Jodoh sejati (Parta krama/ Pernikahan
arjuna)
Hari
yang cerah di negara dwarawati yang dihiasi dengan indahnya kicau burung-burung
dari berbagai jenis yang berbeda, taman yang dihiasi oleh berbagai tanaman
bunga yang berwarna-warni yang menyebarkan berbagai aroma wewangian,
kumbang-kumbang beraneka ragam yang saling berebut sari-sari bunga, burung merak dengan bulu indahnya
bebas berkeliaran di taman negara dwarawati. Meski negara dwarawati adalah
negara yang tidak terlalu besar namun negara ini adalah negara yang makmur
penuh dengan kedamaian, rakyat hidup dengan damai sejahtera, selain di batasi
oleh tembok benteng pertahanan yang tebal dan para prajurit dan punggawa selalu
siap menjaga keselamatan kerajaan, negara dwarawati ini sangat tentram karena
sang raja yang bertahta bukanlah seorang raja biasa, ia adalah prabu sri batara
krisna yang sangat terkenal sebagai titisan dewa wisnu sebagai dewa
kebahagiaan. Pagi itu di pendopo agung negara dwarawati yang megah dengan
berbagai hiasan ukiran pada setiap sisi bangunannya, serta hiasan patung-patung
yang dibuat detail yang berlapiskan emas dan berhias permata. Prabu krisna yang
tengah duduk di singgasana emas kerajaan dwarawati itu tengah menyambut
kehadiran kakaknya dari negara mandura yaitu prabu baladewa atau balarama.
Kehadiran prabu baladewa selain menjaga tali persaudaraan, prabu baladewa juga diutus oleh mertuanya yaitu prabu
salyapati raja di negara mandaraka. Anak dari prabu salyapati yaitu burisrawa
tengah tergila-gila oleh kecantikan sembadra atau rara ireng adik perempuan
dari prabu baladewa dan sri krisna. Prabu baladewa merasa ia harus dapat
mewujudkan pernikahan burisrawa dengan adiknya tersebut karena itu adalah
perintah dari mertuanya, balarama merasa malu jika tidak bisa mewujudkannya
karena ia sudah dikenal sebagai raja besar dan berwibawa. Sri krisna yang
mendengar tujuan kakaknya itu merasa sedikit bingung untuk menjawab, karena
jauh hari sebelumnya prabu kresna sudah menerima lamaran dari negara amarta
yaitu dewi kunti yang melamar sembadra untuk dinikahkan dengan arjuna atau
parta dimana hal itu sesuai dengan wasiat yang diberikan oleh ayahanda mereka
prabu basudewa raja mandura karena dulu saat di negara mandura terjadi
kerusuhan yang di lakukan oleh prabu kangsa dewa, saat baladewa dan krisna
diringkus tak berdaya oleh kangsa dewa, arjuna menyelamatkan mereka dengan
melepaskan panahnya yang menancap di dada kangsa dewa sehingga baladewa dan
krisna yang diringkus itu bisa terlepas dan kemudian melemparkan senjata mereka
cakra dan nenggala yang akhirnya meleburkan tubuh kangsa tak bersisa. Prabu
krisna berusaha menjelaskan baik-baik kepada kakaknya itu namun baladewa tidak
mau tau karena ini menyangkut harga diri balarama kepada mertuanya.
