak mau mendengar togog karena merasa dirinya kuat tidak terkalahkan dan menjadi pangeran dijagad, namun togog memberi tau bahwa diatas langit masih ada langit, dan togog menjelaskan bahwa “lananging jagad” atau julukan kesatria yang diakui oleh dunia sudah ada yang menyandang yaitu panengah pandawa yang tengah bertapa di gunung mintaraga atau gunung indrakila bernama begawan cipta wening, ialah kesatria sakti dan sudah banyak berjasa kepada dunia. Mendengar penjelasan tejomoyo itu raja ima imantaka itu marah besar dan mengirimkan patih keduanya yang bernama didtya kala mamang murka, untuk menghabisi begawan ciptawening, togog mencoba menghentikannya karena itu akan berakibat fatal bagi niwata kawaca namun niwata kawaca tidak mau mendengarkannya.

Di sisi lain di khayangan sedang terjadi kekacauan , ditya kala mamandana yang permintaanya ditolak oleh dewa indra segera mengamuk di khayangan, para pasukan dewa dan pasukan dari ima imantaka bertempur dengan hebat hingga mengakibatkan langit menghitam, angin badai disertai petir menyambar dan matahari tertutup awan mendung hingga dunia menjadi gelap seolah tak ada cahaya penerang. Pertempuran di khayangan berlangsung lama, meski para dewa adalah mahluk yang tidak bisa mati namun para dewa kuwalahan menghadapi patih mamandana. Bahkan saat batara brahma melemparkan serangan api abadi yang tak bisa padam kepada mamandana, justru api tersebut dapat dihempaskan balik hanya dengan bentakan suara patih mamandana, sehingga api itu malah menyerang para dewa lain, batara narada pun segera peperintahkan brama untuk mengambil kembali apinya dan memerintahkan para dewa untuk mundur serta menutup gerbang khayangan. Batara narada menghadap batara guru untuk melapor dan mencari solusi atas apa yang terjadi, kemudian batara guru memutuskan untuk menurunkan anugerah ke bumi dengan memberikan pusaka sakti berwujud panah pasopati dengan wujud seperti bulan sabit kepada satria yang layak untuk mendapatkannya tentunya dengan berbagai ujian terlebih dahulu. kemudian  batara guru memerintahkan dewa indra dan putrinya ke-tujuh bidadari untuk turun ke bumi dan menguji arjuna yang tengah bertapa di atas gunung minta raga, karena dari sekian kesatria arjunalah yang saat ini tengah bertapa dan mampu memancarkan daya yang kuat hingga cahayanya memancar ke langit hingga membelah awan hitam seperti tiang penyangga langit yang  bercahaya. Dewa indra pun mengerahkan tujuh bidadari tercantik dari khayangan termasuk batari supraba, beserta saudaranya, batari tilutama, gagar mayang, tunjung biru, dan lainnya.   

