Babat
Alas Wanamarta
Di
tengah hutan yang lebat di negara hastina, para pandawa yang bersembunyi dan
sengaja mengasingkan diri setelah diselamatkan oleh sang dewa penguasa bumi,
batara antaboga dalam tragedi di bale gala-gala yang sengaja dibakar oleh para
kurawa. Pandawa dan dewi kunti sengaja tidak muncul untuk merenung dan
mengevaluasi diri, bima yang terusik hatinya dan masih tidak terima atas apa
yang dilakukan oleh saudara tuanya para kurawa kepadanya. Bima merenung,
semakin dia mengingat semakin panas hatinya. Namun salah satu dari ponokawan
atau abdi setia para pandawa yaitu semar yang sebenarnya adalah jelmaan dari
dewa ismaya mendekatinya dan mengingatkan bima akan kebenaran sejati yang akan
selalu menang. Semar berbicara empat mata dengan bima tentang keadaan negara hastina
pura yang sebenarnya, bagaimana para kurawa dan patih sangkuni yang selalu
mencari cara untuk menyingkirkan pandawa.
Dalam
percakapan itu bima menjadi tau bagaimana sifat kurawa yang selalu mendapat
bisikan dari sang paman patih harya suman atau patih sangkuni. Dan bima
memutuskan untuk tidak kembali ke negara hastina pura yang penuh dengan
kekacauan dan ingin hidup damai dengan saudaranya di tempat lain dan membiarkan
kabar tentang kematian mereka begitu saja. Namun sang pamong sejati yaitu semar
memberikan nasehat tentang hal terburuk yang akan terjadi jika para pandawa
tidak muncul kembali ke negara hastina, dengan tidak munculnya para pandawa ke
negara hastina maka kejahatan akan semakin meraja lela. Para kurawa akan
berkuasa dan menggunakan kekuasaan nya di negara hastina dengan semena-mena dan
masyarakat kecil akan semakin menderita dengan ketidak munculannya para
pandawa. Keseimbangan dunia akan terusik dan terganggu jika keserakahan para
kurawa tidak dihentikan dengan kebenaran para pandawa. Bima pun kembali
merenung dan meminta pendapat dari sang ismaya dan ibunya dewi kunti tentang
apa yang harusnya dilakukan. Semar pun memberi saran untuk kembali kenegara
hastina dan menunjukan bahwa kebenaran akan tetap ada dan akan selalu menang
dari kebathilan. Setelah mendapatkan persetujuan dari ibunya bima segera
berangkat menuju ke hastina.
Di
sisi lain di negara hastina pura yang megah nan agung sedang dalam acara
pertemuan. para punggawa kerajaan
seperti biasa meghadap sang raja besar negara hastina pura. Namun dalam
pertemuan itu sang raja prabu destarastra masih merasa sedih akan berita
kematian para pandawa. Sedangkan patih sangkuni sudah merasa lega dan kegiragan
dengan dinobatkannya prabu duryudana yaitu putra prabu detarastra sekaligus
keponakan dari sangkuni itu sebagai
pangeran mahkota setelah kabar meninggalnya para pandawa. Sang resi bhisma yang
sudah tidak kuat menahan emosi akan kekacauan yang terjadi di negara hastina
pura itu pun segera mengawali pembicaraan dengan menyalahkan keputusan yang
telah dilakukan oleh detarastra. Dimana keputusan itu adalah menobatkan
duryudana sebagai pangeran mahkota karena sang resi bhisma mengetahui bahwa
para pandawa tidak akan mati semudah itu hanya dalam kebakaran di bale. Dan
bhisma juga mengatakan bahwa kebakaran itu sebenarnya bukan sebuah kecelakaan
namun sengaja dibuat dan direncanakan oleh patih sangkuni. Dan bhisma pun
memberi tahu bahwa tidak lama lagi para pandawa akan datang kembali ke negara
hastina pura. Mendengar ucapan bhisma para punggawa kerajaan pun terdiam dalam
sekejap tidak ada yang berani berkata-kata. sang raja pun marah dan bertanya
kepada patih sangkuni apakah benar dia yang sengaja merencanakan hal itu, serta
apakah berita tentang kematian pandawa adalah palsu.. Sangkuni pun dengan licik
bersilat lidah dan memberikan alasannya bahwa tidak ada yang direncanakan dan
berita kematian pandawa adalah benar dengan ditemukannya lima mayat laki-laki
dan satu perempuan adalah dewi kunti dan pandawa,. Resi bhisma pun membentak
sangkuni dan memberikan jawaban bahwa para pandawa selalu diikuti oleh
ponokawan berjumlah empat, jika memang mereka mati terbakar harusnya mayat yang
ditemukan tidak hanya enam namun ada sepuluh. Bhisma memberi tahu kepada
destarastra bahwa para pandawa sekarang ada ditengah hutan dan tidak lama lagi
akan datang ke hastina pura.. setelah itu, sebelum pertiakian para bangsawan
itu selesai tiba tiba ada angin besar berbau wangi. Angin itulah yang menjadi
pertanda akan kehadiran bima . bima pun datang di pendopo agung negara hastina.
