Gatot
kaca
Angi
Dewa
indra memberi peringatan kepada para raksasa untuk kembali ke kerajaan mereka,
dan mengurungkan niat yang ingin menyerang khayangan dan menguasai khayangan,
namun peringatan dewa indra itu malah membuat patih sekipu marah besar
menyerang khayagan, perang besar antara pasukan khayangan dengan para pasukan
dari gilingwesi pun tak bisa dihindari meski dewa memiliki kelebihan tidak bisa
mati namun mereka masih bisa merasa sakit, dan pasukan khayangan kuwalahan
menghadapi para pasukan dari negara gilingwesi yang dipimpin oleh patih sekipu
tersebut, ternyata patih sekipu sangat sakti , kebal senjata dan dengan cepat
bisa mengobrak abrik pasukan khayangan. Bahkan api dari dewa brahma yang selalu
menjadi andalan pun dapat dikembalikan hanya dengan hentakan suara keras dari
patih sekipu, dan api tersebut justru menyerang balik kepada pasukan khayangan
dan mengenai para dewa. Akhirnya dewa narada sebagai wakil dari batara
manikmaya menyuruh pasukan untuk mundur dan menutup pintu gerbang khayangan,
namun patih sekipu masih memiliki sifat kesatria dan memberi waktu kepada para
dewa jika sampai sore hari tidak ada dewa atau wakil sebagai jago para dewa
yang menghadapinya maka para dewa dianggap kalah dan khayangan akan diporak
porandakan. Sang resi kanekaputra atau dewa narada pun menghadap kepada batara
guru sang raja bagi para dewa untuk meminta solusi, maka sang batara guru
mendapat penglihatan gaib bahwa yang bisa menyelesaikan adalah pihak para
pandawa, dimana arjuna yang tengah bertapa dengan kuat sehingga memiliki daya
dan cahaya yang dapat memberi pencerahan di dunia, yang ditandai dengan cahaya
seperti tugu yang tegak lurus menjulang keangkasa menembus awan hitam. maka
sang batara guru menciptakan senjata super ampuh yang sangat dasyat
kekuatannya, tidak akan ada yang mampu menahan serangan dari senjata itu, yaitu
senjata kuntawijayandanu berwujud panah sakti beserta warangka atau wadahnya
yang berasal dari kayu kastuba mulya yang juga memiliki kekuatan istimewa. Maka
berangkatlah sang kanekaputra untuk memberikan anugrah kepada pertapa yang kuat
dalam bertapa.
Di
sisi lain jauh di negara amarta ternyata para pandawa sedang berduka atas apa
yang dialami oleh bima yaitu tali pusar anaknya yang telah lahir dari rahim
arimbi tidak bisa dipatahkan dengan
senjata apapun, sehingga arjuna pun
pergi ke tengah hutan untuk mencari solusi dari apa yang dialami oleh kakaknya
tersebut. sang resi kaneka putra yang tengah terbang berkeliling untuk mencari
arjuna pun melihat ada cahaya terang yang memiliki daya tarik sangat kuat yang
menjulang kelangit dan dapat membuat awan hitam menyingkir, kekuatan itu seolah
dapat memberikan ketenteraman dan kedamaian bagi dunia, sang kanekaputra pun
tidak ragu lagi dengan cahaya ini, ia memastikan bahwa daya itu pasti berasal
dari arjuna yang tengah bertapa karena jika hanya orang biasa tidak akan bisa bertapa
sehebat ini hingga memberi pengaruh besar terhadap alam, maka sang kaneka putra
segera turun dari langit dan menuju kepada sumber cahaya tersebut. disana sang
resi kaneka putra melihat sosok kesatria tampan dengan dikelilingi oleh aura
cahaya keemasan dan memiliki daya yang kuat,
maka kaneka putra segera membengunkan satria itu serta memberikan pusaka
ampuh sebagai anugerah atas apa yang sudah dilakukannya yaitu bertapa dengan
kuat maka satria itu berterimakasih kepada dewa narada dan mohon pamit untuk
kembali ke petapralaya yaitu salah satu
dewa di negara hastina, dengan terkejut dewa narada bertanya siapa sebenarnya
orang ini, maka satria itu menjawab bahwa dirinya adalah surya putra , anak
dari kusir negara hastina, maka dewa narada bingung karena salah memberikan
anugerah yang seharusnya diberikan kepada arjuna malah salah diberikan kepada
suryaputra. Dan ia memintanya kembali namun surya putra dengan sopan menjawab
bahwa apapun sabda dewa tidak boleh dicabut karena jika dicabut akan membuat
para dewa tidak memiliki wibawa. Dan surya putra segera pergi.
