Senin, 26 September 2022

Bima Bumbu / Prabu Baka

 


 

Bima bumbu

Para pandawa dan dewi kunti yang telah diselamatkan oleh batara antaboga sang dewa penguasa bumi dari kebakaran di bale gala-gala itu sudah kembali kedaratan,mereka melanjutkan perjalanan dan beristirahat di hutan yang berada dekat dengan negara ekacakra. Negara ekacakra adalah negara yang dikuasai oleh prabu baka sang pemangsa manusia, ia selalu memakan rakyatnya, setiap hari rakyatnya harus memberikan wakil untuk dimakan prabu baka. Rakyat di negara ekacakra sudah hampir habis karena setiap hari dimangsa oleh raja mereka sendiri.  Suatu hari sang bima yang tengah kelaparan sedang mencari makanan untuk dirinya dan saudaranya yang sedang menunggu di hutan, bima mendekati daerah ekacakra tersebut untuk mencari makanan, di pinggur desa di dekat hutan tanpa disangka bima menemukan satu gerobak berisi makanan dan buah buahan yang siap untuk dimakan, bima yang sudah berhari hari pun melihat makanan sebanyak itu nafsu makannya langsung bangkit dan dengan cepat bima menghabiskan makanan didalam gerobak tersebut, tak lama kemudian ada seorang nenek datang dan marah besar kepada bima yang telah menghabiskan makanan yang telah susah susah ia siapkan, nenek itu bernama nyai ruminto, ia marah besar kepada bima karena makanan yang berada di gerobak tersebut akan dibawa ke ekacakra sebagai pelengkap makanan prabu baka yang akan memakan keluarganya, bima yang mendengar hal itu segera memohon maaf atas apa yang telah ia lakukan,  bima bersedia menggantikan keluarga nyai ruminto yang akan dimakan oleh prabu baka, bima segera  menjemput ibunya dewi kunti dan para pandawa, setelah mengetahui dewi kunti adalh istri dari prabu pandu raja negara hastina, maka nyai ruminto segera memohon maaf atas apa yang dilakukan kepada bima, dan  dirumah nyai ruminto para pandawa bermalam dan setelah mendengar penjelasan nyai ruminto tentang kebiasaan prabu baka yang suka memakan manusia dan esuk hari adalah giliran keluarga nyai ruminto yang harus menjadi wakil untuk dimakan maka dewi kunti memerintahkan bima untuk memberikan pencerahan bagi masalah yang sedang dihadapi oleh keluarga nyai ruminto, bima menyanggupi hal itu karena bima merasa berhutang saat ia kelaparan ia memakan semua makanan yang disiapkan nyai ruminto, bima sanggup menjadi wakil keluarga nyai ruminto, esuk hari pun telah tiba bima bersama nyai  ruminto berangkat ke negara ekacakra untuk menghadap prabu baka,

