Selasa, 20 September 2022

Babat Alas Wono Marto

 


Babat Alas Wanamarta

Di tengah hutan yang lebat di negara hastina, para pandawa yang bersembunyi dan sengaja mengasingkan diri setelah diselamatkan oleh sang dewa penguasa bumi, batara antaboga dalam tragedi di bale gala-gala yang sengaja dibakar oleh para kurawa. Pandawa dan dewi kunti sengaja tidak muncul untuk merenung dan mengevaluasi diri, bima yang terusik hatinya dan masih tidak terima atas apa yang dilakukan oleh saudara tuanya para kurawa kepadanya. Bima merenung, semakin dia mengingat semakin panas hatinya. Namun salah satu dari ponokawan atau abdi setia para pandawa yaitu semar yang sebenarnya adalah jelmaan dari dewa ismaya mendekatinya dan mengingatkan bima akan kebenaran sejati yang akan selalu menang. Semar berbicara empat mata dengan bima tentang keadaan negara hastina pura yang sebenarnya, bagaimana para kurawa dan patih sangkuni yang selalu mencari cara untuk menyingkirkan pandawa.

Dalam percakapan itu bima menjadi tau bagaimana sifat kurawa yang selalu mendapat bisikan dari sang paman patih harya suman atau patih sangkuni. Dan bima memutuskan untuk tidak kembali ke negara hastina pura yang penuh dengan kekacauan dan ingin hidup damai dengan saudaranya di tempat lain dan membiarkan kabar tentang kematian mereka begitu saja. Namun sang pamong sejati yaitu semar memberikan nasehat tentang hal terburuk yang akan terjadi jika para pandawa tidak muncul kembali ke negara hastina, dengan tidak munculnya para pandawa ke negara hastina maka kejahatan akan semakin meraja lela. Para kurawa akan berkuasa dan menggunakan kekuasaan nya di negara hastina dengan semena-mena dan masyarakat kecil akan semakin menderita dengan ketidak munculannya para pandawa. Keseimbangan dunia akan terusik dan terganggu jika keserakahan para kurawa tidak dihentikan dengan kebenaran para pandawa. Bima pun kembali merenung dan meminta pendapat dari sang ismaya dan ibunya dewi kunti tentang apa yang harusnya dilakukan. Semar pun memberi saran untuk kembali kenegara hastina dan menunjukan bahwa kebenaran akan tetap ada dan akan selalu menang dari kebathilan. Setelah mendapatkan persetujuan dari ibunya bima segera berangkat menuju ke hastina.

Di sisi lain di negara hastina pura yang megah nan agung sedang dalam acara pertemuan.  para punggawa kerajaan seperti biasa meghadap sang raja besar negara hastina pura. Namun dalam pertemuan itu sang raja prabu destarastra masih merasa sedih akan berita kematian para pandawa. Sedangkan patih sangkuni sudah merasa lega dan kegiragan dengan dinobatkannya prabu duryudana yaitu putra prabu detarastra sekaligus keponakan dari sangkuni itu  sebagai pangeran mahkota setelah kabar meninggalnya para pandawa. Sang resi bhisma yang sudah tidak kuat menahan emosi akan kekacauan yang terjadi di negara hastina pura itu pun segera mengawali pembicaraan dengan menyalahkan keputusan yang telah dilakukan oleh detarastra. Dimana keputusan itu adalah menobatkan duryudana sebagai pangeran mahkota karena sang resi bhisma mengetahui bahwa para pandawa tidak akan mati semudah itu hanya dalam kebakaran di bale. Dan bhisma juga mengatakan bahwa kebakaran itu sebenarnya bukan sebuah kecelakaan namun sengaja dibuat dan direncanakan oleh patih sangkuni. Dan bhisma pun memberi tahu bahwa tidak lama lagi para pandawa akan datang kembali ke negara hastina pura. Mendengar ucapan bhisma para punggawa kerajaan pun terdiam dalam sekejap tidak ada yang berani berkata-kata. sang raja pun marah dan bertanya kepada patih sangkuni apakah benar dia yang sengaja merencanakan hal itu, serta apakah berita tentang kematian pandawa adalah palsu.. Sangkuni pun dengan licik bersilat lidah dan memberikan alasannya bahwa tidak ada yang direncanakan dan berita kematian pandawa adalah benar dengan ditemukannya lima mayat laki-laki dan satu perempuan adalah dewi kunti dan pandawa,. Resi bhisma pun membentak sangkuni dan memberikan jawaban bahwa para pandawa selalu diikuti oleh ponokawan berjumlah empat, jika memang mereka mati terbakar harusnya mayat yang ditemukan tidak hanya enam namun ada sepuluh. Bhisma memberi tahu kepada destarastra bahwa para pandawa sekarang ada ditengah hutan dan tidak lama lagi akan datang ke hastina pura.. setelah itu, sebelum pertiakian para bangsawan itu selesai tiba tiba ada angin besar berbau wangi. Angin itulah yang menjadi pertanda akan kehadiran bima . bima pun datang di pendopo agung negara hastina. Para punggawa melongo melihat kedatangan bima. Patih sangkuni tidak bisa berkutik dan gelisah, para kurawa ketakutan dan resi bhisma pun tersenyum lebar dan merasa lega melihat cucunya datang.

