Senin, 12 September 2022

Dalang Kandha Buwana dan Tradisi Ruwatan

Dalang kandabuwana adalah penyamaran dewa wisnu untuk menyelamatkan manusia di bumi dari ancaman batara kala yang diwenangkan memangsa manusia sukerta, hebatnya lakon/cerita seperti ini hanya ada di jawa(tidak ada di versi india), dan hebatnya lagi dalam lakon ini bukan hanya pertunjukan seni biasa melainkan sebuah ritual atau doa yang dibingkai dalam sebuah seni pertunjukan wayang kulit,

Biasanya tokoh yang dipakai untuk dalang kanda buwana adalah janaka lawasan/wayang janaka yang sudah tua umurnya,
Sampai saat ini di Jawa tradisi tersebut masih ada, Ritual yang dinamakan Ruwatan Sukerta yang biasanya digelar dalam upacara-upacara adat misal untuk menghilangkan sial seseorang yang termasuk dalam kategori sukerta, atau bisa jadi menjadi sarana untuk membersihkan tempat atau pabrik atau pekarangan atau bahkan rumah dari gangguan energi negatif.

Dalam cerita, Dalang kanda buwana dalam menjalankan misinya biasanya ditemani oleh panjak murub yaitu seorang pengrawit/musisi gamelan/pengendang yang merupakan penyamaran dari Batara Narada yang biasana berwujud tokoh wayang semar yang sudah tua/lawasan. selain itu juga diotemani oleh penggender sruni atau penggender marikangen, yang merupakan penyamaran dari Batara brahma, yang biasanya menggunakan tokoh wayang putri biasanya yang dipakai adalah tokoh subadra/sembadra lawasan.

Selain itu Gending atau iringan yang paling sering dipakai atau iringan baku dalam acara ruwatan adalah Ladrang Eling-eling laras slendro patet manyura. biasanya gendhing ini digunakan saat sang dalang membacakan mantra atau sedang menjalankan ritual khusus yang dipercaya menjadi sarana ruwat atau doa.

Dalam pertunjukan wayang kulit itu sendiri biasanya selalu mengandung doa2 dan terdapat pesan moral yang membuat para penikmatnya mendapatkan energi baru untuk hidup, ibarat sakit pun bisa sembuh setelah terhibur oleh pertunjukan yang menyegarkan hati dan pikiran.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar