Jumat, 23 September 2022

Tugu Wasesa

 


TUGU WASESA

Alam sudah kurang bersahabat, Keadaan negara yang sudah tidak mendukung kehodupan masyarakat dan membuat rakyat kecil menderita atas ketidakadilan para pemimpin khususnya di negara hastina  sebagai negara besar yang diakui dan ditakuti oleh negara-negara lainnya, yang kaya makin kaya, yang miskin makin menderita, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, banyak yang mati karena kelaparan dan banyak rakyat yang beralih profesi agar bisa menyambung hidupnya, alam kurang bersahabat, banyak terjadi gempa, dan lumpur panas muncul dari dalam tanah, seolah bumi tidak kuat menyangga dosa manusia,

Namun disisi lain, para bangsawan dan punggawa kerajaan hidup dengan tenang, mereka tetap bisa menikmati makanan yang enak, pakaian sutra dan perhiasan mahal, berjalan diatas permadani yang harum dan tidur dengan nyenyak, seolah tidak menghiraukan apa yang sudah terjadi diluar tembok, seolah tidak mau tau atas apa yang terjadi kepada masyarakatnya, seperti halnya prabu duryudana sang raja besar dari negara astina pura yang setiap hari hanya berfoya-foya dengan kekayaannya.

Hal ini membuat hati bima sang panenggak pandawa tidak kuat dengan apa yang terjadi, bima  yang menjadi senopati andalan atau kesatria terkuat di negara amarta ini pun memutuskan untuk pergi keluar dari kasatyan jodhipati, ia pergi tanpa pamit dan tidak membawa apapun dari kasatriannya, ia ingin menegakkan keadilan dengan caranya, ingin mengubah nasib rakyat dengan caranya sendiri karena merasa keadilan sudah tidak berpihak kepada rakyat, dan hanya berpihak kepada mereka yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan.

Ditengah perjalanan sang bima bertemu dengan saudara tunggal bayu atau saudara seperguruannya yaitu resi kapiworo/hanoman, gajah situbanda, naga kuwera, garuda mahambira,resi maenaka dan wiljajahwreksa, para saudara seperguruannya pun juga merasakan hal yang sama yaitu ingin merubah keadaan dan nasib rakyat yang tengah dilanda ketidakadilan raja mereka.

Akhirnya bima dan para saudaranya itu pergi ke negara gilingwesi dimana negara ini biasanya memiliki raja yang bersifat antagonis atau sering dikuasai oleh aja yang bersifat jahat, dengan kekuatannya serta dibantu oleh saudaranya, bima menahklukan raja di kerajaan gilingwesi itu, dan memutuskan menjadi raja gilingwesi dan menguah namanya menjadi prabu tugu wasesa.

Para kakak seperguruannya pun mendukung apa yang dilakukan oleh bima, hanoman menjadi senopati utama dan menggempur serta membedah negara-negara disekitarnya dimana negara-negara yang dijajah itu rajanya ditahlukkan dan dipenjara, semakin hari semakin banyak negara-negara yang dibedah oleh pasukan gilingwesi yang dipimpin oleh hanoman yang tengah menyamar, negara-negara besar dijajah dengan mudah , dan tinggal negara hastina, mandura, dwarawati dan amarta yang tidak lama lagi akan diserang.

Suatu hari dengan tidak mengirimkan surat penantang para pasukan gilingwesi mengepung negara hastina , prabu duryudana pun kaget dan bingung, namun sang adipati karna senopati andalan negara hastina pun maju dan memimpin pasukan untuk menghadapi para prajurit dari negara gilingwesi, sesampainya dimedan perang para prajurit pun bertarung habis-habisan namun prajurit hastina tidak mampu menghadapi prajurit gilingwesi yang dipimpin ole anoman,

Ditengah pertempuran, hanoman yang tengah menyamar berhadapan dengan sang suryaputra atau adipati karna,sang surya putra marah dan mengatakan prajurit gilingwesi tidak mempunyai sopan santun dalam perang, dengan tidak mengirimkan surat penantang perang. Namun sang hanoman menjawab bahwa negara hastina sering menjajah negara lain dengan tidak mengirimkan surat penantang perang, sekarang negara-negara yang selalu bertindak sesuka hati akan menerima balasan atau karma atas apa yang telah dilakukannya, dan hanoman mengatakan bahwa kehancuran hastina tidak akan lama lagi dan akan terjadi di pertempuran ini.

