Rabu, 28 September 2022

Parta Krama

 


Jodoh sejati (Parta krama/ Pernikahan arjuna)

Hari yang cerah di negara dwarawati yang dihiasi dengan indahnya kicau burung-burung dari berbagai jenis yang berbeda, taman yang dihiasi oleh berbagai tanaman bunga yang berwarna-warni yang menyebarkan berbagai aroma wewangian, kumbang-kumbang beraneka ragam yang saling berebut sari-sari  bunga, burung merak dengan bulu indahnya bebas berkeliaran di taman negara dwarawati. Meski negara dwarawati adalah negara yang tidak terlalu besar namun negara ini adalah negara yang makmur penuh dengan kedamaian, rakyat hidup dengan damai sejahtera, selain di batasi oleh tembok benteng pertahanan yang tebal dan para prajurit dan punggawa selalu siap menjaga keselamatan kerajaan, negara dwarawati ini sangat tentram karena sang raja yang bertahta bukanlah seorang raja biasa, ia adalah prabu sri batara krisna yang sangat terkenal sebagai titisan dewa wisnu sebagai dewa kebahagiaan. Pagi itu di pendopo agung negara dwarawati yang megah dengan berbagai hiasan ukiran pada setiap sisi bangunannya, serta hiasan patung-patung yang dibuat detail yang berlapiskan emas dan berhias permata. Prabu krisna yang tengah duduk di singgasana emas kerajaan dwarawati itu tengah menyambut kehadiran kakaknya dari negara mandura yaitu prabu baladewa atau balarama. Kehadiran prabu baladewa selain menjaga tali persaudaraan, prabu baladewa  juga diutus oleh mertuanya yaitu prabu salyapati raja di negara mandaraka. Anak dari prabu salyapati yaitu burisrawa tengah tergila-gila oleh kecantikan sembadra atau rara ireng adik perempuan dari prabu baladewa dan sri krisna. Prabu baladewa merasa ia harus dapat mewujudkan pernikahan burisrawa dengan adiknya tersebut karena itu adalah perintah dari mertuanya, balarama merasa malu jika tidak bisa mewujudkannya karena ia sudah dikenal sebagai raja besar dan berwibawa. Sri krisna yang mendengar tujuan kakaknya itu merasa sedikit bingung untuk menjawab, karena jauh hari sebelumnya prabu kresna sudah menerima lamaran dari negara amarta yaitu dewi kunti yang melamar sembadra untuk dinikahkan dengan arjuna atau parta dimana hal itu sesuai dengan wasiat yang diberikan oleh ayahanda mereka prabu basudewa raja mandura karena dulu saat di negara mandura terjadi kerusuhan yang di lakukan oleh prabu kangsa dewa, saat baladewa dan krisna diringkus tak berdaya oleh kangsa dewa, arjuna menyelamatkan mereka dengan melepaskan panahnya yang menancap di dada kangsa dewa sehingga baladewa dan krisna yang diringkus itu bisa terlepas dan kemudian melemparkan senjata mereka cakra dan nenggala yang akhirnya meleburkan tubuh kangsa tak bersisa. Prabu krisna berusaha menjelaskan baik-baik kepada kakaknya itu namun baladewa tidak mau tau karena ini menyangkut harga diri balarama kepada mertuanya.