Sementara itu di puncak gunung indrakila atau gunung mintaraga yang baru saja selesai bersemedi sedang duduk di bawah pohon dan memegangi pusaka -pusakanya yag berwuud keris dan panah-panah sakti, ia merenung tentang apa yang seharusnya ia lakukan sebagai seorag kesatria di dunia ini. Seperti biasa, kemanapun arjuna pergi selalu diikuti oleh abdi setianya yaitu pono kawan, semar sang batara ismaya beserta gareng ,petruk dan bagong, semar sang jiwa mulia pun mendekati arjuna untuk memberi motivasi, arjuna pun bertanya kepada semar apakah yang ia lakukan ini sudah benar atau tidak, lalu sang ismaya memberi motivasi bahwa arjuna masih punya tugas untuk membasti angkara murka di dunia maka arjuna tidak boleh menyerah dan harus melanjutkan semedinya karena jika arjuna tidak mau bertindak memernangi angkara murka lalu siapa lagi yang mampu dan layak, setelah mendengar nasehat dari semar arjuna pun tumbuh rasa percaya dirinya, ia segera bangkit dan melanjutkan tapa semedinya, ia bertekat tidak akan bangun sebelum mendapat tanda-tanda kebesaran dari sang pencipta. Akhirnya arjuna bersemedi dengan khusyuk dan kidmad.  dari ketenangan arjuna membuat aura tubuhnya memancar berwarna keemasan, tak lama kemudian para bidadari datang untuk menggoda arjuna, mereka berusaha memudarkan semedi arjuna dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, dengan menggunakan pakaian yang serba minim dan berbahan tipis para bidadari yang memang memiliki kecantikan luar biasa itu berusaha mengoda arjuna dengan berbagai cara, namun sedikitpun arjuna tidak terpengaruh dengan godaan kecantikan para bidadari khayangan itu, karena aura keemasan yang memancar dari tubuh arjuna semakin kuat, para bidadari yang berusaha menarik dan menggoda arjuna itu justru berbalik tergila-gila dengan ketampanan arjuna, mereka pun salah tingkah, melihat para putrinya gagal menggoda arjuna dan justru malah berbalik tertarik dengan ketampanan arjuna , dewa indra pun menghempaskan para bidadari itu dengan angin untuk mengembalikan para bidadari itu ke khayangan,. Dewa indra pun turun dan menyamar menjadi seorang pertapa untuk menjajaki lahir batin arjuna, ia menemui arjuna yang telah bangun dari semedinya setelah lolos dari godaan para bidadari itu. Dewa indra menemui arjuna dan mengajukan pertanyaan apa yang sebenarnya arjuna cari hingga bersemedi di atas gunung dalam waktu lama itu, dewa indra jiga mengajukan pertanyaan kepada arjuna tentang alasan arjuna bertapa dengan wujud pendeta, namun dalam wujud pendeta masih membawa pusaka, itu adalah kejanggalan dan harus dipertanyakan, maka arjuna menjawab yang ia cari adalah pusaka yang akan digunakan untuk membasmi angkara murka didunia sebagaimana wujud pendeta yang selalu memerangi angkara murka dari dalam dirinya sendiri, serta membawa pusaka itu adalah sebagai bekal dan tanda bahwa arjuna adalah seorang kesatria sejati. Setelah itu dewa indra yang menyamar sebagai pendeta itu segera pergi. Arjuna pun turun dari gunung untuk berjalan-jalan melihat suasana karena sudah cukup lama bertapa di atas gunung, dari tubuh arjuna memancarkan energi yang cahayanya memancar jauh, disisi lain ditya kala mamang murka  yang diutus oleh prabu niwata kawaca untuk menghabisi arjuna itu sudah sampai di gunung indrakila dan sudah siap menyerang arjuna, namun atas kehendak sang maha adil ditya kala mamang murka terkena daya yang memancar dari tubuh arjuna dan berubah menjadi babi hutan, namun hal itu tanpa disadari oleh mamangmurka, ia tetap berlari menyerang arjuna, arjuna yang dari kejauhan melihat ada seekor babi hutan yang hendak menyerangnya segera melepaskan anak panahnya, di sudut lain ternyata ada seorang pemburu yang juga membidik babi hutan tersebut, kedua anak panah yang dilepaskan oleh kedua pemanah itu sama-sama mengenai babi hutan dan menyebabkan ditya mamangmurka yang berubah menjadi babi hutan tersebut tewas, namun setelah itu arjuna dan pemburu itu sama-sama mempertahankan buruannya, mereka sama-sama merasa anak panah nya mengenai babi hutan tersebut, akhirnya pertempuran antara keduanya terjadi, keduanya sama-sama kuat namun setelah arjuna melihat pemburu itu dengan penglihatan batin dan mengetahui siapa sebenarnya pemburu itu, arjuna segera menghaturkan salam hormat, pemburu itu pun paham bahwa arjuna sudah mengetahui siapa dirinya sebenarnya dan segera berubah ke wujud semula yaitu sang batara guru atau batara manikmaya, ia segera memberkati arjuna dan setelah arjuna lulus dari berbagai cobaan dan ujian yang diberikan oleh para dewa batara guru memberikan arjuna hadiah berupa panah pasopati yang memiliki ujung seperti bulan sabit. Arjuna pun diminta oleh batara guru untuk menjadi jago para dewa dan menghadapi raja dari imaimantaka prabu niwatakawaca. Arjuna segera naik ke khayangan dan segera menghadapi patih mamandana yang menunggu di depan gerbang khayangan. Pertarungan berlangsung lama , keduanya sama-sama memiliki kekuatan yang besar namun patih mamandana tumbang setelah terkena panah sakti milik arjuna, di pihak lain prabu niwata kawaca yang mendengar kabar gugurnya kedua patih andalannya itu segera menyusul ke khayangan untuk memporak porandakan dan mengamuk, kemarahan prabu niwata kawaca tidak dapat dihentikan oleh para dewa bahkan arjuna yang menjadi wakil para dewa pun kuwalahan, tidak ada senjata arjuna yang mampu melukai prabu niwata kawaca, semar yang mengetahui kelemahan prabu niwata kawaca  segera memberi tau arjuna bahwa kelemahan prabu niwata kawaca adalah berada di tenggorokannya , aji gineng soka weda yang wujudnya seperti matahari dan memancarkan cahaya menyilaukan yang terletak di tenggorokan itulah rahasia kesaktiannya yang membuat raja imaimantaka itu kebal senjata dan disanalah sekaligus letak kelemahannya, arjuna segera membidik dari kejauhan prabu niwata kawaca dengan panah pasopati, yang dituju adalah tenggorokan prabu niwata kawaca, prabu niwata kawaca yang merasa menang segera mendekati batari supraba yang ingin ia pinang itu, batari supraba pun tidak bisa menolak karena merasa para dewa tidak bisa mengalahkan prabu niwatakawaca, prabu niwata kawaca tertawa terbahak-bahak setelah melihat batari supraba dari dekat. Namun tak lama kemudian panah pasupati andalah arjuna dengan secepat kilat melesat dan menancap mengenai prabu niwata kawaca tepat pada aji ginengnya. Prabu niwata kawaca gugur seketika, arjuna yang berhasil mengalahkan musuh itu diangkat sebagai anak dewa indra diberi nama indra tanaya, dan oleh batara guru arjuna diangkat menjadi raja dengan nama prabu kariti serta diberi kewenangan memperistri para bidadari di khayangan termasuk ke tujuh bidadari tercantik beserta ratu bidadarinya yaitu batari supraba..

Oleh: Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

0 komentar:

Posting Komentar