TUGU
WASESA
Alam
sudah kurang bersahabat, Keadaan negara yang sudah tidak mendukung kehodupan
masyarakat dan membuat rakyat kecil menderita atas ketidakadilan para pemimpin khususnya
di negara hastina sebagai negara besar yang
diakui dan ditakuti oleh negara-negara lainnya, yang kaya makin kaya, yang
miskin makin menderita, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, banyak yang
mati karena kelaparan dan banyak rakyat yang beralih profesi agar bisa
menyambung hidupnya, alam kurang bersahabat, banyak terjadi gempa, dan lumpur
panas muncul dari dalam tanah, seolah bumi tidak kuat menyangga dosa manusia,
Namun
disisi lain, para bangsawan dan punggawa kerajaan hidup dengan tenang, mereka
tetap bisa menikmati makanan yang enak, pakaian sutra dan perhiasan mahal,
berjalan diatas permadani yang harum dan tidur dengan nyenyak, seolah tidak
menghiraukan apa yang sudah terjadi diluar tembok, seolah tidak mau tau atas
apa yang terjadi kepada masyarakatnya, seperti halnya prabu duryudana sang raja
besar dari negara astina pura yang setiap hari hanya berfoya-foya dengan
kekayaannya.
Hal
ini membuat hati bima sang panenggak pandawa tidak kuat dengan apa yang
terjadi, bima yang menjadi senopati
andalan atau kesatria terkuat di negara amarta ini pun memutuskan untuk pergi
keluar dari kasatyan jodhipati, ia pergi tanpa pamit dan tidak membawa apapun
dari kasatriannya, ia ingin menegakkan keadilan dengan caranya, ingin mengubah
nasib rakyat dengan caranya sendiri karena merasa keadilan sudah tidak berpihak
kepada rakyat, dan hanya berpihak kepada mereka yang mempunyai kekuasaan dan
kekayaan.
Ditengah
perjalanan sang bima bertemu dengan saudara tunggal bayu atau saudara
seperguruannya yaitu resi kapiworo/hanoman, gajah situbanda, naga kuwera,
garuda mahambira,resi maenaka dan wiljajahwreksa, para saudara seperguruannya
pun juga merasakan hal yang sama yaitu ingin merubah keadaan dan nasib rakyat
yang tengah dilanda ketidakadilan raja mereka.
Akhirnya
bima dan para saudaranya itu pergi ke negara gilingwesi dimana negara ini
biasanya memiliki raja yang bersifat antagonis atau sering dikuasai oleh aja
yang bersifat jahat, dengan kekuatannya serta dibantu oleh saudaranya, bima
menahklukan raja di kerajaan gilingwesi itu, dan memutuskan menjadi raja
gilingwesi dan menguah namanya menjadi prabu tugu wasesa.
Para
kakak seperguruannya pun mendukung apa yang dilakukan oleh bima, hanoman
menjadi senopati utama dan menggempur serta membedah negara-negara disekitarnya
dimana negara-negara yang dijajah itu rajanya ditahlukkan dan dipenjara,
semakin hari semakin banyak negara-negara yang dibedah oleh pasukan gilingwesi
yang dipimpin oleh hanoman yang tengah menyamar, negara-negara besar dijajah
dengan mudah , dan tinggal negara hastina, mandura, dwarawati dan amarta yang
tidak lama lagi akan diserang.
Suatu
hari dengan tidak mengirimkan surat penantang para pasukan gilingwesi mengepung
negara hastina , prabu duryudana pun kaget dan bingung, namun sang adipati
karna senopati andalan negara hastina pun maju dan memimpin pasukan untuk
menghadapi para prajurit dari negara gilingwesi, sesampainya dimedan perang
para prajurit pun bertarung habis-habisan namun prajurit hastina tidak mampu
menghadapi prajurit gilingwesi yang dipimpin ole anoman,
Ditengah
pertempuran, hanoman yang tengah menyamar berhadapan dengan sang suryaputra
atau adipati karna,sang surya putra marah dan mengatakan prajurit gilingwesi
tidak mempunyai sopan santun dalam perang, dengan tidak mengirimkan surat
penantang perang. Namun sang hanoman menjawab bahwa negara hastina sering
menjajah negara lain dengan tidak mengirimkan surat penantang perang, sekarang
negara-negara yang selalu bertindak sesuka hati akan menerima balasan atau
karma atas apa yang telah dilakukannya, dan hanoman mengatakan bahwa kehancuran
hastina tidak akan lama lagi dan akan terjadi di pertempuran ini.