Tak
lama kemudian dewi kunti yang ditemani oleh gatotkaca tiba di negara dwarawati,
para penduduk dan punggawa negara dwarawati pun menyambut dengan baik
kedatangan tamu dari negara amarta itu, begitu pula dengan prabu krisna, harya
setyaki ,patih udawa, dan juga prabu baladewa yang juga sedang bertamu disana,
mereka saling memberi salam dan saling mendoakan layaknya para bangsawan yang
tengah menyambut tamu agung pada umumnya,
setelah saling memberi salam dewi kunti segera menyampaikan tujuan
kedatangannya di negara dwarawati tersebut, yaitu melanjutkan pembahasan
pernikahan arjuna dengan sembadra, sri krisna pun menanggapi dengan baik, dengan
penuh kerendahan hati sri krisna menjawab bahwa selain krisna, dewi wara
sembadra adalah adik dari prabu baladewa, untuk itu selaku kakak tertua sri
krisna mempersilahkan prabu baladewa untuk menjawab lamaran dari negara amarta
tersebut. kemudian prabu bala dewa yang sejak awal sudah membawa misi dari
mertuanya yaitu prabu salya untuk menikahkan burisrawa dengan sembadra maka
dengan tegas baladewa mengatakan kepada dei kunti bahwa dulu saat masih muda
baladewa mempunyai sebuah janji bahwa jika
suatu hari nanti ada seorang pria yang ingin meminang atau menikah
dengan sembadra , maka pria itu harus bisa memenuhi syarat yang diajukan, dewi
kunti pun memaklumi hal tersebut karena sudah selayaknya bahwa jika seorang
wanita akan dinikahi maka wanita itu berhak untuk meminta syarat atau maskawin,
kemudian setelah dewi kunti mengijinkan baladewa menyebutkan syaratnya dengan
tegas bala dewa meminta turunnya hiasan kadewatan atau hiasan yang biasa
dimiliki oleh para dewa di khayangan yaitu kayu klebu dewandaru , debog atau
batang pohon yang memiliki pupus cinde puspita, jambu dipa nirmala,
pelem/mangga pertangga jiwa, lombok dan terong yang berisi mutiara,, gamelan
lokananta yang bisa berbunyi diudara dan dimainkan oleh para dewa, bala dewa
ingin besan dan pengantin dirias oleh dewa tampan dan cantik yaitu batara
kamajaya dan kamaratih, bala dewa juga menginginkan pengantin naik kreta
kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa dan dipayungi oleh para dewa,
baladewa meminta ada seekor kera putih yang menari didepan kreta kencana, dan
yang terakhir baladewa meminta serah terima kebondanu/banteng yang berwarna
hitam legam dan memiliki garis putih dikakinya berjumlah seratus empat puluh.
Mendengar apa yang menjadi syarat yang disebutkan oleh baladewa, dada dewi
kunti serasa sesak bagai petir menyambarnya, gatot kaca yang yang tanggap
dengan suasana itu segera mendekati dewi kunti untuk mengajaknya pulang dengan
digendong terbang, namun dewi kunti tidak mau dan dengan tenang menjawab dan
menyetujui apa yang diajukan oleh baladewa. Setelah itu dewi kunti pamit dengan
sri krisna dan baladewa dan segera kembali, gatot kaca pun mengikuti dewi kunti
dengan memohon pamit kepada semua yang hadir kecuali baladewa dan segera pulang.
Baladewa merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh gatotkaca , namun
sri krisna menjelaskan bahwa yang keterlaluan adalah baladewa sendiri, karena
dengan mengajukan syarat yang begitu banyak dan serba berbau khayangan adalah
hal yang tidak mudah, baladewa tidak perduli karena ia membawa misi untuk
menikahkan burisrawa dengan sembadra, namun sri krisna mengambil jalan tengah,
karena bala dewa adalah seorang raja, dan sabda raja tidak boleh berubah-ubah
maka siapapun yang ingin meminang smebadra harus bisa memenuhi syarat yang
diajukan sebagaimana yang diajukan baladewa kepada arjuna. Baladewa merasa
dibodohi oleh krisna dengan menggunakan senjata makan tuan, namun baladewa
tetap bersikeras untuk bahwa burisrawalah yang
harus berhasil menikah dengan sebadra, bala dewa pun segera pergi dari pasewakan
atau pertemuan di negara dwarawati tanpa pamit. raden setyaki senopati andalan
sri krisna khawatir dengan hal yang terburuk dan yang paling ditakutkan yaitu jika keluarga dari pandawa tidak terima
dengan apa yang dilakukan oleh baladewa maka Bima bisa memporak porandakan
negara mandura dan dwarawati, sri krisna pun meminta setyaki memperketat
penjagaan dan segera membubarkan pertemuan di pendopo negara dwarawati itu.
Setelah
sampai di negara amarta kunti disambut oleh para pandawa dengan penuh harap,
yudistira dan semua adik-adiknya sudah menanti kedatangan ibunya yang ditemani
oleh gatotkaca itu, namun setelah dewi kunti menceritakan tentang semua yang
terjadi di negara dwarawati, bima marah besar dan mengajak arjuna pergi ke
dwarawati dengan dipayungi pusaka gada rujak polo milik bima, jika nantinya
arjuna tidak diizinkan menikah dengan sembadra maka semua orang dwarawati dan
mandura akan dihabisi bima, namun kemarahan bima itu berhasil diredam oleh
ibunya, dan karena ibunya sudah menyanggupi syarat yang ditentukan oleh
balarama maka dewi kunti membagi tugas kepada pandawa dan putranya,, bima
ditugaskan mencari kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala raksasa,
arjuna ditugaskan naik ke khayangan cakra kembang milik batara kamajaya dan
batari kamaratih dimana arjuna sudah dianggap sebagai saudara mereka. Gatot
kaca ditugaskan untuk pergi ke gunung sapu angin menemui begawan hanoman untuk
dimintai tolong menari di depan kereta kencana sekaligus meminta informasi
tentang maesandanu/kerbau hitam dengan garis putih di kaki mereka dimana kerbau
itu adalah binatang milik para dewa. Yudistira pun ditugaskan untuk mendekorasi
kerajaan amarta yang akan digunakan untuk menyambut acara pernikahan tersebut.
bima yang merasa bingung mau pergi kemana untuk mencari kereta kuda berkepala
raksasa itu didekati oleh ponokawan semar, abdi setia yang sebenarnya adalah
jelmaan dari batara ismaya salah satu dewa tertinggi di khayangan. Semar
memberi tahu tentang sejarah dan letak dimana kereta emas itu berada, kereta
itu tak lain adalah kereta yang dulunya milik raja besar dan sakti di negara
alengka prabu dasamuka atau prabu rahwana. Dimana sekarang kerajaan itu bernama
singgelapura dan yang bertahta sebagai raja adalah prabu bisawarna anak dari
kunta wibisana adik dari dasamuka. Bima dengan ditemani oleh petruk, berangkat
menggunakan aji blabag pengantul-antul segera berangkat ke singgelapura dengan
cepat, dengan kecepatan seperti angin sang bima sekali lompat sudah sampai di
pesisir pantai negara singgelapura,, disana bima disambut oleh para pajurit dan
para raja bawahan prabu bisawarna, bima dikeroyok karena orang asing namun
memaksa masuk ke negara tanpa izin, namun dengan kekuatan bima semua prajurit
singgelapura kuwalahan dan mundur, prabu bisawarna yang mengetahui kekacauan
yang dibuat bima segera menemui bima dan membicarakan baik-baik, bima pun
mengatakan tujuannya datang ke negara singgelapura dan petruk yang ikut dengan
bima itu pun memperkenalkan kepada prabu bisawarna bahwa bima adalah majikannya
yang sekarang diikuti oleh kyai lurah semar, maka prabu bisawarna meminta maaf
atas sambutan yang diberikan oleh prajurit singgelapura kepada bima, dan prabu
bisawarna bersedia meminjamkan kereta kencana yang ditarik oleh kuda berkepala
raksasa yang menjadi pusaka negara singgelapura itu.
Disisi
lain gatotkaca yang pergi menemui begawan hanoman yang ditempuh dengan terbang
pun dengan cepat segera sampai di gunung sapu angin, begawan hanoman yang
melihat putra bima itu segera menyambut dengan baik, gatot kaca memberi tahu
maksut dan tujuannya datang ke hadapan anoman dan sekaligus bertanya dimana
keberadaan kebondanu atau kerbau yang berwarna hitam legam dengan garis putih
di kakinya. Begawan hanoman menyetujui untuk menari didepan kereta kencana, dan
memberi tahu bahwa kebondanu itu adalah binatang suci peliharaan para dewa,
yang di gembala oleh dadungawuk, maka gatot kaca segera naik ke khayangan untuk
mencari kerbau tersebut. sesampainya di
khayangan di repat kepanasan/padang luas tempa para kerbau khayangan
berkeliaran, gatotkaca menggiring kerbau itu dan berusaha menangkapnya satu
persatu, namun ada satu kerbau yang agak liar dan melawan gatotkaca, hingga
keibutan ini diketahui oleh dadung awuk, raksasa khayangan yang ditugaskan
untuk menggebala kerbau ndanu tersebut. gatot kaca pun diserang oleh dadungawuk
dan pertarungan terjadi begitu dasyat karena dadungawuk adalah raksasa
khayangan dan gatot kaca juga keturunan darah raksasa dari pringgondani.