Tak lama kemudian dewi kunti yang ditemani oleh gatotkaca tiba di negara dwarawati, para penduduk dan punggawa negara dwarawati pun menyambut dengan baik kedatangan tamu dari negara amarta itu, begitu pula dengan prabu krisna, harya setyaki ,patih udawa, dan juga prabu baladewa yang juga sedang bertamu disana, mereka saling memberi salam dan saling mendoakan layaknya para bangsawan yang tengah menyambut tamu agung pada umumnya,  setelah saling memberi salam dewi kunti segera menyampaikan tujuan kedatangannya di negara dwarawati tersebut, yaitu melanjutkan pembahasan pernikahan arjuna dengan sembadra, sri krisna pun menanggapi dengan baik, dengan penuh kerendahan hati sri krisna menjawab bahwa selain krisna, dewi wara sembadra adalah adik dari prabu baladewa, untuk itu selaku kakak tertua sri krisna mempersilahkan prabu baladewa untuk menjawab lamaran dari negara amarta tersebut. kemudian prabu bala dewa yang sejak awal sudah membawa misi dari mertuanya yaitu prabu salya untuk menikahkan burisrawa dengan sembadra maka dengan tegas baladewa mengatakan kepada dei kunti bahwa dulu saat masih muda baladewa mempunyai sebuah janji bahwa jika  suatu hari nanti ada seorang pria yang ingin meminang atau menikah dengan sembadra , maka pria itu harus bisa memenuhi syarat yang diajukan, dewi kunti pun memaklumi hal tersebut karena sudah selayaknya bahwa jika seorang wanita akan dinikahi maka wanita itu berhak untuk meminta syarat atau maskawin, kemudian setelah dewi kunti mengijinkan baladewa menyebutkan syaratnya dengan tegas bala dewa meminta turunnya hiasan kadewatan atau hiasan yang biasa dimiliki oleh para dewa di khayangan yaitu kayu klebu dewandaru , debog atau batang pohon yang memiliki pupus cinde puspita, jambu dipa nirmala, pelem/mangga pertangga jiwa, lombok dan terong yang berisi mutiara,, gamelan lokananta yang bisa berbunyi diudara dan dimainkan oleh para dewa, bala dewa ingin besan dan pengantin dirias oleh dewa tampan dan cantik yaitu batara kamajaya dan kamaratih, bala dewa juga menginginkan pengantin naik kreta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa dan dipayungi oleh para dewa, baladewa meminta ada seekor kera putih yang menari didepan kreta kencana, dan yang terakhir baladewa meminta serah terima kebondanu/banteng yang berwarna hitam legam dan memiliki garis putih dikakinya berjumlah seratus empat puluh. Mendengar apa yang menjadi syarat yang disebutkan oleh baladewa, dada dewi kunti serasa sesak bagai petir menyambarnya, gatot kaca yang yang tanggap dengan suasana itu segera mendekati dewi kunti untuk mengajaknya pulang dengan digendong terbang, namun dewi kunti tidak mau dan dengan tenang menjawab dan menyetujui apa yang diajukan oleh baladewa. Setelah itu dewi kunti pamit dengan sri krisna dan baladewa dan segera kembali, gatot kaca pun mengikuti dewi kunti dengan memohon pamit kepada semua yang hadir kecuali baladewa dan segera pulang. Baladewa merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh gatotkaca , namun sri krisna menjelaskan bahwa yang keterlaluan adalah baladewa sendiri, karena dengan mengajukan syarat yang begitu banyak dan serba berbau khayangan adalah hal yang tidak mudah, baladewa tidak perduli karena ia membawa misi untuk menikahkan burisrawa dengan sembadra, namun sri krisna mengambil jalan tengah, karena bala dewa adalah seorang raja, dan sabda raja tidak boleh berubah-ubah maka siapapun yang ingin meminang smebadra harus bisa memenuhi syarat yang diajukan sebagaimana yang diajukan baladewa kepada arjuna. Baladewa merasa dibodohi oleh krisna dengan menggunakan senjata makan tuan, namun baladewa tetap bersikeras untuk bahwa burisrawalah yang  harus berhasil menikah dengan sebadra, bala dewa pun segera pergi dari pasewakan atau pertemuan di negara dwarawati tanpa pamit. raden setyaki senopati andalan sri krisna khawatir dengan hal yang terburuk dan yang paling ditakutkan  yaitu jika keluarga dari pandawa tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh baladewa maka Bima bisa memporak porandakan negara mandura dan dwarawati,   sri krisna pun meminta setyaki memperketat penjagaan dan segera membubarkan pertemuan di pendopo negara dwarawati itu.

Setelah sampai di negara amarta kunti disambut oleh para pandawa dengan penuh harap, yudistira dan semua adik-adiknya sudah menanti kedatangan ibunya yang ditemani oleh gatotkaca itu, namun setelah dewi kunti menceritakan tentang semua yang terjadi di negara dwarawati, bima marah besar dan mengajak arjuna pergi ke dwarawati dengan dipayungi pusaka gada rujak polo milik bima, jika nantinya arjuna tidak diizinkan menikah dengan sembadra maka semua orang dwarawati dan mandura akan dihabisi bima, namun kemarahan bima itu berhasil diredam oleh ibunya, dan karena ibunya sudah menyanggupi syarat yang ditentukan oleh balarama maka dewi kunti membagi tugas kepada pandawa dan putranya,, bima ditugaskan mencari kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa, arjuna ditugaskan naik ke khayangan cakra kembang milik batara kamajaya dan batari kamaratih dimana arjuna sudah dianggap sebagai saudara mereka. Gatot kaca ditugaskan untuk pergi ke gunung sapu angin menemui begawan hanoman untuk dimintai tolong menari di depan kereta kencana sekaligus meminta informasi tentang maesandanu/kerbau hitam dengan garis putih di kaki mereka dimana kerbau itu adalah binatang milik para dewa. Yudistira pun ditugaskan untuk mendekorasi kerajaan amarta yang akan digunakan untuk menyambut acara pernikahan tersebut. bima yang merasa bingung mau pergi kemana untuk mencari kereta kuda berkepala raksasa itu didekati oleh ponokawan semar, abdi setia yang sebenarnya adalah jelmaan dari batara ismaya salah satu dewa tertinggi di khayangan. Semar memberi tahu tentang sejarah dan letak dimana kereta emas itu berada, kereta itu tak lain adalah kereta yang dulunya milik raja besar dan sakti di negara alengka prabu dasamuka atau prabu rahwana. Dimana sekarang kerajaan itu bernama singgelapura dan yang bertahta sebagai raja adalah prabu bisawarna anak dari kunta wibisana adik dari dasamuka. Bima dengan ditemani oleh petruk, berangkat menggunakan aji blabag pengantul-antul segera berangkat ke singgelapura dengan cepat, dengan kecepatan seperti angin sang bima sekali lompat sudah sampai di pesisir pantai negara singgelapura,, disana bima disambut oleh para pajurit dan para raja bawahan prabu bisawarna, bima dikeroyok karena orang asing namun memaksa masuk ke negara tanpa izin, namun dengan kekuatan bima semua prajurit singgelapura kuwalahan dan mundur, prabu bisawarna yang mengetahui kekacauan yang dibuat bima segera menemui bima dan membicarakan baik-baik, bima pun mengatakan tujuannya datang ke negara singgelapura dan petruk yang ikut dengan bima itu pun memperkenalkan kepada prabu bisawarna bahwa bima adalah majikannya yang sekarang diikuti oleh kyai lurah semar, maka prabu bisawarna meminta maaf atas sambutan yang diberikan oleh prajurit singgelapura kepada bima, dan prabu bisawarna bersedia meminjamkan kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa yang menjadi pusaka negara singgelapura itu.



Disisi lain gatotkaca yang pergi menemui begawan hanoman yang ditempuh dengan terbang pun dengan cepat segera sampai di gunung sapu angin, begawan hanoman yang melihat putra bima itu segera menyambut dengan baik, gatot kaca memberi tahu maksut dan tujuannya datang ke hadapan anoman dan sekaligus bertanya dimana keberadaan kebondanu atau kerbau yang berwarna hitam legam dengan garis putih di kakinya. Begawan hanoman menyetujui untuk menari didepan kereta kencana, dan memberi tahu bahwa kebondanu itu adalah binatang suci peliharaan para dewa, yang di gembala oleh dadungawuk, maka gatot kaca segera naik ke khayangan untuk mencari kerbau tersebut.  sesampainya di khayangan di repat kepanasan/padang luas tempa para kerbau khayangan berkeliaran, gatotkaca menggiring kerbau itu dan berusaha menangkapnya satu persatu, namun ada satu kerbau yang agak liar dan melawan gatotkaca, hingga keibutan ini diketahui oleh dadung awuk, raksasa khayangan yang ditugaskan untuk menggebala kerbau ndanu tersebut. gatot kaca pun diserang oleh dadungawuk dan pertarungan terjadi begitu dasyat karena dadungawuk adalah raksasa khayangan dan gatot kaca juga keturunan darah raksasa dari pringgondani. Keduanya seimbang dan saling menggunakan kekuatan masig-masing hal ini kemudian diketahui oleh sang kaneka putra atau batara narada yakni penasehat dari batara guru atau raja para dewa. Pertarungan pun dapat dihentikan dan gatotkaca menjelaskan maksut dan tujuannya ke khayangan. Setelah itu gatotkaca diizinkan oleh para dewa meminjam kerbau ndanu dan membawanya sebagai syarat pernikahan arjuna.

