Senin, 19 September 2022

SERAT DARMA PRASAJA

SERAT DARMA PRASAJA

Diceritakan di sebuah pertapan/perguruan yang bernama pancer jagad ada seorang wiku atau pendeta yang memiliki ilmu lebih dibandingkan dengan pendeta lain, wiku itu bernama begawan cahyaningrad yang memiliki empat murid yang sangat istimewa, keempat muridnya adalah seorang raja besar di empat negara yang bereda, dan diantara keempat muridnya itu meskipun memiliki satu guru namun memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda,, yang pertama adalah raja dari negara bumi yang mempunyai kesaktian luar biasa, raja ini bernama prabu bantala,sebagai raja besar prabu bantala sangat menyukai makan dan tidur, dia memiliki sifat yang malas dan nyaman dengan apa yang ia miliki,

Yang kedua adalah raja dari negara api, ia bernama prabu dahana yang memiliki kesaktian luar biasa, diaman ia tidak mempan terhadap api dan ia bisa mengendalikan api, ia sangat wibawa dan ditakuti, namun ia memiliki sifat yang serakah dimana ia selalu merasa kurang dan ingin selalu memperluas daerah kekuasaannya, dan menjajah negara-negara lain untuk ditundukkan, dia sangat mudah terbakar amarah, dan tempramental sehingga siapa saja yang berhadapan dengannya akan langsung ketakutan,

Yang ketiga adalah raja dinegara banyu kuning yang bernama prabu tirta, ia memiliki kekayaan yang lebih dibandingkan dengan ketiga saudara seperguruannya, kekayaannya ibarat sebesar gunung emas, semua yang dipakainya serba emas dan permata, prabu tirta hanya memikirkan dan berambisi dengan urusan keduniaan, ia hanya memburu harta dan sangat menyukai keindahan dunia termasuk keindahan wanita, karena ia sangat kaya dan dikelilingi keberlimpahan ia sangat menyukai emas dan wanita.

Siswa dari begawan pancer jagad Yang keempat adalah raja dari negara angin yang bernama prabu prabancana, sangat berbeda dengan ketiga saudara seperguruannya, prabu prabancana seakan tidak mempunyai ambisi, siang malam hanya disibukkan dengan bermeditasi, menyepi dan mengheningkan cipta seolah-olah sudah tidak memperdulikan urusan keduniawian, bahkan hingga lupa dengan darma kehidupan yang harusnya ia lakukan saat masih hidup didunia,

Suatu hari prabu dahana raja dari negara api memiliki ambisi untuk tidak terkalahkan dan ingin menjadi raja tunggal dari keempat negara besar itu, ia mengajak prabu bantala dan prabu tirta dari negara banyu kuning dan negara bumi untuk menyerang negara angin, pada awalnya prabu bantala dan pabu tirta menolak untuk menyerang namun prabu dahana memaksa dan jika tidak mau menuruti maka kerajaan mereka berdua akan diratakan dengan tanah, setelah itu akhirnya ketiga kerajaan itu merancang barisan besar untuk menyerang besar-besaran ke negara angin, prabu bantala dari negara angin terkejut saat melihat ketiga saudaranya mengepung kerajaannya, namun prabu prabancana tidak tinggal diam, dan memutuskan untuk melawan dengan niat bukan untuk menyerang ketiga saudaranya namun ingin memerangi sifat angkara yang mempengaruhi ketiga saudaranya itu, dengan sekuat tenaga dan kemampuannya ia kerahkan pasukannya.