Dewa
narada pun kebingungan dan tak lama kemudian ia bertemu dengan arjuna, ia
menjelaskan kepada arjuna tentang apa yang tengah terjadi dan memerintahkan
arjuna mengejar surya putra yang telah membawa pusaka itu. Dengan cepat arjuna
segera mengejar surya putra untuk merebut kembali senjata pusaka yang dibawa
oleh surya putra. Surya putra yang telah berhadapan dengan arjuna pun tidak membiarkan
arjuna merebut kembali pusaka tersebut, maka pertempuan pun terjadi antara
arjuna dengan surya putra. Namun mereka seimbang dan setelah memperebutkan
senjata arjuna hanya mendapatkan warangkanya saja dan surya putra mendapatkan
pusaka kuntawijayandanu. Arjuna pun menemui dewa narada dan mengatakan bahwa ia
hanya berhasil merebut warangkanya saja, dan arjuna menjelaskan tentang apa
yang ia cari yaitu mencari anugrah dewa untuk memotong tali pusar anak bima,
maka dewa narada segera mengiringi arjuna kembali ke amarta, di amarta para
saudara arjuna sudah menunggu dan menyambut arjuna, bima dengan arimbi dan
yudistira, kembar nakula dan sadewa , kunti bahkan sri krisna sang titisan dewa
wisnu juga ikut menjaga bayi anak dari bima tersebut. maka dewa narada
menganjurkan untuk memotong tal pusar itu dengan wadah dari pusaka
kuntawijayandanu, karena wadahnya saja sudah sangat sakti. Ternyata tali pusar
tersebut berhasil dipotong dengan wadah atau warangka dari kuntawijayandanu dan
menyatu dengan tubuh anak bima. Sri krisna pun menjelaskan bahwa menyatunya
wadah tersebut adalah anugrah karena akan menjadi kekuatan bagi anak bima,
namun perlu diingat suatu saat hanya ada satu senjata yang mempan dan bisa
membunuh anak bima yaitu senjata kuntawijayandanu yang warangkanya telah
menyatu ke tubuh anak bima tersebut.
Setelah
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di amarta dewa narada mrminta bantuan
kepada pandawa untuk mengalahkan raja gilingwesi dan pasukannya yang telah
menyerang khayangan, bima langsung mengajukan diri dan bersedia namun dea
narada menjelaskan bahwa raja gilingwesi hanya dapat dikalahkan dengan senjata
dewa kuntawijayandanu beserta warangkanya, karena panah tersebut jatuh ke
tangan surya putra maka yang di minta untuk menjadi jago para dewa adalah putra
bima yang tubuhnya telah disinggahi warangka senjata kunta tersebut. maka
dengan berat hati arimbi dan bima menyerahkan anaknya dan bersandar kepada
takdir tuhan atas keselamatan anaknya.
Akhirnya
dewa narada segera menemui patih sekipu yang telah menunggu diluar pintu
gerbang khayangan, patih sekipu tertawa terbahak-bahak dan merasa dihina dan
mengatakan bahwa dewa sudah kehilangan nalar dengan mengajukan bayi yang masih
berwarna merah ke medan perang. Akhirnya dewa narada menyuruh patih sekipu
untuk menunggu sebentar, dewa narada pun membawa anak bima bertemu dengan resi
ramayadi yang menjadi seorang pande senjata para dewa, disana resi ramayadi
disuruh membuat anak bima tersebut menjadi kuat dan dewasa agar dapat
mengalahkan patih sekipu.akhirnya resi ramayadi meminta dewa narada menyuruh
para dewa memasukkan senjata dewa mereka ke kawah candradimuka, para dewa pun
menceburkan pusaka mereka kedalam kawah, tak lupa dewa guru atau shiwa juga
memberi daya kuat kedalam kawah, disana anak bima dilebur dan dijadikan satu
dengan senjata para dewa khayangan yang sangat dasyat dan dipuja untuk menjadi
dewasa. Maka dengan membaca mantra sakti kawah yang menjadi wadah untuk
menghukum atau neraka bagi para pendosa itu mulai bergejolak, awak hitam
disertai petir dengan angin besar menjadi pertanda akan kekuatan besar yang
akan lahir, tak lama kemudian dari dalam kawah muncul seorang pria perkasa
dengan tubuh kekar dan padat mengambang diudara dan segera menghadap dewa
narada dan resi ramayadi, beserta batara guru, ramayadi menjelaskan bahwa itu
adalah anak bima dengan kekuatan super, berotot kawat tulang besi, kulit
tembaga, jari setajam gunting, tangan sekuat senjata cakra, bertubuh baja, kakinya setajam cangkul dan seluruh
tubuhnya adalah pusaka senjata super kuat milik para dewa yang ikut dilebur di
kawah, bocah itu diberikan pakaian lengkap berupa pusaka rompi ontokusuma yang
membuatnya kebal senjata, kasut prada kacerma yan membuatnya bisa terbang,
caping basunanda yang membuatnya tidak kehujanan dan tidak kepanasan serta
diberi nama gatot kaca. Dan diangkat anak oleh batara guru dengan nama guru
handaya da tetuka, krincing wesi, dan ia ditugaskan untuk menghadapi patih
sekipu dan raja gilingwesi prabu kalapracona. Maka gatotkaca segera maju
menemui patih sekipu , patih sekipu pun heran melihat gatotkaca yang masih
bertubuh manusia namun bisa terbang dan bisa berada dikhayangan, maka
pertempuran pun terjadi kekuatan mereka sama-sama kuat sama-sama sakti namun
gatotkaca terbang dan menyambar dan mematahkan kepala patih sekipu dengan
tangan kosong, para prajurit dari gilingwesi pun dapat dihalau dengan mudah
oleh gatotkaca, setelah itu raja giling wesi datang untuk membantu patihnya
yang tengah gugur, akirnya gatotkaca berhadapan dengan prabu kala pracona, meski
pertarungan berlangsung lama karena mereka sama-sama memiliki kekuatan yang
besar namun pada akhirnya gatotkaca berhasil mengalahkan prabu kala pracona.
Setelah berhasil mengalahkan raja gilingwesi gatotkacadiberi anugerah untuk
menjadi raja di khayangan walau hanya sekejap. Dan para pandawa pun bersyukur
atas apa yang telah diterima oleh bima dan arimbi yaitu seorang putra dengan
kekuatan super yang menjadi jago para dewa saat baru lahir. Kelak gatotkaca
inilah yang akan meneruskan tahta kerajaan pringgandani sebagai kacanagara.
Oleh : Riyadi Setyawan S.Sn
0 komentar:
Posting Komentar