Suatu hari didesa kecil yang dekat dengan pegunungan dan dekat dengan sumber air yang jernih, hidup seorang seniman tradisi yaitu seorang dalang wayang kulit. Ia bernama gondho martoyo, kemahirannya dalam memainkan wayang kulit sudah diakui dan sangat diminati oleh masyarakat, selain pandai dalam memempertunjukan drama adegan, dan membuat adegan perang seolah-olah hidup seperti nyata ia juga dikenal dengan kemampuannya membuat humor dalam setiap pertunjukan wayang kulit. Seniman itu tinggal di daerah bernama Pengging Handayaningrat, dibawah kekuasaan kerajaan besar dan tersohor dijawa/Surakarta. sehingga kabar tentang kemahiran dan keahlian dalang ini terdengar sampai di kalangan kerajaan.
Raja
yang mendengar adanya seorang seniman hebat dan terkenal dari luar tembok
keraton pun mulai heran dan penasaran dengan dalang bernama Gondho martoyo ini,
karena keraton adalah pusat kebudayaan dan seni yang indah, sedangkan diluar
keraton tersebar berita tentang seniman yang terkenal kehebatannya, akhirnya
sang raja memerintahkan seorang senopati dan tumenggung untuk memanggil dalang
tersebut untuk pentas dan mempertunjukan keahliannya di pendopo agung keraton
yang megah itu.
Sebelum
gondho martoyo tiba di keraton sang raja memerintahkan kepada semua tumenggung,
senopati dan prajurit serta semua
penonton, semua yang hadir dan melihat pertunjukan wayang kulit itu diperintahkan
untuk tetap diam dan tidak tertawa saat si dalang tengah mempertujukkan adegan
yang lucu. Hal itu sengaja dilakukan sang raja untuk mencoba sejauh mana
kemampuan dan mental si dalang saat berhadapan dengan raja besar dan bagsawan
yang dihormati masyarakatnya.,
Setelah
dalang beserta rombongan tiba di kerajaan yang agung dan semua peralatan sudah
siap untuk digunakan untuk pentas, wayang sudah disimping/ditata berbaris,
gamelan sudah digelar, maka para
penonton yang hadir di pendopo agung sudah siap dengan rencana sang raja yang
ingin membuat sang dalang tidak berkutik dengan leluconnya,,
Pertunjukan
pun dimulai, adegan demi adegan disajikan dan dikemas dengan menarik dan
seolah-olah cerita dalam pertunjukan wayang itu benar benar hidup sehingga
membuat para penonton yang melihatnya ikut hanyut ke dalam setiap adegan ,
setiap drama, setiap adegan perang dan setiap sesi menjadikan para punggawa
kerajaan hingga sang raja sendiri pun
ikut hanyut dan masuk dalam setiap adegannya., sang raja mulai terkesima dengan
pertunjukan wayang kulit yang disajikan oleh dalang itu, sehingga membuatnya lupa dengan rencana yang
dibuatnya sejak awal dimana semua punggawa , prajurit dan semua yang hadir
dilarang untuk tertawa saat ada adegan lucu yang ditampilkan oleh sang
widupamayang,
Setelah
pertunjukan berlangsung cukup lama dengan berbagai adegan dramatis baik sedih,
serius, adegan tegang saat peperangan, akhirnya disela-sela itu sang dalang
menyisipkan adegan lucu yang diperankan oleh tokoh wayang petruk, yaitu salah
satu dari ponokawan yang selalu megikuti tokoh bambangan atau kesatria yang
memiliki watak baik dan biasanya tokoh yang diikuti ponokawan inilah yang
menjadi kunci penyelesaian masalah dalam pertunjukan wayang kulit tersebut.
Dalam
suatu adegan yang menggunakan tokoh wayang petruk tersebut sang dalang
menampilkan kelakuan petruk yang jenaka dengan kata-kata dan tindakan yang
bersifat humor, sehingga hal ini membuat sang raja tertawa terbahak-bahak,
hingga lupa dengan apa yang direncanakan sejak awal, hingga pertunjukan
berakhir sang raja pun tetap menikmati pertunjukan dan benar-benar terhibur oleh penampilan dalang
ini.
Kemudian
setelah pertunjukan selesai sang raja yang arif dan bijaksana ini berdiri dan
mengucapkan sabda dengan disaksikan oleh punggawa kerajaan dan semua yang hadir
di pendopo agung keraton itu. Sabda itu menyebutkan Bahwa sang raja mengakui
kelihaian dan kepandaian dalang dengan nama gondho martoyo itu dalam
men-dalang, atau memainkan setiap adegan dalam pertunjukan wayang kulit, dan
memutuskan untuk menghadiahkan salah satu selirnya sebagai wujud pengakuannya
atas kepandaian si dalang dan sekaligus sebagai wujud kebanggaannya bahwa di
daerah kekuasaannya ada seorang seniman yang mumpuni dan ikut melestarikan
budaya lokal meskipun berasal dari luar tembok keraton.,
0 komentar:
Posting Komentar