Bima
bumbu
Para
pandawa dan dewi kunti yang telah diselamatkan oleh batara antaboga sang dewa
penguasa bumi dari kebakaran di bale gala-gala itu sudah kembali
kedaratan,mereka melanjutkan perjalanan dan beristirahat di hutan yang berada
dekat dengan negara ekacakra. Negara ekacakra adalah negara yang dikuasai oleh
prabu baka sang pemangsa manusia, ia selalu memakan rakyatnya, setiap hari
rakyatnya harus memberikan wakil untuk dimakan prabu baka. Rakyat di negara
ekacakra sudah hampir habis karena setiap hari dimangsa oleh raja mereka
sendiri. Suatu hari sang bima yang
tengah kelaparan sedang mencari makanan untuk dirinya dan saudaranya yang
sedang menunggu di hutan, bima mendekati daerah ekacakra tersebut untuk mencari
makanan, di pinggur desa di dekat hutan tanpa disangka bima menemukan satu
gerobak berisi makanan dan buah buahan yang siap untuk dimakan, bima yang sudah
berhari hari pun melihat makanan sebanyak itu nafsu makannya langsung bangkit
dan dengan cepat bima menghabiskan makanan didalam gerobak tersebut, tak lama
kemudian ada seorang nenek datang dan marah besar kepada bima yang telah
menghabiskan makanan yang telah susah susah ia siapkan, nenek itu bernama nyai
ruminto, ia marah besar kepada bima karena makanan yang berada di gerobak tersebut
akan dibawa ke ekacakra sebagai pelengkap makanan prabu baka yang akan memakan
keluarganya, bima yang mendengar hal itu segera memohon maaf atas apa yang
telah ia lakukan, bima bersedia
menggantikan keluarga nyai ruminto yang akan dimakan oleh prabu baka, bima
segera menjemput ibunya dewi kunti dan
para pandawa, setelah mengetahui dewi kunti adalh istri dari prabu pandu raja
negara hastina, maka nyai ruminto segera memohon maaf atas apa yang dilakukan
kepada bima, dan dirumah nyai ruminto
para pandawa bermalam dan setelah mendengar penjelasan nyai ruminto tentang
kebiasaan prabu baka yang suka memakan manusia dan esuk hari adalah giliran
keluarga nyai ruminto yang harus menjadi wakil untuk dimakan maka dewi kunti
memerintahkan bima untuk memberikan pencerahan bagi masalah yang sedang
dihadapi oleh keluarga nyai ruminto, bima menyanggupi hal itu karena bima
merasa berhutang saat ia kelaparan ia memakan semua makanan yang disiapkan nyai
ruminto, bima sanggup menjadi wakil keluarga nyai ruminto, esuk hari pun telah
tiba bima bersama nyai ruminto berangkat
ke negara ekacakra untuk menghadap prabu baka,
di
tengah jalan ternyta ada seorang putri raseksi atau raksasa perempuan yang
tengah terbang, ia bukan sembarang raksasa namun ia masih trah kesatria meski
berwujud raksasa namun satu keluarga memiliki sifat kesatria dan tidak seperti
raksasa pada umumnya, ia adalah arimbi putri prabu kala tremboko dari kerajaan
pringgandani, ia tertarik dengan bima yang bertubuh kekar dan dengan postur
tinggi besar serta telihat gagah, arimbi sudah lama mengamati bima dan tertarik
kepada bima sejak bima berada dihutan ekacakra, setelah mengetahui niat bima
untuk menjadi wakil di negara ekacakra arimbi pun mengikuti dan memantau bima
dari kejauhan,
karena arimbi tertarik dengan bima arimbi ingin membuktikan apakah bima
benar-benar satria sejati yang gagah berani dan benar-benar sakti sesuai dengan
wujudnya yang gagah. Arimbi mengikutinya dengan cara terbang , jika
sudah terlalu dekat arimbi agak menjauh dan jika terlalu jauh arimbi mendekat,
.perjalanan bima sudah sampai di negara ekacakra, disana ia bertemu dengan
prabu baka, prabu baka menagih kepada keluarga nyai ruminto siapa yang akan