Di sisi lain arjuna yang naik ke khayangan cakra kembang untuk meminta bantuan batara bagus kamajaya dan kamaratih untuk merias penganten dan keluarga pengantin, diikuti oleh kyai lurah semar yang sebenarnya adalah penjelmaan dari batara ismaya , kakak dari bataraguru rajanya para dewa, oleh karena itu sekalian kyai lurah semar meminjamkan gamelan lokananta yang ditabuh oleh para gandarwa dan dewa, dan rerengan atau benda benda pusaka yang indah dari khayangan yaitu kayu klepu dewandaru, debog degan cinde puspita atau dengan hiasan bunga indah yang aneh dan tidak pernah ada di bumi, makanan par dewa jambu dipa nirmala , pelem/mangga pertangga jiwa, lombok terong yang berisikan mutiara.  dengan begitu lengkap sudah syarat yang diajukan oleh baladewa sebagai mahar pernikahan arjuna dengan sembadra.

Setelah semua syarat terkumpul maka para keluarga pandawa pun mengiringi arjuna sebagai penganti pria yang diikuti oleh arak arakan kereta kencana yang berkusir kera putih, kerbau sebanyak 140, benda-benda dari bangsa dewa dan semua syarat yang diajukan baladewa dan dipayungi oleh para dewa dengan diiringi gamelan lokananta.

Pernikahan antara arjuna dengan sembadra pun berjalan dengan baik dan siapa yang menduga bahwa syarat yang begitu berat yang diajukan oleh baladewa justru menjadi anugrah besar dan pernikahan arjuna dengan dewi sembadra tercatat dalam sejarah menjadi pernikahan yang paling berkesan dimana titah sawantah atau manusia biasa yang selalu dipayungi oleh para dewa dalam mengabdikan diri sebagai seorang kesatria dimana saat menikah justru difasilitasi dengan benda benda para dewa khayangan.

Dan didalam budaya yang berkembang di masyarakat jawa secara turun temurun pernikahan arjuna ini menjadi standar untuk ritual pernikahan yang masih digunakan hingga sekarang dimana syarat pernikahan masih menggunakan kembar mayang dan beberapa hiasan yang sebenarnya bukan sekedar hiasan yang diibaratkan sebagai ‘Rerenggan kadewatan kayu klepu dewo ndaru debog suasa kang pupus cinde puspita ,jambu dipa nirmala, pelem pertangga jiwa, lombok terong ingkang isi mutiara kreta kencana pangirit turagga yaksa, pinayungan ara dewa, ketek putih, maesandanu 140 ules pancalpanggung’’

Dan masih diiringi dengan irinan gamelan sebagai  “gamelan lokananta yang bunyi di udara oleh para dewa”

Serta masih menggunakan riasan sebagaimana syarat dalam pewayangan ,besan dirias dewa bagus,”

Dari cerita ini dapat diambil pelajaran “bahwasanya jodoh adalah sudah menjadi takdir sang maha kuasa, jika sudah berjodoh walau dihalangi apapun, dibentangkan dengan jarak  dan dipersulit dengan berbagai syarat apapun tetap akan disatukan oleh sang pencipta dengan jodohnya. Dan jika tuhan semesta alam sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin baginya, dimana dalam cerita di atas digambarkan dengan syarat pernikahan yang diluar nalar dan sangat tidak mungkin diwujudkan oleh manusia biasa , namun atas kehendak dan ridho dari sang pencipta akhirnya arjuna dapat memenuhi syarat tersebut”


Oleh: Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

0 komentar:

Posting Komentar