Sang prabu destarastra yang tidak bisa melihat pun bisa merasakan angin yang berbau wangi, maka prabu destarastra bertanya siapa yang datang dengan angin segar berbau wangi ini.bhisma pu dengan latang menjawab bahwa yang datang adalah bima, dengan spontan sang destarastra pun menangis dan menyuruh bima maju untuk dipeluknya. Detarastra bertanya dimana saudara bima dan kunti, bima pun menjelaskan bahwa saudara dan ibunya berada dihutan. Destarastra menyesal dan akan mencabut apa yang menjadi keputusannya mengangkat duryudana sebagai pangeran mahkota dan akan segera mengangkat bima dan saudaranya sebagai penerus negara hastina. Bima menjawab dengan tegas bahwa kedatangannya tidak ingin meminta jabatan ataupun kedudukan. Kedatangannya hanya ingin mengabarkan bahwa mereka masih hidup dan selamat dalam kebakaran itu. Mendengar itu raja destarastra semakin sedih, dan meminta pendapat para penasehat.

Resi bhisma dengan keras berkata dengan sangkuni, “ lihatlah sangkuni, pandawa yang kau kabarka mati sudah datang. Sekarang kamu mau bilang apa lagi” sangkuni pun kebingungan dengan apa yang ditanyakan bhisma. Setelah itu sang raja memutuskan untuk memberikan para pandawa separuh dari negara hastina yang masih berwujud hutan lebat. Destarastra pun menyuruh para pandawa untuk mendirikan negara baru disana dan menyuruh mereka menjadi raja agar pembagian negara menjadi adil dan  agar destarastra tidak merasa bersalah dengan keputusannya mengangkat duryudana menjadi penerus hastina.  

Bima pun menolak untuk menerimanya namun setelah dipaksa dan didukung serta dinsehati oleh resi bhisma bima mau menerimanya dan sekaligus mohon pamit untuk pergi ke hutan wanamarta untuk mulai membangun negara baru. Patiih sangkuni pun merasa lega dan kegirangan karena ia mengetahui bahwa hutan itu adalah hutan yang sangat angker, tidak ada mahluk apapun yang dapat keluar dengan selamat setelah masuk ke hutan itu.

Bima segera kembali ke hutan untuk menemui ibunya dan saudaraya, serta memberi tau yang terjadi di negara hastina , dengan restu dari ibunya maka bima dan saudaranya berangkat ke hutan amarta untuk mulai menebang pohon dan membangun kerajaan.