Keduanya seimbang dan saling menggunakan kekuatan masig-masing hal ini kemudian
diketahui oleh sang kaneka putra atau batara narada yakni penasehat dari batara
guru atau raja para dewa. Pertarungan pun dapat dihentikan dan gatotkaca
menjelaskan maksut dan tujuannya ke khayangan. Setelah itu gatotkaca diizinkan
oleh para dewa meminjam kerbau ndanu dan membawanya sebagai syarat pernikahan
arjuna.
Di
sisi lain arjuna yang naik ke khayangan cakra kembang untuk meminta bantuan
batara bagus kamajaya dan kamaratih untuk merias penganten dan keluarga
pengantin, diikuti oleh kyai lurah semar yang sebenarnya adalah penjelmaan dari
batara ismaya , kakak dari bataraguru rajanya para dewa, oleh karena itu
sekalian kyai lurah semar meminjamkan gamelan lokananta yang ditabuh oleh para
gandarwa dan dewa, dan rerengan atau benda benda pusaka yang indah dari
khayangan yaitu kayu klepu dewandaru, debog degan cinde puspita atau dengan
hiasan bunga indah yang aneh dan tidak pernah ada di bumi, makanan par dewa
jambu dipa nirmala , pelem/mangga pertangga jiwa, lombok terong yang berisikan
mutiara. dengan begitu lengkap sudah
syarat yang diajukan oleh baladewa sebagai mahar pernikahan arjuna dengan
sembadra.
Setelah
semua syarat terkumpul maka para keluarga pandawa pun mengiringi arjuna sebagai
penganti pria yang diikuti oleh arak arakan kereta kencana yang berkusir kera
putih, kerbau sebanyak 140, benda-benda dari bangsa dewa dan semua syarat yang
diajukan baladewa dan dipayungi oleh para dewa dengan diiringi gamelan
lokananta.
Pernikahan
antara arjuna dengan sembadra pun berjalan dengan baik dan siapa yang menduga
bahwa syarat yang begitu berat yang diajukan oleh baladewa justru menjadi
anugrah besar dan pernikahan arjuna dengan dewi sembadra tercatat dalam sejarah
menjadi pernikahan yang paling berkesan dimana titah sawantah atau manusia
biasa yang selalu dipayungi oleh para dewa dalam mengabdikan diri sebagai
seorang kesatria dimana saat menikah justru difasilitasi dengan benda benda
para dewa khayangan.
Dan
didalam budaya yang berkembang di masyarakat jawa secara turun temurun
pernikahan arjuna ini menjadi standar untuk ritual pernikahan yang masih
digunakan hingga sekarang dimana syarat pernikahan masih menggunakan kembar
mayang dan beberapa hiasan yang sebenarnya bukan sekedar hiasan yang
diibaratkan sebagai ‘’Rerenggan kadewatan kayu klepu dewo ndaru
debog suasa kang pupus cinde puspita ,jambu dipa nirmala, pelem pertangga jiwa,
lombok terong ingkang isi mutiara kreta kencana pangirit turagga yaksa,
pinayungan ara dewa, ketek putih, maesandanu 140 ules pancalpanggung’’
Dan
masih diiringi dengan irinan gamelan sebagai “gamelan lokananta yang bunyi di udara oleh para dewa”
Serta
masih menggunakan riasan sebagaimana syarat dalam pewayangan “,besan
dirias dewa bagus,”
Dari
cerita ini dapat diambil pelajaran “bahwasanya
jodoh adalah sudah menjadi takdir sang maha kuasa, jika sudah berjodoh walau
dihalangi apapun, dibentangkan dengan jarak
dan dipersulit dengan berbagai syarat apapun tetap akan disatukan oleh
sang pencipta dengan jodohnya. Dan jika tuhan semesta alam sudah berkehendak
maka tidak ada yang tidak mungkin baginya, dimana dalam cerita di atas
digambarkan dengan syarat pernikahan yang diluar nalar dan sangat tidak mungkin
diwujudkan oleh manusia biasa , namun atas kehendak dan ridho dari sang
pencipta akhirnya arjuna dapat memenuhi syarat tersebut”
Oleh: Riyadi Setyawan S.Sn