Para punggawa melongo melihat kedatangan bima. Patih sangkuni tidak bisa
berkutik dan gelisah, para kurawa ketakutan dan resi bhisma pun tersenyum lebar
dan merasa lega melihat cucunya datang.
Sang
prabu destarastra yang tidak bisa melihat pun bisa merasakan angin yang berbau
wangi, maka prabu destarastra bertanya siapa yang datang dengan angin segar
berbau wangi ini.bhisma pu dengan latang menjawab bahwa yang datang adalah
bima, dengan spontan sang destarastra pun menangis dan menyuruh bima maju untuk
dipeluknya. Detarastra bertanya dimana saudara bima dan kunti, bima pun
menjelaskan bahwa saudara dan ibunya berada dihutan. Destarastra menyesal dan
akan mencabut apa yang menjadi keputusannya mengangkat duryudana sebagai
pangeran mahkota dan akan segera mengangkat bima dan saudaranya sebagai penerus
negara hastina. Bima menjawab dengan tegas bahwa kedatangannya tidak ingin
meminta jabatan ataupun kedudukan. Kedatangannya hanya ingin mengabarkan bahwa
mereka masih hidup dan selamat dalam kebakaran itu. Mendengar itu raja
destarastra semakin sedih, dan meminta pendapat para penasehat.
Resi
bhisma dengan keras berkata dengan sangkuni, “ lihatlah sangkuni, pandawa yang
kau kabarka mati sudah datang. Sekarang kamu mau bilang apa lagi” sangkuni pun
kebingungan dengan apa yang ditanyakan bhisma. Setelah itu sang raja memutuskan
untuk memberikan para pandawa separuh dari negara hastina yang masih berwujud
hutan lebat. Destarastra pun menyuruh para pandawa untuk mendirikan negara baru
disana dan menyuruh mereka menjadi raja agar pembagian negara menjadi adil
dan agar destarastra tidak merasa
bersalah dengan keputusannya mengangkat duryudana menjadi penerus hastina.
Bima
pun menolak untuk menerimanya namun setelah dipaksa dan didukung serta
dinsehati oleh resi bhisma bima mau menerimanya dan sekaligus mohon pamit untuk
pergi ke hutan wanamarta untuk mulai membangun negara baru. Patiih sangkuni pun
merasa lega dan kegirangan karena ia mengetahui bahwa hutan itu adalah hutan
yang sangat angker, tidak ada mahluk apapun yang dapat keluar dengan selamat
setelah masuk ke hutan itu.
Bima
segera kembali ke hutan untuk menemui ibunya dan saudaraya, serta memberi tau
yang terjadi di negara hastina , dengan restu dari ibunya maka bima dan
saudaranya berangkat ke hutan amarta untuk mulai menebang pohon dan membangun
kerajaan.