Hutan amarta adalah hutan lebat dengan daun-daun yang saling bertemu hingga tak bisa ditembus oleh sinar matahari, akar-akar yang menjalar bagaikan ular terlihat seperti rambut raksasa yang ganas dan siap memangsa siapapun yang datang, duri-duri dari pepohonan siap merobek siapapun yang melewatinya dan lumpur penghisap seolah menunggu mangsa yang terjebak didalamnya. Hutan wisamarta seakan terlihat seperti kerajaan iblis yang siap menenggelamkan mahluk hingga ke dasar kegelapan yang tak bisa dijangkau. Meski disiang hari pun hutan itu terlihat gelap dan seolah tidak terdapat tanda tanda kehidupan. Dengan berani bima menebangi pepohonan di hutan dan memindahkan batu-batu besar dan berusaha meratakan hutan amarta agar hutan ini bisa dijadikan kerajaan yang baru dengan pemerintahan yang baru dan bertujuan agar bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Tidak diragukan lagi kekuatan bima yang setara dengan seribu gajah dapat dengan mudah memindahkan bebatuan besar dan merobohkan pohon pohon raksasa yang ada di hutan amarta. Semakin jauh ketengah hutan kegaduhan inipun mulai mengusik para jin yang menguasai hutan amarta tersebut. kekacauan yang dibuat oleh bima ini mulai mengganggu dan membuat para penghuni hutan tidak nyaman.

Beberapa jin yang terusik oleh kekacauan yang dibuat oleh bima segera menemui bima dan menghentikannya. Salah satu jin terkuat yaitu jin dandunwacana yang memiliki postur tubuh tinggi besar segera datang menghampiri bima. Bima pun terkejut melihat sosok yang kadang terlihat dan kadang tak terlihat dan kakinya tidak menapak tanah. Bima segera menanyai sosok itu siapa dan apa tujuan menemui bima. Jin itu memberi tahu bima bahwa ia adalah jin dandun wacana penguasa hutan ini. Dan dandun wacana menyuruh bima untuk menghentikan kekacauan yang dibuat oleh nya karena meski yang terlihat hanya pepohonan dan batu batu besar yang diobrak abrik bima namun sebenarnya itu adalah rumah dan kerajaan bagi para jin di hutan amartadan dandun wacana mengingatkan bima jika ingin berjaya jangan merusak atau mengganggu apa yang menjadi hak milik orang lain. Bima pun menjawab bahwa ia bertujuan untuk membangun negara baru ingin membangun harapan baru dan mensejahterakan rakyat jelata, dan jika membangun memang harus merombak yang sudah ada. Akhirnya pertikaian itu berakhir dengan pertempuran antara bima dengan para pasukan dari hutan amarta, bima yang memiliki kekuatan luar biasa dapat dengan mudah mengalahkan prajurit amarta . jin dandunwacana yang melihat bima yang menghajar prajuritnya segera maju untuk menghadapi bima, dari segi postur dan kekuatan antara bima dan jin dandun wacana bisa dibilang seimbang dan pertempuran jarak dekat berlangsung lama, dari pertempuran tangan kosong hingga pertempuran dengan menggunakan senjata gada, bima pantang menyerah meski melihat jin dandunwacana yang selalu hidup kembali setelah dihantam dengan gada andalan bima, namun jin dandun wacana sudah tidak mau bermain-main dan segera menyerang bima dengan menggunakan aji jala sutra tampar kencana atau jaring sutra dengan tali emas, bima pun lumpuh tak berdaya setelah terkena ajian dari jin itu, dan ji dandun wacana memerintahkan para bala tentara jin untuk menyiksa bima dan menutupi dengan asap beracun agar tidak terlihat oleh kasat mata. Setelah mengalahkan bima jin dandunwacana segera kembali kekerajaan jin di amarta dan menemui kakak tertuanya yaitu jin yudistira yang menjadi raja jin di amarta. Disana jin dandunwacana melaporkan kejadian yang terjadi dan yudistira pun terkejut mendengar berita itu karena sebelumnya yudistira sudah mendapat tanda-tanda bahwa wujud hutan amarta akan segera diketahui oleh manusia.