Prabu karna pun kuwalahan menghadapi hanoman ,
bahkan setelah ia menggunakan panah sakti pemberian dewa, yaitu senjata andalan
negara awangga panah kunta wijayandanu pun tidak berhasil membunuh hanoman, dan
pasukan hastina bubar setelah prabu karna diringkus oleh sang kapiwara. Negara
hastina dijajah oleh kerajaan gilingwesi, sang prabu duryudana pun melarikan
diri ke mandura untuk memohon pertolongan dari sang prabu baladewa yang
terkenal kuat dan sakti serta memiliki pusaka nenggala yang ampuh.
Prabu
baladewa pun sangat marah setelah mendengar kabar tentang hastina yang dibedah
oleh nggilingwesi, dan memimpin pasukan untuk perang,perang besar pun terjadi
antara prajurit mandura dan gilingwesi.
setelah berhadapan dengan prajurit gilingwesi prabu baladewa tidak
berkutik dan berhasil diringkus oleh pasukan dari gilingwesi, hal ini membuat
prabu duryudana ketakutan, dan akhirnya prabu duryudana pun ditangkap oleh
pasukan gilingwesi, patih sengkuni yang merupakan patih dari negara hastina
benar-benar syok dan ketakutan melihat apa yang terjadi, kekayaan dan kekuasaan
yang berlimpah dalam sekejap menghilang, negara dijajah oleh negara musuh,
akhirnya patih yang memiliki sifat licik ini melarikan diri ke negara amarta
untuk meminta bantuan,
Di
negara amarta kebetulan sang prabu kresna sang raja dari dwarawati juga sedang
ada disana, karena negara amarta sendiri sedang kelilangan besar-besaran yaitu
perginya bima yang merupakan senopati terkuat negara amarta, yang membuat dewi
arimbi sang istri bima bersedih hingga berbulan-bulan, setelah mendengar hal itu maka sri krisna menemui raja
gilingwesi prabu tugu wasesa, krisna meminta penjelasan atas apa yang telah
dilakukan oleh raja gilingwesi tersebut. raja giling wesi pun menjelaskan bahwa
sanya dunia sudah tidak adil, keadilan hanya tinggal cerita, khususnya di
negara hastina, yang pemimpinya hanya berfoya-foya namun masyarakatnya
menderita, maka sang prabu tugu ingin menegakkan keadilan dengan caranya
sendiri yang tegak lurus bagai tugu. Ia beserta keempat saudaranya
masing-masing akan menegakkan akan ajaran ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kebijaksanaan, dan keadilan, dengan demikian maka dunia akan kembali damai dan
rakyat negara hastina akan sejahtera, dan jika ada menghalangi dan membela
negara hastina akan dianggap musuh dan diringkus termasuk sri krisna sekalipun.
krisna bersedia ditangkap asal prabu tugu berhasil mengalahkan senopati pilihan
krisna, tugu wasesa pun menantang silahkan mendatangkan pasukan dewa sekalipun
untuk mengeroyok, raja gilingwesi ini tidak akan takut.
Akhirnya
yang dipilih oleh krisna adalah arimbi sang istri dari bima, akhirnya arimbi
maju untuk menghadapi raja gilingwesi tersebut, arimbi gemetar melihat raja
gilingwesi, ia teringatdenga sang kekasih yang selalu melindungi dan menjaganya
yaitu sang bima, raja gilingwesi pun menganggap krisna pengecut dengan
mengajukan seorang wanita ke medan perang untuk menghadapi prabu tugu wasesa,
namun krisna dengan tenang menjawab jika prabu gilingwesi bisa mengalahkan
arimbi maka ia akan bersedia mengaku kalah dan bersedia dipenjara , atas
perintah dari krisna yang cerdik maka arimbi yang sudah sangat lama bersedih
atas hilangnya bima tersebut disuruh untuk menghaturkan salam hormat kepada
prabu tugu wasesa sebagaimana ia memberikan salam hormat untuk bima, arimbi bingung
dengan apa yang diperintahkan oleh krisna namun ia tetap menjalankan apa yang
diperintahkan oleh krisna, akhirnya setelah mendapatkan salam hormat dari
arimbi sang prabu tugu wasesa pun segera menggendong arimbi dan melepaskan
mahkota yang dipakainya, dan berubah kewujud asli yaitu sang bima panengak
pandawa.
Oleh :Riyadi Setyawan S.Sn
0 komentar:
Posting Komentar