 Prabu karna pun kuwalahan menghadapi hanoman , bahkan setelah ia menggunakan panah sakti pemberian dewa, yaitu senjata andalan negara awangga panah kunta wijayandanu pun tidak berhasil membunuh hanoman, dan pasukan hastina bubar setelah prabu karna diringkus oleh sang kapiwara. Negara hastina dijajah oleh kerajaan gilingwesi, sang prabu duryudana pun melarikan diri ke mandura untuk memohon pertolongan dari sang prabu baladewa yang terkenal kuat dan sakti serta memiliki pusaka nenggala yang ampuh.

Prabu baladewa pun sangat marah setelah mendengar kabar tentang hastina yang dibedah oleh nggilingwesi, dan memimpin pasukan untuk perang,perang besar pun terjadi antara prajurit mandura dan gilingwesi.  setelah berhadapan dengan prajurit gilingwesi prabu baladewa tidak berkutik dan berhasil diringkus oleh pasukan dari gilingwesi, hal ini membuat prabu duryudana ketakutan, dan akhirnya prabu duryudana pun ditangkap oleh pasukan gilingwesi, patih sengkuni yang merupakan patih dari negara hastina benar-benar syok dan ketakutan melihat apa yang terjadi, kekayaan dan kekuasaan yang berlimpah dalam sekejap menghilang, negara dijajah oleh negara musuh, akhirnya patih yang memiliki sifat licik ini melarikan diri ke negara amarta untuk meminta bantuan,

Di negara amarta kebetulan sang prabu kresna sang raja dari dwarawati juga sedang ada disana, karena negara amarta sendiri sedang kelilangan besar-besaran yaitu perginya bima yang merupakan senopati terkuat negara amarta, yang membuat dewi arimbi sang istri bima bersedih hingga berbulan-bulan, setelah mendengar  hal itu maka sri krisna menemui raja gilingwesi prabu tugu wasesa, krisna meminta penjelasan atas apa yang telah dilakukan oleh raja gilingwesi tersebut. raja giling wesi pun menjelaskan bahwa sanya dunia sudah tidak adil, keadilan hanya tinggal cerita, khususnya di negara hastina, yang pemimpinya hanya berfoya-foya namun masyarakatnya menderita, maka sang prabu tugu ingin menegakkan keadilan dengan caranya sendiri yang tegak lurus bagai tugu. Ia beserta keempat saudaranya masing-masing akan menegakkan akan ajaran ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kebijaksanaan, dan keadilan, dengan demikian maka dunia akan kembali damai dan rakyat negara hastina akan sejahtera, dan jika ada menghalangi dan membela negara hastina akan dianggap musuh dan diringkus termasuk sri krisna sekalipun. krisna bersedia ditangkap asal prabu tugu berhasil mengalahkan senopati pilihan krisna, tugu wasesa pun menantang silahkan mendatangkan pasukan dewa sekalipun untuk mengeroyok, raja gilingwesi ini tidak akan takut.

Akhirnya yang dipilih oleh krisna adalah arimbi sang istri dari bima, akhirnya arimbi maju untuk menghadapi raja gilingwesi tersebut, arimbi gemetar melihat raja gilingwesi, ia teringatdenga sang kekasih yang selalu melindungi dan menjaganya yaitu sang bima, raja gilingwesi pun menganggap krisna pengecut dengan mengajukan seorang wanita ke medan perang untuk menghadapi prabu tugu wasesa, namun krisna dengan tenang menjawab jika prabu gilingwesi bisa mengalahkan arimbi maka ia akan bersedia mengaku kalah dan bersedia dipenjara , atas perintah dari krisna yang cerdik maka arimbi yang sudah sangat lama bersedih atas hilangnya bima tersebut disuruh untuk menghaturkan salam hormat kepada prabu tugu wasesa sebagaimana ia memberikan salam hormat untuk bima, arimbi bingung dengan apa yang diperintahkan oleh krisna namun ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh krisna, akhirnya setelah mendapatkan salam hormat dari arimbi sang prabu tugu wasesa pun segera menggendong arimbi dan melepaskan mahkota yang dipakainya, dan berubah kewujud asli yaitu sang bima panengak pandawa.


Oleh :Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

0 komentar:

Posting Komentar