dimakan menjadi mangsa lebih dahulu, maka bima mengajukan diri bima lah yang
lebih dulu bersedia untuk dimakan. Prabu baka sangat senang dan tertawa
terbahak-bahak setelah melihat bima yang bertubuh besar dan kekar, prabu baka
belum pernah memakan manusia dengan ukuran sebesar itu, ia berfikir setelah
makan ia akan kenyang dalam waktu yang lama, bima yang menjadi wakil keluarga
nyai ruminto pun menantang prabu baka, jika prabu baka berhasil memakannya maka
bima menjamin bahwa prabu baka akan kenyang selamanya, namun sebaliknya jika
prabu baka tidak bisa memangsa bima maka prabu baka harus mati ditangan bima,
setelah itu mereka berdua bertempur bertarung habis habisan, bima dengan
kekuatannya yang setara dengan seribu gajah dapat lebih unggul dengan prabu
baka, prabu baka pun dengan kekuatannya berusaha untuk menjatuhkan bima, dengan
taring, kuku dan tubuhnya yang besar, dengan hantaman tangan, tendangan,
hantaman tubuh , cakar hingga menggigit, namun bima yang menjadi saudara
tunggal bayu yang terkuat tidak mudah untuk dirobohkan, bima dengan cepat
menghempaskan prabu baka dan membuatnya kuwalahan, dengan senjata andalan bima
yaitu kuku pancanaka bima menusuk perut prabu baka dan membuat organ dalamnya
keluar, sehingga prabu baka mati seketika,
arimbi
yang melihat kehebatan bima dari kejauhan semakin lama semakin tertarik dan
jatuh cinta dengan bima, arimbi berfikir di zaman yang sudah rusak seperti ini
masih ada seorang kesatria yang gagah dan memiliki keberanian lebih serta
bertanggungjawab yang dibuktikan dengan kesediaanya
menggantikan keluarga seorang yang akan dimangsa oleh prabu baka raja di negara
ekacakra itu, pengalaman arimbi melihat bagaimana bima dengan gagah berani
bertarung melawan prabu baka tanpa rasa takut ini menjadi awal cerita yang
panjang, sejak saat itu arimbi terus terbayang wajah bima sang panenggak
pandawa dan siang malam selalu memuji-muji bima meski sedang saat berada di
kerajaan pringgandani, hal ini diketahui hingga diketahui oleh kakaknya prabu
arimba raja negara pringgandani dan kakaknya pun melarang arimbi meneruskan
rasa cintanya itu, karena leluhur bima dan leluhur pringgandani pernah saling
bermusuhan hingga mengakibatkan gugurnya prabu kala tremboko raja pringgandani
. ia adalah ayah arimbi dan prabu arimba yang sekarang menguasai negara
pringgandani. Namun arimbi tetap tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Dengan
diam-diam ia tetap memuja-muja bima di dalam hatinya. Dan dalam kisah
selanjutnya arimbilah yang akan menjadi penyelamat bima dan menjadi istri bima
serta melahirkan kesatria yang tangguh dan gagah perkasa, sakti tanpa tanding.
Disisi
lain bima yang berhasil mengalahkan prabu baka dan menyelamatkan penduduk
ekacakra dari cengkeraman raja yang gemar memangsa manusia itu. Penduduk
ekacakra pun merasa berhutang budi dan berhutang nyawa dengan bima dan para
pandawa , hingga mereka mengucapkan janji kepada para pandawa bahwa besuk jika
sudah tiba perang besar yang suci yaitu perang antara kebenaran dan kebathilan,
perang antara para pandawa dan kurawa, yang lebih populer dikenal dengan perang
besar bharata yuda, disana para rakyat di ekacakra bersedia mengerahkan jiwa
raga untuk membantu para pandawa menegakkan kebenaran di dalam perang besar
itu. Rakyat ekacakra mengucapkan terima kasih kepada dewi kunti dan
anak-anaknya para pandawa, dan para pandawa pun segera pergi untuk melanjutkan
perjalanan.
Oleh : Riyadi Setyawan S.Sn
0 komentar:
Posting Komentar