Hutan
amarta adalah hutan lebat dengan daun-daun yang saling bertemu hingga tak bisa
ditembus oleh sinar matahari, akar-akar yang menjalar bagaikan ular terlihat
seperti rambut raksasa yang ganas dan siap memangsa siapapun yang datang,
duri-duri dari pepohonan siap merobek siapapun yang melewatinya dan lumpur
penghisap seolah menunggu mangsa yang terjebak didalamnya. Hutan wisamarta
seakan terlihat seperti kerajaan iblis yang siap menenggelamkan mahluk hingga
ke dasar kegelapan yang tak bisa dijangkau. Meski disiang hari pun hutan itu
terlihat gelap dan seolah tidak terdapat tanda tanda kehidupan. Dengan berani
bima menebangi pepohonan di hutan dan memindahkan batu-batu besar dan berusaha
meratakan hutan amarta agar hutan ini bisa dijadikan kerajaan yang baru dengan
pemerintahan yang baru dan bertujuan agar bisa memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat.
Tidak
diragukan lagi kekuatan bima yang setara dengan seribu gajah dapat dengan mudah
memindahkan bebatuan besar dan merobohkan pohon pohon raksasa yang ada di hutan
amarta. Semakin jauh ketengah hutan kegaduhan inipun mulai mengusik para jin
yang menguasai hutan amarta tersebut. kekacauan yang dibuat oleh bima ini mulai
mengganggu dan membuat para penghuni hutan tidak nyaman.
Beberapa
jin yang terusik oleh kekacauan yang dibuat oleh bima segera menemui bima dan
menghentikannya. Salah satu jin terkuat yaitu jin dandunwacana yang memiliki
postur tubuh tinggi besar segera datang menghampiri bima. Bima pun terkejut
melihat sosok yang kadang terlihat dan kadang tak terlihat dan kakinya tidak
menapak tanah. Bima segera menanyai sosok itu siapa dan apa tujuan menemui
bima. Jin itu memberi tahu bima bahwa ia adalah jin dandun wacana penguasa
hutan ini. Dan dandun wacana menyuruh bima untuk menghentikan kekacauan yang
dibuat oleh nya karena meski yang terlihat hanya pepohonan dan batu batu besar
yang diobrak abrik bima namun sebenarnya itu adalah rumah dan kerajaan bagi
para jin di hutan amartadan dandun wacana mengingatkan bima jika ingin berjaya
jangan merusak atau mengganggu apa yang menjadi hak milik orang lain. Bima pun
menjawab bahwa ia bertujuan untuk membangun negara baru ingin membangun harapan
baru dan mensejahterakan rakyat jelata, dan jika membangun memang harus
merombak yang sudah ada. Akhirnya pertikaian itu berakhir dengan pertempuran
antara bima dengan para pasukan dari hutan amarta, bima yang memiliki kekuatan
luar biasa dapat dengan mudah mengalahkan prajurit amarta . jin dandunwacana
yang melihat bima yang menghajar prajuritnya segera maju untuk menghadapi bima,
dari segi postur dan kekuatan antara bima dan jin dandun wacana bisa dibilang
seimbang dan pertempuran jarak dekat berlangsung lama, dari pertempuran tangan
kosong hingga pertempuran dengan menggunakan senjata gada, bima pantang
menyerah meski melihat jin dandunwacana yang selalu hidup kembali setelah
dihantam dengan gada andalan bima, namun jin dandun wacana sudah tidak mau
bermain-main dan segera menyerang bima dengan menggunakan aji jala sutra tampar
kencana atau jaring sutra dengan tali emas, bima pun lumpuh tak berdaya setelah
terkena ajian dari jin itu, dan ji dandun wacana memerintahkan para bala
tentara jin untuk menyiksa bima dan menutupi dengan asap beracun agar tidak
terlihat oleh kasat mata. Setelah mengalahkan bima jin dandunwacana segera
kembali kekerajaan jin di amarta dan menemui kakak tertuanya yaitu jin
yudistira yang menjadi raja jin di amarta. Disana jin dandunwacana melaporkan
kejadian yang terjadi dan yudistira pun terkejut mendengar berita itu karena
sebelumnya yudistira sudah mendapat tanda-tanda bahwa wujud hutan amarta akan
segera diketahui oleh manusia.