Disisi lain jauh di negara pringgandani kerajaan para raksasa yang berjiwa satria arimbi putra prabu tremboko sedang kasmaran dan tergila -gila dengan kegagahan bima,arimba kakak dari arimbi yang sekarang menjadi raja pringgandani pun berusaha menasehati adiknya karena selain yang membunuh ayahnya yaitu prabu tremboko adalah prabu pandu ayah dari bima juga melihat dari segi kasta meski berjiwa kesatria namun wujud mereka adalah raksasa maka arimba menasehati agar bercermin dan mengoreksi diri sebelum melangkah agar tidak malu dikemudian hari. Namun nasehat kakaknya tidak didengar oleh arimbi dan arimbi diusir oleh kakaknya karena telah mempermalukan keluarga, arimbi pun pergi dan segera terbang untuk mencari dimana lelaki idamannya itu. Arimba segera menyusul arimbi untuk mengikuti mengawasi arimbi kemana ia akan pergi.

disisi lain di hutan amarta arjuna yang diikuti oleh ponokawan, arjuna yang sedang membantu kakaknya menebangi pohon amarta dengan menggunakan panah tiba-tiba diserang oleh ular raksasa, harimau dan garuda yang sangat ganas dan tidak tau dari mana munculnya. Ketiga mahluk itu menyerang arjuna dengan membabi buta seolah tidak memberi kesempatan kepada arjuna untuk membalas. Arjuna yang terhempas mundur segera melepas anak panah nya namun anak panah itu tidak mempan kepada ketiga mahluk raksasa yang mengamuk tersebut. kemudian semar mendekati arjuna dan memberi tau bahwa mahluk itu bukan binatang biasa, ketiga mahluk itu adalah mahluk jelmaan jadi untuk mengalahkannya harus dibacakan mantra sakti dari kitab suci, maka arjuna segera membaca mantra sakti, akhirnya ketiga mahluk itu berubah menjadi tiga benda pusaka, tak lama kemudian muncul seorang pendeta berwajah raksasa yang memeluk arjuna dan memberikan salam hormat kepada arjuna, pendeta itu bernama begawan wilawuk, setelah memperkenalkan diri pendeta itu memberikan ketiga benda pusaka itu kepada arjuna, pusaka itu adalah watu timpuru, lisah pranawa, dan oyot bayura ketiganya sangat ampuh, watu timpuru jika digunakan untuk menyerang bangsa jin maka akan langsung kembali ke asalnya, dan llisah atau minya pranawa jika diusapkan pada mata maka akan dapat melihat mahluk gaib.begawan wilawuk memberi hormat kepada semar sang batara ismaya dan mengajak arjuna beserta ponokawan untuk pergi ke pertapannya. Disana arjuna dinikahkan dengan putri begawan wilawuk yang cantik bernama wilawati.wilawuk menjelaskan alasannya menyerang arjuna selain mencoba seberapa hebat pria yang diidam-idamkan putrinya sekaligus ingin memberikan hadiah berupa pusaka tersebut. Dan begawan wilawuk memberikan penjelasan tentang hutan amarta, bahwasanya hutan tersebut sebenarnya adalah kerajaan megah berbahan emas dan permata. Dan begawan wilawuk adalah salah satu dari arsitek yang ikut membangun kerajaan tersebut.setelah dinikahkan dengan wilawati dan mendapat pusaka serta mendapat sejarah hutan amarta arjuna segera pamit kepada begawan wilawuk karena ia harus menolong kakaknya mewujudkan kerajaan amarta.

