Wayang
kulit adalah sebuah karya seni warisan leluhur jawa yang berbentuk boneka yang
terbuat dari kulit kerbau atau sapi yang dikeringkan dan diukir/ditatah dan
disungging/diberi warna sedemikian rupa dengan disangga dan digerakkan
menggunakan gapit/penyangga berbahan kayu atau tanduk binatang tersebut
sehingga terbentuk berbagai tokoh atau karakter sesuai yang diinginkan.
wayang sendiri berasal dari kata "wewayangan" yang berarti bayangan, hal ini sesuai dengan wujudnya dimana kulit yang di tatah/dipahat dan berada di depan layar yang disinari oleh lampu baik lampu listrik atau lampu api wayang tersebut akan memantulkan bayangan yang menarik dan indah dari balik layar.
boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional di jawa dan biasanya dimainkan oleh seorang dalang, kurang lebih seperti itulah deskripsi wayang kulit menurut kamus besar bahasa indoesia.
Wayang
kulit merupakan seni yang paling komplek dimana semua bidang seni yaitu seni
rupa, seni lukis, seni musik, seni drama, seni suara, seni ukir, seni tari berkumpul
menjadi satu dan dibingkai dalam satu pertunjukan wayang kulit. Tak heran jika
wayang kulit ini digunakan oleh para wali termasuk sunan kalijaga sebagai media
penyebaran agama islam khususnya di jawa.
Menurut sumber dari kitab
atau serat arjuna wiwaha Wayang kulit sendiri sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu, hal ini terbukti dengan ditemukannya prasasti di abad 11 pada zaman pemerintahan Erlangga
yang menyebutkan:
“ꦲꦤꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦤ꧀ꦫꦶꦁꦒꦶꦠ꧀ꦩꦤꦔꦶꦱ꧀ꦄꦱꦼꦏꦼꦭ꧀ꦩꦸꦢꦲꦶꦢꦼꦥꦤ꧀꧈ ꦲꦸꦮꦸꦱ꧀ꦮꦿꦸꦃꦠꦺꦴꦮꦶꦤ꧀ꦗꦤ꧀ꦮꦭꦸꦭꦁꦆꦤꦸꦏꦶꦂꦩꦺꦴꦭꦃꦄꦔꦸꦕꦥ꧀”
“Hanonton ringgit manangis asekel muda
hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap”
yang artinya:
“Ada
orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya. Walaupun
sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang dipahat
berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara”
Petikan di atas adalah bait 59 dalam Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa
(1030). Karya sastra tersebut adalah salah satu sumber tertulis tertua dan
autentik tentang pertunjukan wayang kulit yang mulai dikenal di Jawa,
yaitu pada masa pemerintahan Dharmawangsa Airlangga di Kerajaan Kediri.
Meski sudah berumur
ribuan tahun namun kesenian wayang kulit ini jusru semakin berkembang dan UNESCO pun bahkan
telah menetapkan pertunjukan wayang kulit sebagai Masterpiece
of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang
mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga
sejak 7 November 2003.
Namun seiring
perkembangan zaman yang semua serba digital ini banyak para generasi milenial
yang sudah tidak perduli dengan kekayaan warisan leluhur yang luar biasa ini.,
tak hanya alur cerita, bahkan banyak para generasi muda yang tidak paham dengan
bahasa wayang kulit. Banyak anak muda yang memandang sebelah mata pertunjukan
wayang kulit, dan menganggapnya kuno, Padahal dalam pertunjukan wayang kulit
banyak sekali mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran dan memuat
ajaran kebaikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah
yang mendorong penulis untuk membuat tulisan tentang informasi terkait wayang
klit dan cerita wayang kulit versi jawa dengan bahasa indonesia dengan harapan
dapat mengenalkan cerita dalam seni wayang kulit warisan para leluhur dan para
generasi muda dapat memahami cerita wayang dan menangkap pesan moral yang ada
didalamnya sehingga akan muncul rasa
cinta terhadap budaya lokal , dan muncul rasa cinta tanah air.
0 komentar:
Posting Komentar