Disisi
lain jauh di negara pringgandani kerajaan para raksasa yang berjiwa satria
arimbi putra prabu tremboko sedang kasmaran dan tergila -gila dengan kegagahan
bima,arimba kakak dari arimbi yang sekarang menjadi raja pringgandani pun
berusaha menasehati adiknya karena selain yang membunuh ayahnya yaitu prabu
tremboko adalah prabu pandu ayah dari bima juga melihat dari segi kasta meski
berjiwa kesatria namun wujud mereka adalah raksasa maka arimba menasehati agar
bercermin dan mengoreksi diri sebelum melangkah agar tidak malu dikemudian hari.
Namun nasehat kakaknya tidak didengar oleh arimbi dan arimbi diusir oleh
kakaknya karena telah mempermalukan keluarga, arimbi pun pergi dan segera
terbang untuk mencari dimana lelaki idamannya itu. Arimba segera menyusul
arimbi untuk mengikuti mengawasi arimbi kemana ia akan pergi.
disisi
lain di hutan amarta arjuna yang diikuti oleh ponokawan, arjuna yang sedang
membantu kakaknya menebangi pohon amarta dengan menggunakan panah tiba-tiba
diserang oleh ular raksasa, harimau dan garuda yang sangat ganas dan tidak tau
dari mana munculnya. Ketiga mahluk itu menyerang arjuna dengan membabi buta
seolah tidak memberi kesempatan kepada arjuna untuk membalas. Arjuna yang
terhempas mundur segera melepas anak panah nya namun anak panah itu tidak
mempan kepada ketiga mahluk raksasa yang mengamuk tersebut. kemudian semar
mendekati arjuna dan memberi tau bahwa mahluk itu bukan binatang biasa, ketiga
mahluk itu adalah mahluk jelmaan jadi untuk mengalahkannya harus dibacakan
mantra sakti dari kitab suci, maka arjuna segera membaca mantra sakti, akhirnya
ketiga mahluk itu berubah menjadi tiga benda pusaka, tak lama kemudian muncul
seorang pendeta berwajah raksasa yang memeluk arjuna dan memberikan salam
hormat kepada arjuna, pendeta itu bernama begawan wilawuk, setelah memperkenalkan
diri pendeta itu memberikan ketiga benda pusaka itu kepada arjuna, pusaka itu
adalah watu timpuru, lisah pranawa, dan oyot bayura ketiganya sangat ampuh,
watu timpuru jika digunakan untuk menyerang bangsa jin maka akan langsung
kembali ke asalnya, dan llisah atau minya pranawa jika diusapkan pada mata maka
akan dapat melihat mahluk gaib.begawan wilawuk memberi hormat kepada semar sang
batara ismaya dan mengajak arjuna beserta ponokawan untuk pergi ke pertapannya.
Disana arjuna dinikahkan dengan putri begawan wilawuk yang cantik bernama
wilawati.wilawuk menjelaskan alasannya menyerang arjuna selain mencoba seberapa
hebat pria yang diidam-idamkan putrinya sekaligus ingin memberikan hadiah
berupa pusaka tersebut. Dan begawan wilawuk memberikan penjelasan tentang hutan
amarta, bahwasanya hutan tersebut sebenarnya adalah kerajaan megah berbahan
emas dan permata. Dan begawan wilawuk adalah salah satu dari arsitek yang ikut
membangun kerajaan tersebut.setelah dinikahkan dengan wilawati dan mendapat
pusaka serta mendapat sejarah hutan amarta arjuna segera pamit kepada begawan
wilawuk karena ia harus menolong kakaknya mewujudkan kerajaan amarta.