di tengah jalan ternyta ada seorang putri raseksi atau raksasa perempuan yang tengah terbang, ia bukan sembarang raksasa namun ia masih trah kesatria meski berwujud raksasa namun satu keluarga memiliki sifat kesatria dan tidak seperti raksasa pada umumnya, ia adalah arimbi putri prabu kala tremboko dari kerajaan pringgandani, ia tertarik dengan bima yang bertubuh kekar dan dengan postur tinggi besar serta telihat gagah, arimbi sudah lama mengamati bima dan tertarik kepada bima sejak bima berada dihutan ekacakra, setelah mengetahui niat bima untuk menjadi wakil di negara ekacakra arimbi pun mengikuti dan memantau bima dari kejauhan, karena arimbi tertarik dengan bima arimbi ingin membuktikan apakah bima benar-benar satria sejati yang gagah berani dan benar-benar sakti sesuai dengan wujudnya yang gagah.   Arimbi mengikutinya dengan cara terbang , jika sudah terlalu dekat arimbi agak menjauh dan jika terlalu jauh arimbi mendekat, .perjalanan bima sudah sampai di negara ekacakra, disana ia bertemu dengan prabu baka, prabu baka menagih kepada keluarga nyai ruminto siapa yang akan dimakan menjadi mangsa lebih dahulu, maka bima mengajukan diri bima lah yang lebih dulu bersedia untuk dimakan. Prabu baka sangat senang dan tertawa terbahak-bahak setelah melihat bima yang bertubuh besar dan kekar, prabu baka belum pernah memakan manusia dengan ukuran sebesar itu, ia berfikir setelah makan ia akan kenyang dalam waktu yang lama, bima yang menjadi wakil keluarga nyai ruminto pun menantang prabu baka, jika prabu baka berhasil memakannya maka bima menjamin bahwa prabu baka akan kenyang selamanya, namun sebaliknya jika prabu baka tidak bisa memangsa bima maka prabu baka harus mati ditangan bima, setelah itu mereka berdua bertempur bertarung habis habisan, bima dengan kekuatannya yang setara dengan seribu gajah dapat lebih unggul dengan prabu baka, prabu baka pun dengan kekuatannya berusaha untuk menjatuhkan bima, dengan taring, kuku dan tubuhnya yang besar, dengan hantaman tangan, tendangan, hantaman tubuh , cakar hingga menggigit, namun bima yang menjadi saudara tunggal bayu yang terkuat tidak mudah untuk dirobohkan, bima dengan cepat menghempaskan prabu baka dan membuatnya kuwalahan, dengan senjata andalan bima yaitu kuku pancanaka bima menusuk perut prabu baka dan membuat organ dalamnya keluar, sehingga prabu baka mati seketika,

arimbi yang melihat kehebatan bima dari kejauhan semakin lama semakin tertarik dan jatuh cinta dengan bima, arimbi berfikir di zaman yang sudah rusak seperti ini masih ada seorang kesatria yang gagah dan memiliki keberanian lebih serta bertanggungjawab yang dibuktikan dengan  kesediaanya menggantikan keluarga seorang yang akan dimangsa oleh prabu baka raja di negara ekacakra itu, pengalaman arimbi melihat bagaimana bima dengan gagah berani bertarung melawan prabu baka tanpa rasa takut ini menjadi awal cerita yang panjang, sejak saat itu arimbi terus terbayang wajah bima sang panenggak pandawa dan siang malam selalu memuji-muji bima meski sedang saat berada di kerajaan pringgandani, hal ini diketahui hingga diketahui oleh kakaknya prabu arimba raja negara pringgandani dan kakaknya pun melarang arimbi meneruskan rasa cintanya itu, karena leluhur bima dan leluhur pringgandani pernah saling bermusuhan hingga mengakibatkan gugurnya prabu kala tremboko raja pringgandani . ia adalah ayah arimbi dan prabu arimba yang sekarang menguasai negara pringgandani. Namun arimbi tetap tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Dengan diam-diam ia tetap memuja-muja bima di dalam hatinya. Dan dalam kisah selanjutnya arimbilah yang akan menjadi penyelamat bima dan menjadi istri bima serta melahirkan kesatria yang tangguh dan gagah perkasa, sakti tanpa tanding.

Disisi lain bima yang berhasil mengalahkan prabu baka dan menyelamatkan penduduk ekacakra dari cengkeraman raja yang gemar memangsa manusia itu. Penduduk ekacakra pun merasa berhutang budi dan berhutang nyawa dengan bima dan para pandawa , hingga mereka mengucapkan janji kepada para pandawa bahwa besuk jika sudah tiba perang besar yang suci yaitu perang antara kebenaran dan kebathilan, perang antara para pandawa dan kurawa, yang lebih populer dikenal dengan perang besar bharata yuda, disana para rakyat di ekacakra bersedia mengerahkan jiwa raga untuk membantu para pandawa menegakkan kebenaran di dalam perang besar itu. Rakyat ekacakra mengucapkan terima kasih kepada dewi kunti dan anak-anaknya para pandawa, dan para pandawa pun segera pergi untuk melanjutkan perjalanan.

Oleh : Riyadi Setyawan S.Sn

Share:

0 komentar:

Posting Komentar