jauh di hutan amarta arimbi yang tengah terbang diangkasa untuk mencari bima yang menjadi pujaan hatinya melihat ditengah hutan amarta ada segumpalan asap tebal yang hanya diam disana, arimbi merasa aneh ditengah hutan ada asap tebal yang tidak bergerak namun mengumpul pada satu tempat , akhirnya arimbi turun dan meneliti apa sebenarnya gumpalan asap itu. Sesampainya dibawah arimbi melihat dengan mata batinnya ternyata gumpalan asap itu adalah kumpulan jin yang sedang mengeroyok pria tak berdaya yang berbadan kekar, arimbi merasa tidak asing dengan pria itu, arimbi mencoba berkomunikasi dengan pria yang tengah dikeroyok setan ditengah hutan amarta tersebut. ternyata setelah ditanya oleh arimbi pria berbadan besar itu adalah bima sang panenggak pandawa yang selama ini ia cari.arimbi pun segera menggunakan kesaktiannya untuk membebaskan bima dari asap tersebut,. dengan cepat asap itu disapu oleh angin besar yang dibuat oleh arimbi. Asap itu segera sirna bersama para jin yang mengeroyok bima, setelah terbebas bima pun merasa sangat beruntung telah ditolong oleh arimbi. Bima menggendong arimbi untuk dipertemukan dengan ibunya, meski wajah arimbi berwujud raseksi atau raksasa wanita namun bima tidak merasa jijik dan membawa arimbi menghadap ibunya, setelah bertemu dengan dewi kunti bima erkata kepada dewi kunti bahwa arimbi telah menolong dan menyelamatkan nyawanya,  arimbi  menangis karena merasa malu, hanya seorang raseksi telah berani jatuh cinta kepada kesatria tampan dan perkasa seperti bima.dewi kunti yang melihat ketulusan arimbi segera membaca mantram sakti peinggalan gurunya dan melakukan ritual dan membuat arimbi menjadi secantik hatinya. Bima terkejut melihat arimbi yang berubah menjadi cantik. Arimbi berterimakasih kepada dewi kunti dan dewi kunti pun menikahkan arimbi dengan bima.arimbi menangis terharu engan apa yang terjadi. Tidak menyangka akan terkabul apa yang menjadi idam-idamannya.

Tak lama kemudian begawan kresnadipayana atau begawan abiyasa kakek dari pandawa tersebut datang dan memberi tau bahwa pandawa harus bersatu untuk mewujudkan hutan amarta ini mnejadi kerajaan. Para pandawa pun segera kembali maju ke tengah hutan amarta di tengah hutan sudah menunggu kelima raja jin terkuat yang menguasai hutan amarta  untuk menghadapi kelima pandawa setelah berhadapan sang raja jin yudistira berbicara dengan puntadewa, dan mencoba seberapa bersih hati puntadewa, ternyata setelah dilihat dengan mata batin hati puntadewa bersih dan suci , maka jin yudistira yang sudah mengetahui sebelumnya bahwa kerajaan amarta yang ditutupi oleh hutan akan segera diketahui oleh manusia segera menitipkan singgasana kerajaan kepada puntadewa, jin yudistira pun menyatu dengan tubuh puntadewa , begitu juga dengan keempat saudaranya jin dandunwacana menyatu dengan bima, jin suparta menyatu dengan arjuna, jin nakula dan sadewa menyatu dengan pinten dan tangsen. Dengan begitu menjadi pertanda bahwa mereka memberikan kerajaan mereka kepada pandawa. Kerajaan berbahan emas dan permat pun muncul dari hutan amarta beserta setiap bangunan dan hiasan yang indah, pendopo agung yang megah dan indahnya melebihi negara hastina tiba-tiba muncul dari hutan amarta.kunti dan pandawa serta begawan abiyasa berkumpul di kerajaan baru yang berhasil dimunculkan oleh para pandawa. Kerajaan itu sangat megah dengan emas, berlian dan berbagai permata menghiasi setiap sudutnya, berlantaikan permadani yang bertabur batu intan berwarna warni dengan singgasana emas dengan hiasan permata.  Para pandawa bersyukur atas anugerah yang diberikan oleh para dewa,. Karena kemegahan kerajaan itu menyerupai kerajaan dewa indra di khayangan maka kerajaan itu diberi nama indraprasta dan amarta.

 oleh : Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

0 komentar:

Posting Komentar