jauh
di hutan amarta arimbi yang tengah terbang diangkasa untuk mencari bima yang
menjadi pujaan hatinya melihat ditengah hutan amarta ada segumpalan asap tebal
yang hanya diam disana, arimbi merasa aneh ditengah hutan ada asap tebal yang
tidak bergerak namun mengumpul pada satu tempat , akhirnya arimbi turun dan
meneliti apa sebenarnya gumpalan asap itu. Sesampainya dibawah arimbi melihat
dengan mata batinnya ternyata gumpalan asap itu adalah kumpulan jin yang sedang
mengeroyok pria tak berdaya yang berbadan kekar, arimbi merasa tidak asing
dengan pria itu, arimbi mencoba berkomunikasi dengan pria yang tengah dikeroyok
setan ditengah hutan amarta tersebut. ternyata setelah ditanya oleh arimbi pria
berbadan besar itu adalah bima sang panenggak pandawa yang selama ini ia
cari.arimbi pun segera menggunakan kesaktiannya untuk membebaskan bima dari
asap tersebut,. dengan cepat asap itu disapu oleh angin besar yang dibuat oleh
arimbi. Asap itu segera sirna bersama para jin yang mengeroyok bima, setelah
terbebas bima pun merasa sangat beruntung telah ditolong oleh arimbi. Bima
menggendong arimbi untuk dipertemukan dengan ibunya, meski wajah arimbi
berwujud raseksi atau raksasa wanita namun bima tidak merasa jijik dan membawa
arimbi menghadap ibunya, setelah bertemu dengan dewi kunti bima erkata kepada
dewi kunti bahwa arimbi telah menolong dan menyelamatkan nyawanya, arimbi
menangis karena merasa malu, hanya seorang raseksi telah berani jatuh
cinta kepada kesatria tampan dan perkasa seperti bima.dewi kunti yang melihat
ketulusan arimbi segera membaca mantram sakti peinggalan gurunya dan melakukan
ritual dan membuat arimbi menjadi secantik hatinya. Bima terkejut melihat
arimbi yang berubah menjadi cantik. Arimbi berterimakasih kepada dewi kunti dan
dewi kunti pun menikahkan arimbi dengan bima.arimbi menangis terharu engan apa
yang terjadi. Tidak menyangka akan terkabul apa yang menjadi idam-idamannya.
Tak
lama kemudian begawan kresnadipayana atau begawan abiyasa kakek dari pandawa
tersebut datang dan memberi tau bahwa pandawa harus bersatu untuk mewujudkan
hutan amarta ini mnejadi kerajaan. Para pandawa pun segera kembali maju ke
tengah hutan amarta di tengah hutan sudah menunggu kelima raja jin terkuat yang
menguasai hutan amarta untuk menghadapi
kelima pandawa setelah berhadapan sang raja jin yudistira berbicara dengan
puntadewa, dan mencoba seberapa bersih hati puntadewa, ternyata setelah dilihat
dengan mata batin hati puntadewa bersih dan suci , maka jin yudistira yang
sudah mengetahui sebelumnya bahwa kerajaan amarta yang ditutupi oleh hutan akan
segera diketahui oleh manusia segera menitipkan singgasana kerajaan kepada
puntadewa, jin yudistira pun menyatu dengan tubuh puntadewa , begitu juga
dengan keempat saudaranya jin dandunwacana menyatu dengan bima, jin suparta
menyatu dengan arjuna, jin nakula dan sadewa menyatu dengan pinten dan tangsen.
Dengan begitu menjadi pertanda bahwa mereka memberikan kerajaan mereka kepada
pandawa. Kerajaan berbahan emas dan permat pun muncul dari hutan amarta beserta
setiap bangunan dan hiasan yang indah, pendopo agung yang megah dan indahnya
melebihi negara hastina tiba-tiba muncul dari hutan amarta.kunti dan pandawa
serta begawan abiyasa berkumpul di kerajaan baru yang berhasil dimunculkan oleh
para pandawa. Kerajaan itu sangat megah dengan emas, berlian dan berbagai
permata menghiasi setiap sudutnya, berlantaikan permadani yang bertabur batu intan
berwarna warni dengan singgasana emas dengan hiasan permata. Para pandawa bersyukur atas anugerah yang
diberikan oleh para dewa,. Karena kemegahan kerajaan itu menyerupai kerajaan
dewa indra di khayangan maka kerajaan itu diberi nama indraprasta dan amarta.
oleh : Riyadi Setyawan S.Sn
0 komentar:
Posting Komentar