Pertarungan besar dimulai dan banyak prajurit dari negara angin yang terluka bahkan ada yang gugur di medan pertempuran, sang raja dari negara angin pun terpojok terkepung dan ia hanya bisa pasrah dengan takdir tuhan,, ia sudah berusaha sekuat tenaganya namun pasukan musuh sangat banyak, dan pasukannya terkepung, disaat yang sangat mendesak dan saat ia hanya bisa memohon bantuan dan keadilan sang pencipta, tanpa diduga ada kekuatan besar yang sangat luar biasa yang masuk kedalam diri sang prabu prabancana, dimana kekuatan itu bisa menghalau pasukan musuh yang sanggat besar itu dengan mudah, semua prajurit musuh terhempas tak berdaya, bahkan ketiga saudaranya tunduk dan tidak bisa berkutik lagi,

Ketiga saudara seperguruannya itu mengakui kekalahan dan kesalahannya, mereka merasa malu dan menyesal atas apa yang ia lakukan dan bersedia dihukum mati atas kesalahannya. Namun sebelum percakapan mereka selesai tiba-tiba sang guru begawan cahyaningrad dari padepokan pancer jagad datang dan menghentikan pertempuran mereka, sang guru marah kepada kepada keempat siswanya yang seharusnya rukun agar saling menguatkan namun mereka malah bertarung dan menjadikan keempat kerajaan terpecah belah hingga menjatuhkan banyak korban. ibarat memperebutkan tulang yang sudah tidak ada sumsumnya, mereka melakukan hal yang tidak berguna.

 Setelah itu keempat raja besar itu bertobat dan bersama sang guru diajak memohon kepada sang pencipta agar mendapatkan pangruatan atau pengampunan, mereka melakukan darma baik untuk menebus kesalahnya, dan atas restu dari sang guru keempat raja ini diterima taubatnya, prabu bantala sang raja dari negara bumi, yang memiliki sifat malas akhirnya setelah diterima taubatnya atas izin sang pencipta rasa malas itu berubah menjadi watak sabar bagai sang ibu bumi.

Begitu juga dengan prabu dahana yang menjadi raja besar di negara api yang memiliki watak angkara murka dan berambisi besar , karena ia benar-benar bertaubat dan tulus akhirnya atas izin sang pencipta api angkara murkanya melebur, panasnya menjadi daya dan semangat untuk melakukan kebaikan dan menjadi pendorong untuk elakukan hal-hal yang baik dan bersifat positif.

Selanjutnya sang raja dari negra banyu kuning prabu tirta yang memiliki kekayaan lebih dan suka mengumbar nafsunya yang bersifat kesenangan dan keduniawian, namun atas izin yang maha kuasa taubatnya diterima dan sifatnya melebur dan menyatu menjadi watak air yang selalu menyegarkan, memberi kesejukan dan kehidupan dan memberikan kesejahteraan serta kebahagiaan.

Tidak ketinggalan sang raja dari negara angin sang prabu prabancana yang sudah melupakan dan tidak menghiraukan kehidupan dunia, ia diingatkan bahwasanya hidup didunia ini memiliki kewajiban, setiap mahluk yang diciptakan wajib berdarma dan berkarya sesuai dengan bidangnya agar hidupnya bermanfaat dan sempurna, serta mencontoh sifat angin dimana angin berada dimana saja , dari tepat paling tinggi hingga yang terendah, semuanya dirangkul dijadikan saudara, tidak membeda-bedakan dalam memberikan pertolongan,

Kemudian sang guru juga memberikan pesan kepada keempat muridnya, pesan itu adalah “ngelio ilining banyu, haywa khentir ing toya murih piguna urip ira satuhu, sebab ing kasunyatan jagad tansah owah gingsir” yang artinya ”ikutilah arus air namun jangan sampai hanyut, agar hidupmu bermanfaat, karena pada kenyataannya zaman atau dunia ini akan selalu berubah” maksutnya adalah agar setiap manusia harus bisa mengikuti arus perkembangan zaman agar ia bisa berkarya lebih optimal, karena dengan mengikuti perkembangan zaman maka negara tidak akan tertinggal dan dapat berperan dalam perkembangan serta kemajuan negara.

Cerita ini hanya gambaran tentang napsu manusia dimana tanah,air, api, dan angin adalah sifat aluwamah, supiah, amarah dan mutmainah, dan keempat sifat itu harus dikendalikan oleh sang guru sejati atau nur muhammad atau sang penuntun, atau hati nurani manusia yang selalu membisikkan ke jalan kebaikan, manusia harus bisa mengikuti hati nuraninya agar bisa bermanfaat dan tidak terjerumus kejalan sesat. 


 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar